"Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan), tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya. Meskipun orang-orang kafir membencinya."
( QS As-Saff ayat 8 )
Oleh: Messy Ikhsan, S.Pd
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Lagi dan lagi, kasus penistaan agama kembali terjadi seolah tak ingin berhenti. Kali ini yang sedang viral, kasus penistaan agama yang dilakukan oleh M. Kece, seorang YouTuber yang beberapa tahun belakangan memilih untuk murtad. Konten-konten yang dia buat selalu mengundang kontroversi dan kegeraman di tengah masyarakat, termasuk menuai kontra dari petinggi organisasi Islam di Indonesia seperti MUI, NU, dan Muhammadiyah.
Gaya M. Kece dalam membuat konten YouTube seolah-olah seperti ustad karena menggunakan peci dan mengupas ayat-ayat Al-Qur'an. Padahal, apa yang disampaikannya malah bertentangan dengan syariat, seperti menambahkan pikiran-pikiran yang berasal dari luar Islam, loh, Guys.
Tentu saja apa yang dilakukan oleh M. Kece memancing emosi dan menguji kesabaran umat Islam sekaligus menunjukkan bahwa penguasa kalah dalam menyelesaikan permasalahan penistaan agama. Hal ini terbukti dengan terus berulangnya kasus penistaan agama yang sama. Kalaupun ada yang berbeda, itu hanya terdapat pada aktornya saja.
Kenapa Islam Selalu Dibidik?
Guys, sungguh miris dan bikin geleng-geleng kepala melihat fakta yang terjadi sekarang, mengingat angka pengidap Islamphobia terus naik tajam di seluruh penjuru dunia, terutama di negara-negara Barat yang minoritas penduduknya muslim. Bahkan, lebih bikin miris lagi dan geleng-geleng kepala adalah di negeri yang mayoritas penduduk muslim, kasus penistaaan agama juga tak kalah meningkat tajam. Pelakunya tidak hanya dari orang-orang kafir saja, tetapi dari muslim itu sendiri juga banyak. Baju mereka memang muslim, tetapi pikiran yang ada di otak justru bertentangan dengan syariat. Tanpa sadar, mereka malah menjadi antek dan kaki tangan para penjajah Barat, astagfirullah.
Seharusnya umat Islam bangga dengan Islam, sebagai identitas agama dan aturan kehidupan, senantiasa berjuang menjaga syariat Allah dari para pembenci yang tak berhenti membuat makar. Dengan begitu, citra dan framing buruk media terhadap Islam bisa ditumpas tuntas. Jika umat bersatu, tak ada satu pun yang berani mencari gara-gara dan mengganggu. Akan tetapi, yang terjadi malah sebaliknya, umat terpecah-belah tanpa ada penjaga dan perisai, hingga begitu mudah terserang virus pikiran Barat yang mematikan, yaitu sekularisme, liberalisme, Islamphobia, dan isme-isme yang lainnya. Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 120 yang artinya:
"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah itulan pertunjuk (yang sebenarnya)." Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada pelindung bagimu selain Allah."
Benarlah apa yang dikatakan oleh Allah dalam Al-Qur'an, loh, Guys. Sampai kapan pun orang-orang kafir tidak pernah senang dengan umat Islam. Mereka selalu menghalalkan segala cara untuk menghalangi kebangkitan Islam. Mereka rela tidak tidur seharian dan mengurangi waktu istirahat untuk memikirkan misi menghancurkan eksistensi Al-Qur'an di muka bumi.
Tak cukup bagi orang-orang kafir menghancurkan perisai umat muslim pada 3 Maret 1924 dengan memecah-belah negeri kaum muslim menjadi lima puluh lebih negara-negara kecil. Sampai saat ini, mereka senantiasa menyebarkan pikiran sesat dan selalu berusaha memberikan framing negatif dengan menghina syariat Islam, sebagai salah satu upaya untuk menghalangi kebangkitan Khilafah. Sebagaimana firman Allah dalam QS As-Saff ayat 8 yang artinya:
"Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan), tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya. Meskipun orang-orang kafir membencinya."
Goodbye for Kapitalisme
Guys, maraknya kasus penistaan agama tak bisa hanya disalahkan pelakunya saja, mengingat aturan yang dibuat oleh negara pun tak memberikan efek jera kepada pelaku. Aturan itu juga tidak memberikan rasa takut pada masyarakat agar tidak melakukan kesalahan yang sama sehingga kasus yang sama terus terjadi seolah tidak mau berhenti. Padahal, masalah penistaan agama merupakan masalah serius yang harus diurus.
Sistem kapitalisme yang mengagungkan asas sekularisme, yaitu pemisahan agama dari kehidupan, melahirkan masyarakat yang memuja kebebasan, seperti kebebasan berpendapat dan bertindak. Berdasarkan hal itu, para pembenci seolah punya alasan untuk menghina Allah, Rasulullah, ajaran Islam, dan para ulama. Belum lagi hukuman yang diberikan terkesan masih longgar. Hal ini semakin membuat para pelaku penistaan agama jumawa dan besar kepala.
Tak sekadar itu, penyelesaian kasus penistaan agama Islam terkesan sangat lama dan bertele-tele. Berbeda perlakuan saat hal sama terjadi pada agama lain. Bahkan, para pelaku penistaan agama seperti Abu Janda CS seolah sudah kebal hukum. Beberapa kali sudah dilaporkan ke pihak kepolisian, eh … tetap saja bisa berkeliaran bebas, ya, Guys.
Sungguh, semua drama hidup dalam sistem buatan manusia ini harus segera berakhir. Sebab, kapitalisme lahir bukan berpihak pada agama dan umat Islam. Malah, keberadaannya semakin memperlambat cahaya kemenangan itu terbit.
Umat Butuh Perisai
Islam bukan hanya mengatur ibadah ritual belaka, tetapi juga mengatur seluruh aspek kehidupan. Maka, salah satu manfaat saat negara Islam berdiri adalah mampu menjaga manusia dan menjaga agama. Sebab, khalifah sebagai pelayan umat, wajib memberikan kontribusi tebaik, memberikan rasa aman dan nyaman pada setiap makhluk hidup tanpa membedakan SARA.
Bahkan yang membuat takjub, selama 13 abad menguasai dua per tiga dunia, khilafah mampu menjadi adidaya dunia. Khalifah hanya mengurus 200 kasus kriminal dalam kurun waktu berabad-abad. Sebab, hukuman yang diberikan pada pelaku penistaan agama menimbulkan efek jera. Selain itu, hukuman itu memberikan peringatan kepada masyarakat lain agar tidak melakukan hal yang sama.
Negara Islam juga sangat selektif dalam memilih dan memilah ide asing. Selama pikiran itu hanya sekadar keilmuan dan kemajuan teknologi, maka hal itu sah-sah saja. Akan tetapi, kalau pikiran itu sudah tercampur dengan pemahaman akidah Barat, maka wajib untuk ditolak.
Begitulah perlakuaan sempurna dan paripurna khalifah terhadap ajaran Islam dan kaum muslimin. Namun, semua itu tak dapat kita rasakan saat khilafah belum berdiri di muka bumi. Yuk, Guys, ambil peran dan barisan paling depan dalam menyampaikan kebenaran. Allahu akbar!
Rasulullah bersabda dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim yang artinya:
"Sungguh, imam (khalifah) itu laksana perisai (junnah), orang-orang berperang mengikuti dia dan berlindung kepada dirinya."