Isu Nonbiner: Liberalisme Bikin Kacau Kehidupan

"Sungguh kacau dan berantakannya tatanan hidup orang-orang yang menganut paham liberal, berharap hidup penuh kebahagiaan dan ketenangan, tanpa aturan, namun justru semakin menjerumuskan mereka pada kegelisahan, kering dari makna hidup, jauh dari ketenangan."

Oleh. Muthi Idris
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Guys, kalian pasti sudah dengar 'kan tentang vidio viral, mahasiswa baru di Universitas Hasanudin Makasar, yang dikeluarkan dari ruangan oleh dosen saat proses pengenalan kampus, gegara saat dosen tanya tentang status jenis kelaminnya, dia malah jawab nonbiner. Dengan penuh percaya diri, maba tersebut enggak mau mendefinisikan jenis kelaminnya, laki-laki atau perempuan. Netral aja gitu, katanya!

Mau heran tapi gimana ya, kayak udah biasa aja kegilaan satu dan kegilaan lain terjadi di sistem sekarang tuh. Di sisi lain, berhasil juga ‘mereka’ menyebarkan opini liberalisme di kalangan umat ini. Akhirnya sebagian dari kita cari tahu dong, apa itu nonbiner, eh, ternyata gak cuma itu, ada teori-teori lainnya yang bilang bahwa jenis kelamin, gender, dan orientasi seks yang ternyata katanya sih beda. Ane, sebagai muslim khawatir banget sih, pendapat-pendapat nyeleneh ini terus menyebar, diterima dan dimaklumi.

Oke, siap-siap fokus ya, ane jelasin nih!

Pertama, jenis kelamin. Jelas ya, ini mah ciri yang fisik banget. Berupa alat reproduksi, kalau cowok punya penis dan cewek punya vagina.

Kedua, gender. Menurut mereka gender ini lebih ke perilakunya, ada feminin dan maskulin.

Ketiga, orientasi seks, jelas menurut mereka orientasi seks itu enggak harus heterogen, tapi pasti ada juga homo alias suka sesama jenis, atau bahkan fetish (rangsangan seksual yang gak wajar, pada hewan atau benda-benda). Menurut mereka semua itu wajar dan harus dihargai. Gila gak tuh?

Dengan begitu identitas seksual manusia tidak hanya cowok, gendernya maskulin dan tertarik dengan cewek. Tapi, boleh jadi jenis kelaminya cowok (punya penis) tapi gendernya feminin (gemulai) dan dia tertariknya dengan cowok lagi. Atau bisa jadi jenis kelaminnya cowok, gendernya maskulin dan tertarik juga sama cowok lagi. Karena tadi, bagi mereka identitas seksual itu tidak berdiri atas satu variabel tapi ada banyak. Oh iya, dengan teorinya ini, akhirnya pantas aja kalau misalnya ada 18 jenis orientasi seks yang mereka rumuskan. Pernah denger 'kan? Gimana? puyeng? sekaligus jijik gak tuh kalau lihat teori-teori mereka?

Bagi mereka, masalah gender itu pilihan yang ditentukan oleh pengaruh sosial dan budaya, konstruksi sosial. Ada yang disebut identitas gender (cara pandang seseorang dalam melihat dirinya) dan ekspresi gender (cara dia mengekpresikan dirinya). (lakilakibaru.co.id, 26/02/2016)

Yes, orang lain enggak boleh menentukan identitas seseorang dari ciri-ciri fisiknya, kecuali si manusia itunya sendiri mau milih apa dan mendeklarasikan sendiri, mau pilih gender apa. Apakah mau sesuai dengan jenis kelaminya atau mau berlawanan atau bahkan, ya tadi, nonbiner. Ribet bener 'kan? Hancur gak tuh umat manusia di instal kebebasan berpikir dan berprilaku seperti itu?

Identitas Gender Yang Keblinger

Dalam Islam, jenis kelamin ya jenis kelamin saja tidak ada isu konstruksi sosial, karena semuanya bisa dibuktikan secara ilmiah, bahkan jika perlu dilakukan serangkaian tes fisik secara medis untuk menentukan organ reproduksinya, seseorang itu termasuk punya organ reproduksi cowok atau cewek.

Nih, kayak pendapat ulama yang satu ini, KH. Ahsin Sakho di web Rebuplika.co.id pada tanggal 12 Februari 2020, menyatakan bahwa mengubah jenis kelamin hukumnya adalah haram dalam Islam. Boleh (mubah) jenis kelamin jika orang yang bersangkutan memiliki kelainan medis, seperti bibir sumbing dan kelamin ganda (khuntsa musyiki) yang bermakna samar atau tidak jelas atau tidak dapat ditentukan jenis kelaminnya.

Hal itu boleh dilakukan operasi dengan memilih jenis kelamin yang dominan berdasarkan ahli medis. Penentuan jenis kelamin ini menjadi penting karena akan menentukan hak-hak lainnya seperti waris dan perwalian. Setelah diperiksa, ditetapkan dan dioperasi maka hak-hak tersebut akan mengikuti sebagaimana jenis kelamin yang bersangkutan.

Kalau pun belum di operasi bisa tetap mendapatkan haknya dalam hukum Islam sesuai dengan dominasi dari salah satu alat kelamin. Tapi jika akan maju ke jenjang pernikahan nih, alangkah lebih baiknya jika terlebih dahulu melakukan pemeriksaan medis, lalu diskusi deh, sama ulama yang memahami bidang ini.

