Jika sedari awal pekerjaan dan kesibukan itu tidak diniatkan karena Allah, bagaimana mungkin pekerjaan itu bisa berkah dan diridai Allah? Sementara, peran Allah tidak diperhitungkan, bahkan bisa jadi kesibukan dan pekerjaan itu hanya sia-sia. Pekerjaan itu hanya mendapat lelah saja, atau hanya sekadar keuntungan duniawi semata. Akan tetapi, tidak mendapat keuntungan akhirat.
Oleh : Messy Ikhsan
(Novelis dan Founder Diksi Hati)
NarasiPost.Com-Hello, Guys, setiap orang pasti punya agenda kesibukan masing-masing, ya, dari sibuk kerja, sekolah, kuliah, bermain, mengurusi rumah tangga, dan beragam kesibukan dunia lainnya yang menguras banyak waktu dan tenaga. Bahkan, tak jarang membuat beberapa orang menjadi mengeluh dengan kesibukan yang padat merayap. Kok kehidupan dunia ini begitu kejam? Sudah, ah, ingin menyerah saja!
Kehidupan dunia ini sangat berat, tak semudah membalikkan telapak tangan, sehingga sedari awal harus kuat, tak mudah terpelanting oleh lawan. Sebab, seperti itulah hukum alam, siapa yang memiliki kekuasaan, maka ia yang akan berkuasa. Sementara yang lemah, jangan mau dijadikan rakyat jelata pula. Kita harus giat berusaha untuk mengubah keadaan, salah satunya dengan sibuk bekerja. Lantas, sibuk bekerja seperti apa yang dibutuhkan?
Siklus kehidupan akan selalu sama, yaitu lahir, tumbuh dan mati. Selama dalam proses tumbuh, kita akan dihiasi dengan beragam kesibukan. Hal yang sama akan selalu terjadi ketika proses kehidupan itu ada. Akan tetapi, apakah hidup hanya untuk itu saja, sekadar untuk memenuhi target kehidupan dunia dan kesenangan semu semata?
Manusia memang dikelilingi dengan beragam kesibukan masing-masing. Ini adalah hal lumrah yang tak bisa dinafikkan oleh siapa pun. Kesibukan yang dikerjakan harus jelas dan bertarget. Bukan hanya namanya saja yang sibuk, tetapi tak ada hasil yang diperoleh. Bukankah kesibukan itu menjadi sia-sia? Bukankah hanya menghabiskan waktu, materi dan tenaga saja?
Agar Kesibukan Berbuah Berkah
Islam tidak melarang umatnya dalam bekerja, tidak pula melarang umatnya memiliki kesibukan, loh, Guys. Akan tetapi, agar pekerjaan dan kesibukan itu tidak sia-sia, tentu harus didasarkan pada rambu-rambu syariat. Kita juga tidak mau kan, ya, bekerja hanya mendapat lelah saja. Tentu harus ada hasil yang didapatkan, minimal kepuasan untuk diri sendiri.
Allah yang menciptakan manusia, maka Dia Yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk hambanya. Karena itu, Allah menurunkan aturan yang super lengkap untuk diterapkan dalam kehidupan, baik individu, kelompok, dan negara.
Ada beberapa tips agar kesibukan bernilai berkah:
Pertama, lakukan suatu pekerjaan dan kesibukan karena Allah Ta'ala, bukan karena yang lain. Lakukan bukan karena dunia, harta, manusia, dan lain-lain. Sebab, niat adalah pondasi dasar yang menentukan keberkahan suatu pekerjaaan.
Rasulullah bersabda, yang artinya:
"Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan." (HR. Bukhari No. 1)
Jika sedari awal pekerjaan dan kesibukan itu tidak diniatkan karena Allah, bagaimana mungkin pekerjaan itu bisa berkah dan diridai Allah? Sementara, peran Allah tidak diperhitungkan, bahkan bisa jadi kesibukan dan pekerjaan itu hanya sia-sia. Pekerjaan itu hanya mendapat lelah saja, atau hanya sekadar keuntungan duniawi semata. Akan tetapi, tidak mendapat keuntungan akhirat. Tentu, siapa pun tak ingin mendapatkan hal demikian.
Kedua, pekerjaan dan kesibukan yang dilakukan harus sesuai dengan syariat. Dengan kata lain, pekerjaan dan kesibukan itu bukan yang diharamkan oleh Allah, seperti mencuri, korupsi, dan lain-lain.
Carilah kesibukan dan pekerjaan yang bisa mendatangkan keridaan Allah. Sebab, saat Allah sudah rida pada hambanya. Insyaallah, apa pun yang kita inginkan dan butuhkan, dengan mudah akan Dia berikan. Karena itu, selalu taat pada aturan Allah adalah kunci keberkahan pekerjaan dan kesibukan.
Allah befirman, yang artinya :
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.” (QS Al-Hadid : 20)
Kesibukan yang Diutamakan
Bagi seorang muslim, kesibukan yang utama bukanlah kesibukan dunia dan pernak-perniknya. Akan tetapi, kesibukan memikirkan nasib umat yang kini hidup terlunta-lunta tanpa ada perisai. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan begitu saja karena sudah banyak memakan mangsa.
Umat Islam ibarat satu tubuh. Jika satu tubuh sakit, maka yang lain juga merasakannya. Akan tetapi, kini kesakitan itu semakin menjadi-jadi tanpa ada yang mengobati. Apakah kita hanya diam? Apakah kita hanya bungkam?
Kita harus sibuk berdakwah. Kita harus sibuk mencerdaskan umat agar umat sadar dan mau mengambil Islam sebagai solusi kehidupan. Drama kehidupan dalam sistem kapitalis harus segera diakhiri. Umat sudah muak dan lelah. Umat butuh sistem yang menjamin keadilan dan menerapkan aturan Allah.
Allah berfirman, yang artinya :
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (QS Al-A'raf : 96)
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]