Yakin Mau Blokir Google dan WhatsApp?

"Karena saat ini Google dan aplikasi media sosial sedang dalam tahap proses pendaftaran agar gak jadi diblokir, cobalah dipikirkan lagi urgensitas media sosial dalam kehidupan sosial masyarakat. Kerja media sosial benar-benar diperhatikan agar membawa dampak positif bagi kemajuan di segala aspek kehidupan. Bukan justru sebaliknya dibiarkan tanpa pengawasan dan kontrol ketat dari pemerintah yang berwenang."

Oleh. Miladiah al-Qibthiyah
(Wakil RedPel NarasiPost.Com)

NarasiPost.com-Guys, tahu berita tentang Kominfo bakal blokir Google dan WhatsApp, gak? Menurut media CNBC 4 hari lalu, katanya batal diblokir karena setelah dicek, CNBC Indonesia melakukan pencarian dengan nama Google pada Selasa (19/7/2022) dan salah satunya menghasilkan layanan Cloud mereka dengan perusahaan PT Google Cloud Indonesia. Selain itu, rupanya Google masuk dalam sektor perdagangan, teknologi informasi dan komunikasi. Nama ini didaftarkan dengan perusahaan CV Citra Lestari dan tanggal terbit 23 Maret 2022. Nama sistem lainnya adalah GMAIL dan Google Drive untuk Google Sheet dan Google Word. Alamat website mail.gmail.com dan drive.google.com.

Sedangkan layanan di bawah naungan grup Meta, seperti Instagram dan Facebook terlihat baru saja terdaftar. Sementara WhatsApp maupun Messenger, belum ada yang terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Lingkup Privat di Kominfo. Menurut informasi, sedang dalam proses pendaftaran. Jadi aman ya, Guys, gak ada aplikasi atau sistem media sosial yang dihapus. Bagaimanapun, kehadiran aplikasi media sosial itu sangat membantu aktivitas kita lho, apalagi hidup di era serba digital seperti saat ini, sedikit banyak memengaruhi berhasil tidaknya pekerjaan yang kita lakukan.

Media sosial itu kan ibarat sebuah ladang ya, Guys. Jadi para user bebas menabur benih dan bercocok tanam di sana. Kok kayak petani aja ya menabur benih dan bercocok tanam. Hehehe. Ya iya lah! Nih aku beri tahu, media sosial bagi para intelektual jadi media untuk belajar, menjadi tempat menyimpan dokumentasi bagi siapa aja, termasuk konten kreator, YouTuber, menjadi media marketing untuk para businessman, atau penjual dengan konsumennya, dan yang paling penting nih menjadi ladang dakwah amar makruf nahi mungkar di semua media sosial yang ada bagi mereka yang menginginkan Indonesia menjadi negara yang diberkahi bahkan menjadi mercusuar dunia. Media sosial seperti Facebook, WhatsApp, Instagram, Twitter, Linkedln, dll. sangat bermanfaat lho untuk menebar konten-konten dakwah, konten berfaedah, terlebih jika apa yang kamu sampaikan itu ternyata diikuti banyak orang. Luar biasa 'kan pahala dan manfaatnya.

Jadikan Bermanfaat

Asal kalian tahu, Guys, pengguna internet di Indonesia itu semakin hari semakin meningkat lho seiring berkembangnya waktu. Berdasarkan data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan bahwa, pengguna internet Indonesia mencapai 210 juta jiwa per 2022 ini. Bisa dibayangkan kalau media sosial benar-benar diblokir, Indonesia bakal jadi negara terbelakang. Bagaimana tidak, dari aspek teknologi, negara-negara di dunia sedang berlomba-lomba menciptakan inovasi baru di dunia digital. Ini terlepas dari bermanfaat tidaknya aplikasi yang mereka buat. Apalagi di Indonesia yang merupakan mayoritas muslim, kesempatan besar lho buat menjadikan media sosial sebagai ladang mengumpulkan pahala jariah.

Kok dikit-dikit nyerempet ke Islam sih, pahala lah, konten berfaedah lah, apa-apa seolah harus bernuansa Islami. Media sosial kan buat hiburan, terserah user dong mau menggunakan media sosial mereka untuk apa! Hmmm.. Begini nih kalo di otak kalian hanya hura-hura gak jelas. Sadar euy, sadar! Hari ini orang-orang bahkan di ranah negara sedang melakukan "perang pemikiran" melalui media sosial yang ada. Tahu nggak, tren-tren yang ada sekarang ini baik di TikTok, Instagram, YouTube, semua itu berasal dari Barat lho. Contoh aksi prank, joget-joget mengumbar aurat, pornoaksi/pornografi, fashion week di Citayam, flexing, roasting, dan lain-lain sebagainya, itu semua salah satu bentuk serangan pemikiran melalui Fun and Fashion, Guys. Belum lagi serangan Food banyak yang tergerus menyiksa diri makan cabe berkilo-kilo bin rakus untuk konten "mukbang", semua demi apa coba kalo bukan cuan!

Dengan banyaknya hiburan unfaedah semacam ini, secara gak sadar itu sangat melalaikan kita dari aktivitas yang sejatinya masih banyak yang lebih bermanfaat yang bisa kita lakukan ketimbang meniru gaya hidup ala Barat atau Asia. Apalagi di Indonesia yang mayoritas muslim, miris aja melihat generasinya jadi generasi yang memprihatinkan akibat tergerus gaya hidup yang jauh dari nilai-nilai Islam. Sampai sini paham 'kan? Aplikasi media sosial itu ternyata sangat besar pengaruhnya dalam mengubah bahkan menentukan arah dan tujuan hidup seseorang. Apalagi generasi milenial saat ini sedang dalam pencarian jati diri, seharusnya kita lawan tuh serangan pemikiran Barat dengan pemikiran-pemikiran Islam dengan menjadikan media sosial sebagai ladang amar makruf nahi mungkar.