Kalau ada cowok yang ‘kemayu’ (gemulai) tapi dia punya organ reproduksinya cowok, kemudian berfungsi untuk membuahi sel telur, ya sudah dia memang laki dan akan dihukumi sebagai cowok atau laki-laki. Perilaku ‘kemayunya’ itu terbentuk oleh faktor pola asuh atau hormonal yang tidak proporsional sebagai cowok (bisa karena terlalu banyak konsumsi junk food, atau memang qada Allah Swt.). Pun yang terjadi pada cewek tomboy juga sama faktor-faktornya.

Pesan ane nih, kalau ketemu teman yang berlagak seperti itu, please banget deh jangan di jadikan bahan bercandaan, cowok gemulai malah di bercandain untuk suka ke cowok lagi atau cewek tomboy dipanggil dengan panggilan cowok. Jangan ya, please. Tapi coba kita ajak ngobrol mereka, kasih tahu mereka bagaimana seharusnya bersikap sesuai jenis kelaminnya, bersikap sebagaimana orang beriman, menundukkan nafsu, ego bahkan bisikan setan atas kecenderungan untuk melawan takdir (transgender misalnya), dengan ketaatan kepada Allah Swt.

Allah itu Maha Benar, tidak pernah salah menciptakan apa pun yang Allah kehendaki untuk diciptakan termasuk manusia. Bahkan manusia adalah mahluk Allah yang sempurna. Saat ada kegundahan, keraguan atau ketidaknyamanan dalam berperilaku yang sesuai dengan gender, maka hal pertama adalah bersabar kemudian cobalah melakukan serangkaian tes medis, kemudian mintalah pendapat dari para ulama yang ada di sekitarmu. Bisa jadi itu adalah ujian keimanan dan kasih sayang Allah untuk hamba-Nya.

Hakikat Ketenangan

Munculnya bebagai teori nyeleneh kayak nonbiner ini adalah upaya-upaya dari kaum liberalisme, pemuja kebebasan dan kepuasan nafsu syahwat. Mereka berpendapat bahwa, naluri seks memainkan peran utama dalam sebuah aktivitas manusia, baik pikiran, mental maupun fisik. Iyuh…

Dalam pandangan Islam, naluri seksual menjadi bagian yang sangat di perhatikan, tapi bukan segala-galanya karena ia bagian dari naluri (gharizah) bukan kebutuhan hidup (hajatul u’dhowiyah). Artinya, manusia itu punya tugas besar, misi hidup yang harus ia selesaikan dan serahkan kepada Tuhannya, dan itu bukan hanya memenuhi naluri seks. Ia hanya bagian terkecil dalam kehidupan, namun semua tetap ada aturannya. Dan Allah menciptakan naluri seks itu dengan tujuan untuk lahirnya generasi, bukan untuk fantasi liar, disalurkan kepada sesama jenis dengan tujuan yang tidak bisa dibenarkan lainnya.

Islam adalah agama yang sempurna, mengatur, menata, merapikan seluruh aspek kehidupan. Sungguh kacau dan berantakannya tatanan hidup orang-orang yang menganut paham liberal, berharap hidup penuh kebahagiaan dan ketenangan, tanpa aturan, namun justru semakin menjerumuskan mereka pada kegelisahan, kering dari makna hidup, jauh dari ketenangan.

Memperoleh ketenangan itu bukan dengan hidup bebas, sebebas-bebasnya. Allah Swt. telah menurunkan caranya: “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (TQS. Ar-Ra’d ayat 28)

Guys, inget ya, pada hakikatnya Allah tetap Sang Maha Pencipta. Allah yang ciptain kita, Allah juga sebenarnya yang memberi kebahagiaan dan ketenangan hidup, masa iya mau nyari ketenangan, kebahagiaan dan keselamatan hidup malah dengan jalan maksiat. Jangan harap!

Ternyata, apa yang para dai lakukan dan apa yang mereka (kaum liberal) lakukan punya misi yang sama. Sama-sama ingin dekonstruksi nilai-nilai yang sudah umat yakini dan amalkan selama kurun waktu tertentu.

Tapi, ada bedanya…

Para dai, pengin mendekonstruksi nilai-nilai buruk yang sudah mengakar dan menggantinya dengan nilai-nilai yang luhur yaitu Islam. Sedangkan kaum liberalis dengan dekonstruksi sosialnya adalah mengubah nilai-nilai yang sudah benar (tentang identitas gender ini misalnya), mereka samarkan, kaburkan, menjadikannya semakin kacau, ribet dan merusak.

So, di sini kita sama-sama dakwah 'kan ya, melakukan pertarungan opini di tengah umat. Apakah umat akan mendukung isu nonbiner, dkk. atau mendukung Islam untuk dijadikan aturan hidup? Nah, sebagai muslim tentu kita harus siap untuk mengambil peran, jangan sampai nih, pertarungan opini ini menjadi pertarungan yang tidak imbang, sebab pihak musuh begitu gencar dan terstruktur. Sedangkan kita generasi Islam, malah berleha-leha.

Wallahu a'lam bi shawab. Semangat![]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Muthi Idris Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Joget Asyik di Bakal Masjid, Bukti Sekularisme Mendarah Daging
Next
Pengkritik Dibui: Arab Saudi Bukan Negara Islam!
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram