"Pernikahan dalam Islam dan dalam sistem sekuler hari ini tak bisa disamakan. Jika kamu berpikir takut menikah, itu karena sistem hari ini mempertontonkan konsep pernikahan ala sekuler-kapitalisme yang gagal. Karena di dalam Islam kezaliman dan kekerasan termasuk KDRT oleh suami kepada istrinya sangat diharamkan."
Oleh. Yana Sofia
(Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.com-"Tidak selamanya pernikahan itu indah!" Mungkin ungkapan ini tepat untuk menggambarkan pasangan Leslar yang pernikahannya dinodai KDRT baru-baru ini. Sampai-sampai ada peristiwa banting-membanting, Guys. Jadi ngeri 'kan? Hingga netizen pun berkomentar, "Itu pernikahan atau ring tinju, sih?"
Sejumlah media blak-blakan mengekspos berita tanpa filter, menjadi konsumsi publik segala umur. Imbasnya, tak sedikit yang mengaku parno dan jadi takut menikah. Karena siapa pun enggak mau jadi korban KDRT yang menakutkan. Nauzubillahi mindzalik! Jangan sampai, ya, ibadah sakral jadi disalahartikan.
Lantas, bagaimana caranya membangun mahligai pernikahan yang sakinah dan mawadah? Apa yang harus dilakukan untuk menghindari KDRT dalam membina rumah tangga? Yuk, kita bahas di sini, Guys!
Si Biang Masalah
Khususnya muslim, pastinya tahu bahwa tujuan menikah adalah untuk ibadah kepada Allah. Namun sayangnya, tidak semua pernikahan mampu mewujudkan konsep ibadah yang sesungguhnya. Banyak yang gagal membina rumah tangga, menodai mahligai sakral tersebut dengan perselingkuhan, bahkan KDRT.
Dikutip dari metrotv.news.com (4/10/2022). Menurut KemenPPPA, hingga Oktober 2022 sudah ada 18.261 kasus KDRT tersebar di seluruh Indonesia, 79,5% yakni 16.745 dari korban adalah perempuan. Itu yang terdata ya, Guys. Yang tidak dilaporkan mungkin lebih banyak lagi.
Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) RI, kasus KDRT yang paling tinggi terjadi karena faktor ekonomi. Bentuk dan jenis KDRT itu berupa kekerasan fisik seperti memukul, menendang, menampar, bahkan mencekik.
Lalu, Guys, KDRT juga ada yang berupa kekerasan psikis. Seperti menghina, menakut-nakuti dengan nafkah, mengancam meninggalkan keluarga, melarang bekerja tanpa alasan, dan lainnya.
Sayangnya, pemerintah kita belum mampu menganalisis akar masalah, berikut solusinya. Karena itu, angka KDRT bukannya semakin berkurang, malah semakin tinggi. Hal ini imbas sekularisme yang bercokol dalam kehidupan, sehingga landasan berumah tangga pun jauh dari tuntunan agama.
Jadi, kalau pun pemerintah memberi sanksi kepada pelaku KDRT, tetap saja tak bisa menghentikan laju kekerasan yang merugikan perempuan dan anak ini. Karena masalah hanya diselesaikan di permukaan, tapi tidak sampai ke akar. Yakni dengan mencabut ide pemisahan agama dari kehidupan ini sampai ke dasar.
Sakinah dan Mawadah
Islam adalah agama kasih sayang, menjunjung tinggi hak dan kehormatan seluruh umat manusia. Sehingga konsep menikah pun tidak lepas dari misi melahirkan generasi yang mengemban amanah sebagai manusia terbaik di muka bumi. Sebagaimana firman Allah Swt.,
"Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah…" (TQS. Ali Imran: 110)
Predikat makruf ini, Guys, berlaku dalam seluruh aspek kehidupan. Baik dalam membangun rumah tangga, bermasyarakat, bahkan dalam bernegara. Kita wajib menjadikan Islam sebagai satu-satunya aturan dalam kehidupan kita.
Karenanya, dalam pernikahan pun Islam memerintahkan kita untuk saling berbuat makruf. Tidak boleh memukul, menghina, merendahkan siapa pun baik laki-laki ataupun perempuan. Laki-laki yang diberikan Allah kelebihan berupa kekuatan fisik wajib melindungi istri dan anak-anaknya. Sebagaimana firman Allah Swt.,
"Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), …" (TQS. An-Nisa': 34)
Pernikahan yang dibangun dengan pondasi iman dan Islam inilah yang kelak mampu menciptakan kehidupan rumah tangga yang sakinah dan mawaddah, jauh dari tindakan KDRT. Sebagaimana firman Allah Swt.,
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang (mawadah warahmah). (TQS. Ar-Rum: 21)
Agar Tak Gagal
Karena itu, Guys, pernikahan dalam Islam dan dalam sistem sekuler hari ini, tak bisa disamakan. Jika kamu berpikir takut menikah, itu karena sistem hari ini mempertontonkan konsep pernikahan ala sekuler-kapitalisme yang gagal. Karena di dalam Islam kezaliman dan kekerasan termasuk KDRT oleh suami kepada istrinya diharamkan. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.,
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada istrinya.” (HR Ibnu Majah)
Konsep-konsep terkait perlindungan hak-hak perempuan ini, Guys, dijamin dan dilindungi oleh negara. Jadi, jika ada suami memukul istri bukan karena istri bermaksiat dan dilakukan dengan cara tidak manusiawi (membanting dan mencekik), maka suami akan dikenai sanksi tegas.
Karena menikah adalah ibadah terpanjang. Maka, setiap pasangan wajib memahami perannya, hak, dan kewajiban masing-masing. Sebelum menikah, para jomlo neh, wajib membetulkan niat menikah, mempelajari tata cara komunikasi efektif, memahami tanggung jawab nafkah, serta solusi jika salah satu pasangan melanggar hak dan kewajibannya.
Tentu saja, tugas ini tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa ada jaminan oleh negara. Negara wajib menciptakan kehidupan sosial yang islami, memasukkan fikih Islam dalam kurikulum pendidikan resmi, sehingga Islam bisa dipelajari oleh masyarakat secara luas. Selain itu, negara juga wajib mengontrol pergerakan media yang menyiarkan berita atau konten-konten yang memicu perselingkuhan, KDRT, dan lainnya. Pemberian sanksi baru dijatuhkan setelah menyempurnakan upaya preventif.
Khatimah
Jadi, begitulah, Guys! Rumah tangga bahagia hanya bisa diraih jika Islam jadi fondasinya. Hanya saja, fondasi dalam rumah tangga wajib diperkuat dengan adanya jaminan oleh negara. Negara yang bertanggung jawab menyolusi seluruh problem umat dengan Islam kaffah yang diterapkan seutuhnya. Jadi, yuk, belajar Islam lebih giat lagi! Berjuang demi menyadarkan umat agar kebangkitan pun segera kita raih. Wallahu'alam bish-shawab.[]