"PR besar bagi kawula muda saat ini adalah mencari tahu apa saja yang dihalalkan dan diharamkan oleh Allah. Mengapa? Karena, sebagai seorang muslim kita enggak boleh beramal tanpa tahu hukumnya. Bisa berbahaya."
Oleh. Choirin Fitri
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.com-Hai, Sob, sudah pada tahu 'kan kalau dari masa ke masa ada istilah khusus untuk sebutan anak-anak generasi penerus. Nah, di bawah ini ada macam-macam generasi. Yuk cek dulu kamu masuk generasi apa?!
a. Generasi baby boomers lahir tahun 1946-1964
b. Generasi X lahir tahun 1965-1976
c. Generasi Y atau sering dikenal milenial lahir tahun 1977-1994
d. Generasi Zilenial lahir tahun 1995-2012
e. Generasi Alpha yang lahir di atas tahun 2012-2025
Sudah dicek? Fix masuk generasi apa nih? Milenial, Zilenial, atau Alpha? Tiga generasi inilah yang banyak menguasai teknologi. Apalagi di masa mereka gadget alias gawai sudah ada.
Jika di awal kelahiran gawai dianggap barang mewah karena enggak banyak yang memiliki. Kini, gawai bukan lagi barang mewah. Manusia dengan berbagai usia dan pekerjaan pun sudah memilikinya. Tak heran jika dengan kelahiran gawai ini, perkembangan aplikasi media sosial pun ikut berkembang.
Jika dulu challenge atau lomba hanya ada saat acara-acara tertentu, kini hampir tiap hari ada saja challenge baru dari medsos. Jika dulu challenge hanya seputar kecerdasan, kecakapan, kreativitas, hingga olahraga, kini muncul challenge yang beragam. Entah itu yang bermanfaat atau nirmanfaat.
Sadar atau enggak tiap manusia butuh eksis. Butuh diakui orang lain kalau dia ada. Dia berprestasi. Dia memiliki kemampuan. Dia lain dari yang lain.
Nah, naluri ini memang Allah-lah yang menciptakannya, yakni Gharizah baqo' alias naluri untuk mengeksiskan diri. Naluri ini diciptakan oleh Allah agar manusia bisa hidup dan mempertahankan dirinya. Kerennya naluri ini enggak bisa memaksa kita untuk taat pada Allah. Why? Karena, naluri ini punya potensi kebaikan dan keburukan. Lalu, gimana dong?!
Akal. Ya, akal diciptakan oleh Allah sebagai alat pertimbangan. Akal bisa mempertimbangkan baik atau buruknya sesuatu tergantung asupannya. Jika asupan akal adalah syariat Allah, otomatis ia akan senantiasa memilihkan jalan ketaatan. Sebaliknya, jika asupannya adalah aturan manusia yang lemah, otomatis akal pun akan sering memilihkan jalan kemaksiatan. Sekarang tinggal bagaimana kitanya aja ya, akal kita mau dikasih asupan apa?
Sob, asupan akal ini juga berpengaruh besar lho pada cara kita mengeksiskan diri. Apalagi saat ini berbagai aplikasi medsos bersaing pasar. Salah satunya dengan mengadakan berbagai macam challenge untuk menarik pengguna agar menggandrungi aplikasi mereka.
Bagai gayung bersambut, remaja butuh eksis, ada wadahnya. Maka, enggak heran jika saat ini banyak remaja yang ngonten demi eksis. Entah sekadar ikutan joget, lipsing lagu-lagu viral, mengikuti challenge sana-sini, atau bikin konten kreatif ala-ala dia. Hayo, kamu juga ikutan 'kan? Ikut yang mana nih?
Sebagai seorang muslim, tentu kita enggak bakal sembarangan, ya, bikin konten. Boleh sih kreatif, asal harus mengikuti rambu-rambu syariat. Jangan sampai demi eksis, eh yang haram kita ambil dan yang halal kita tinggalkan. Itu sih terbalik namanya. Iya enggak?
Bagi seorang muslim, halal dan haram adalah standar perbuatan. Jika Allah mengharamkannya, ia enggak bakal berani melakukan. Sebaliknya, jika Allah menghalalkannya ia akan bersegera melakukannya.
PR besar bagi kawula muda saat ini adalah mencari tahu apa saja yang dihalalkan dan diharamkan oleh Allah. Mengapa? Karena, sebagai seorang muslim kita enggak boleh beramal tanpa tahu hukumnya. Bisa berbahaya.
Rasulullah saw. bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Siapa yang beramal tanpa dasar dari kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR Bukhari No. 2697 dan Muslim No. 1718 dari Aisyah ra.)
Sob, dari hadis ini kita jadi tahu jika amal-amal yang kita lakukan dalam dunia nyata atau dunia maya (medsos) butuh ilmu. Jangan sampai kita ikut-ikutan challenge yang enggak memberikan kontribusi pahala pada kita. Bisa-bisa dosa yang menumpuk yang bakal kita dapat karena perbuatan yang kita lakukan melanggar aturan Allah.
Joget misalnya. Kita mesti tahu, boleh enggaknya kita joget seenaknya. Enggak peduli tempat dan dandanan kita. Padahal, sebagai seorang muslim enggak boleh menampakkan aurat, perilaku jahiliah, dan menyanyikan lagu-lagu yang berbau syahwat.
Dalam challenge filter atau makin cantik dan tampan pun kita mesti hati-hati. Ada hukum tabaruj yang enggak ngebolehin seorang wanita tampil dengan riasan berlebihan di depan umum.
Pun adanya challenge berbahaya seperti foto atau buat video di dekat ombak besar, tebing, atau tempat berbahaya lainnya. Allah mengharamkan kita menantang bahaya, apalagi sudah banyak yang mati konyol gara-gara challenge ini. Kita enggak perlu ikut deh, ya?
Challenge unboxing untuk tubuh juga berbahaya. Why? Tubuh adalah aurat yang enggak boleh dilihat sembarang orang. So, enggak kece badai jika ikutan melanggar aturan Allah tentang menutup aurat ini.
Lalu, kita bikin konten apa dong jika ini itu dilarang? Sob, tenang, jangan emosi dulu! Kita boleh kok eksis di mata manusia, tetapi jangan sampai eksistensi kita di mata Allah hilang. So, yuk buruan bikin konten yang mengajak orang lain berburu rida-Nya. Bukan menjadi ajang maksiat!
Yakinlah, setiap apa yang kita lakukan pasti bakal dimintai pertanggungjawaban. Jika konten-konten yang kita hadirkan bermanfaat untuk orang lain seperti show up bacaan, ilmu, teknologi, dll., kita bakal kecipratan pahala juga. Sebaliknya, jika konten yang kita share membawa keburukan, kita bakal kecipratan dosa. Astagfirullah. Nauzubillahimindzalik, ya!
So, yuk bikin konten kreatif biar eksis di mata Allah! Wallahu a'lam bishawab.
Batu, 22 September 2022[]