Misalnya, buat konten flog, caption, video, foto, website/blog dan lain-lain tentang dunia fashion muslimah ala Fatimah Az-Zahra, tentang menjaga kesucian dan kehormatan diri ala Maryam, tentang menjadi muslimah yang tidak hanya kaya harta tapi kaya pendirian, keteguhan, dan semangat tinggi ala Ibunda Khadijah, tentang kecerdasan di atas rata-rata ala Aisyah, tentang motivasi menjadi ilmuwan muslimah ala Maryam Ijliyah Al-Asturlabi, tentang menjadi wanita tangguh seperti Nusaibah binti Ka'ab, atau tentang menjaga kecantikan diri ala wanita Mesir Mariah Al-Qibthiyah, atau seperti Fatimah Al-Fihri yang memiliki cita-cita mulia mendirikan sebuah Universitas tempat menimba ilmu, mengasah kreativitas anak muda hingga mampu menciptakan berbagai temuan dan inovasi yang menunjang kegemilangan suatu peradaban.

Allah sudah beri kita akal yang sehat, Guys, so, gunakan akal sehat itu untuk menimbang mana aktivitas atau amalan yang mengantarkan kita pada surga dan mana yang mengantarkan kita pada neraka. Coba bandingkan generasi milenial dan generasi di masa keemasan Islam, jauh beda dong. Kalian gak malu apa populer karena maksiat? Malu dong sama Rasulullah saw. yang sudah memberi gelar "khayru ummah" (umat terbaik) pada kita, tapi kita justru melabeli diri kita sendiri dengan gelar "umat terpuruk" karena lebih meneladani Asing-Aseng ketimbang Islam.

Peran Penting Pemerintah

Seluruh dunia juga tahu, Guys, bagaimana besarnya pengaruh dan manfaat teknologi khususnya keberadaan media sosial untuk kemajuan peradaban mereka. Hari ini kebanyakan manusia lebih memilih berselancar di dunia maya daripada dunia nyata. Apa pun bisa diakses dengan mudah melalui aplikasi online. Maksud aku gini lho, semua rekam jejak digital kita pasti diketahui oleh pemerintah, baik dari informasi pribadi, unggahan foto, aktivitas berbagi pesan, mengunjungi laman situs, unggahan konten atau meninggalkan komentar, mengisi data pribadi, internet banking dan lain sebagainya, seharusnya dijaga privasi, kerahasiaan dan keamanan data kita, bukan malah disalahgunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Belum lagi dengan merebaknya situs pornoaksi, pornografi, konten nirmanfaat, seperti yang dilakukan generasi milenial sekarang, seharusnya pemerintah lebih fokus memberantas itu semua. Konten-konten seksi mengumbar aurat terpampang nyata lho hampir di semua media sosial, kenapa tidak menangkap dan menindak tegas para pelaku tersebut? Sadar atau tidak, dari konten-konten menyesatkan itu membuat generasi kita bermental kerupuk, bisanya cuman meraih popularitas dengan jalan mempermalukan diri.

Pemerintah punya seperangkat "alat" yang dengan mudah melacak aktivitas-aktivitas yang melanggar undang-undang ITE, misalnya. Kalau media sosial dibiarkan tanpa aturan yang ketat, tidak dikelola dengan baik dan bijak, para pengguna media sosial akan membawa dampak negatif atau efek buruk ke tengah-tengah masyarakat. Ini sudah terbukti lho, Guys. Banyak juga dari warganet yang merasa risih dengan konten-konten memalukan tanpa sensor. Apalagi yang melakukan itu anak remaja, yang seharusnya menjadi cerminan masa depan bangsa, malah semakin menjatuhkan marwah Indonesia sebagai negara mayoritas muslim terbesar di dunia.

Karena saat ini Google dan aplikasi media sosial sedang dalam tahap proses pendaftaran agar gak jadi diblokir, cobalah dipikirkan lagi urgensitas media sosial dalam kehidupan sosial masyarakat. Kerja media sosial benar-benar diperhatikan agar membawa dampak positif bagi kemajuan di segala aspek kehidupan. Bukan justru sebaliknya dibiarkan tanpa pengawasan dan kontrol dari pemerintah yang berwenang di bidangnya. Penting kita ingat, media sosial memang hanya sebagai sebuah sarana, tapi dengan adanya sarana ini yang menjembatani seseorang itu bisa berbuat baik atau justru berbuat seperti setan yang menebar kebencian dan kejahatan di mana-mana.

Setiap perbuatan kita pun akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt. termasuk soal bermedia sosial ini, Guys. Oleh karena itu, jadikan media sosial ini bermanfaat untuk diri kita dan orang-orang di sekitar kita, tebar benih-benih kebaikan dengan berbagai kemudahan yang disediakan di berbagai aplikasi media sosial yang kita punya dan yang paling penting nih, negara harus sigap turun tangan memblokir akun-akun dan situs-situs yang membawa dampak negatif atau efek buruk bagi kehidupan sosial masyarakat, serta memberi delik pidana bagi mereka yang menyalahgunakan media sosial untuk melakukan aksi-aksi kejahatan mereka. Sekian, ya! Wallaahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim Redaksi NarasiPost.Com
Miladiah al-Qibthiyah Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Bangkrutnya 'Mutiara Samudra Hindia'
Next
Urusan Apa Aku dengan Dunia
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram