The Drugs Mafia, Enemy bagi Dunia

“Atas dasar kepentingan inilah mereka membangun kerajaan bisnis narkoba, tanpa peduli bisnis haram tersebut berpotensi merusak dan membunuh karakter generasi di masa depan.”

Oleh. Yana Sofia
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Bagi kamu penikmat film action dengan sentuhan crime thriller, pastinya tidak asing lagi dengan suguhan film bertemakan narkoba. Siapa sangka, Bestie, lakon yang identik dengan aksi baku hantam gangster dengan pihak polisi itu, ternyata menggambarkan kehidupan nyata, agresifnya mafia narkoba mengancam eksistensi generasi muda di dunia.

Dikutip Cnnindonesia.com (03/06/2023), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan, pascapandemi Covid-19 peredaran narkoba di Asia telah mencapai level ekstrem. Dalam riset yang dirilis oleh United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), mafia narkoba di wilayah Asia telah membuka rute baru untuk peredaran sabu-sabu, yang kini meluas hampir ke seluruh dunia.

Astagfirullah, ngeri banget, Bestie! Jika generasi masa depan berhasil dirusak oleh narkoba. Gak sanggup kita bayangkan, jika negara-negara di dunia mengalami hal serupa sebagaimana Kota Philadelphia, di Amerika Serikat (AS), yang saat ini dalam kondisi darurat narkoba. Philadelphia yang pernah menjadi ibu kota AS itu, kini telah menjadi Kota Zombie, akibat masyarakatnya kecanduan narkoba jenis xylazine atau 'tranq drug'. (Cnbcindonesia.com, 01/06/2023)

Kira-kira, Bestie, bagaimana caranya sindikat narkoba ini bisa eksis dan menyebabkan ketakutan bagi dunia? Lalu, apa sebabnya gembong narkoba, tak bisa dibasmi hingga ke akar? Mari kita bahas sampai tuntas!

Jaringan Narkoba di Dunia

Agar kita mengetahui bagaimana caranya jaringan narkoba dunia bisa eksis, mari terlebih dahulu kita kenalan dengan beberapa kartel narkoba terbesar dan terkuat di dunia, termasuk yang terbesar di Asia.

Setidaknya ada 7 mafia narkoba paling kuat dan bengis di dunia, di mana sebagian besarnya berasal dari Meksiko. Dilansir dari media Cnnindonesia.com, (08/01/ 2023), ketujuh jaringan kartel narkoba terbesar di dunia itu adalah Kartel Sinaloa, CJNG (Cartel de Jalisco Nueva Generacion), Teluk, Los Zetas, The Beltran Levya Organization (BLO), Juarez, dan Kartel Tijuana.

Terkait sepak terjang ketujuh sindikat narkoba ini, bisa kita telusuri di internet, Bestie. Ada banyak artikel di media tepercaya yang menulis rekam jejak kebrutalan mereka. Mafia narkoba ini berbisnis dengan metode yang sangat buas, penuh kekejaman, dan sadistis. Seperti menggunakan senjata api, mengancam, menculik, memerkosa, hingga membunuh.

Dari berbagai sumber disebutkan, Kartel Sinaloa adalah penyelundup narkotika terbesar ke Negeri Paman Sam, memiliki pengaruh yang besar di dunia, dan sangat berbahaya. Selain menyelundupkan narkotika, Kartel Sinaloa dilaporkan bertanggung jawab atas penculikan, pembunuhan, dan pembantaian warga di Meksiko. Yang lebih mencengangkan, Bestie, kelompok ini disebut-sebut memiliki persediaan senjata dengan jumlah besar termasuk roket, pelontar granat, dan AK-47 berlapis emas. Wah, pantas saja, pihak berwajib menjadi keder menghadapi kelompok bandit di bawah pemimpin Ovidio Guzman Lopez, ini.

Lalu, bagaimana dengan gembong narkoba di Asia? Benua yang terdiri dari 48 negara di dalamnya ini, juga tak lepas dari pengaruh mafia narkoba, khususnya sindikat yang menguasai area Golden Triangle atau wilayah Segitiga Emas. Ada tiga kartel terkuat dan bengis yang menguasai pasar strategis perdagangan narkoba di Asia, sejak bertahun-tahun lalu mereka telah memproduksi sabu-sabu di pedalaman hutan di kawasan terpencil yang terdapat di perbatasan Laos, Myanmar, dan Thailand. Ketiga jaringan tersebut tidak lain adalah Khun Sa, Naw Kham, dan Xaysana Keopimpha. Tiga kartel narkoba terbesar di Asia ini mengeksploitasi narkoba dengan cara kekerasan, bahkan perang antarkartel demi menancapkan pengaruh dan memperluas kekuasaannya. (Urbanasia.com, 23/07/ 2021)

Menurut penelitian yang dilakukan UNODC, kartel narkoba di Asia selama bertahun-tahun ini, telah banyak melakukan pertumpahan darah antargangster dan pengikutnya, juga melibatkan pihak yang berwajib. Tak jauh berbeda dengan Kartel Sinaloa, kartel narkoba Asia juga terkenal kuat dan berkuasa, sehingga sulit "disentuh" oleh hukum, Bestie. Sebaliknya, ketiga kartel ini semakin kuat mencengkeram Asia dan menjadikannya pusat penyebaran narkotika di dunia. Kini, jaringan bisnis mereka telah menembus rekor pengiriman paling jauh hingga ke Jepang, Selandia Baru, dan Australia.

Mengancam Generasi

Semakin eksis gembong narkoba di dunia, semakin terancamlah generasi kita. Terlebih masyarakat yang lemah kedaulatan hukumnya seperti Indonesia, akan menjadi sasaran empuk bandar narkoba kelas dunia, menyelundupkan barang dagangan mereka berkedok aktivitas impor dan perdagangan bebas.

Ya, kita tahu bersama, Bestie! Negara yang lemah kedaulatan hukumnya tak akan mampu menindak tegas gembong narkoba internasional. Palingan, aparat kepolisian hanya mampu menciduk pengedar dan pemakai, sedang gembong narkoba yang menjadi master mind bisnis haram itu tidak akan tersentuh sama sekali. Karena kita tidak memiliki kedaulatan hukum dan kemandirian ekonomi, sehingga tidak memiliki kekuatan politik luar negeri yang stabil.

Inilah wajah pemerintahan yang gagal, akibat menjadikan asas sekuler kapitalisme sebagai landasan ekonomi dan politik. Penerapan ide rusak ini telah membuka penjajahan berupa imperialisme barat di bidang hukum, pemerintahan, bahkan dalam mengelola SDA yang senantiasa membutuhkan investor asing. Bebasnya lalu lintas investasi akan membuka peluang terjadinya perdagangan bebas, sehingga negara kesulitan memproteksi barang haram seperti narkoba masuk ke dalam negeri

Karena itulah, Bestie, keberadaan negara yang terjajah SDA-nya seperti Indonesia, tak akan sanggup menghadapi agresivitas gembong narkoba. Kendati kita memiliki basis militer yang mumpuni, namun percuma jika undang-undang malah menjamin aktivitas perdagangan bebas yang menguatkan imperialisme Barat. Terlebih, keberadaan militer kita hari ini terpasung pemerintahan ala demokrasi yang pro terhadap politik berbasis kapitalisme, dan abai terhadap nasib rakyat sendiri.

Semakin jelas ya, Bestie, bahwa sekularisme yang diterapkan dalam kehidupan bernegara adalah sumber masalah. Sistem ini sangat permisif terhadap ide-ide liberal, yang memicu lahirnya pebisnis yang berperilaku bebas tanpa batas, melakukan apa pun demi kekuasaan dan keuntungan materi. Atas dasar kepentingan inilah mereka membangun kerajaan bisnis narkoba, tanpa peduli bisnis haram tersebut berpotensi merusak dan membunuh karakter generasi di masa depan.

Jika kita kuliti lebih jauh, Bestie, faktanya paham liberalisme tidak hanya memengaruhi persepsi ekonomi, namun juga tingkah laku manusia secara keseluruhan, yang melahirkan budaya konsumtif dan hedonistik. Pasar tercipta bukan lagi karena kebutuhan akan barang dan jasa, namun ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Jika di sebuah tempat ada permintaan dan penawaran terhadap narkoba, maka bisnisnya pun tercipta.

Ya, tidak bisa kita mungkiri, Bestie, jumlah pecandu narkoba di negara kita amatlah tinggi. BNN mengungkapkan sekitar 4,8 juta penduduk Indonesia pernah memakai narkoba sepanjang 2022-2023, di mana hingga Maret 2023 setidaknya ada 768 kasus tindak pidana narkotika dengan jumlah pesakitan mencapai 1.209 orang. (Kompas.id, 25/03/2023)

Besarnya angka pecandu narkoba, menunjukkan tingkat permintaan narkoba yang tinggi, sehingga pebisnis melihat hal ini sebagai peluang yang menggiurkan untuk meraup keuntungan. Karenanya ada banyak orang ingin terlibat bisnis haram ini, terutama sindikat narkoba global yang menargetkan Indonesia sebagai salah satu pasar potensial narkoba. Akibatnya, generasi akan semakin rusak, masa depan bangsa akan semakin terancam.

Pandangan Islam

Dalam Islam narkoba digolongkan zat berbahaya, Bestie! Sebagaimana khamar yang merusak kewarasan manusia yang mengonsumsinya. Karena itu, Islam melarang keras narkoba dikonsumsi dan dibisniskan sebagaimana sabda Rasulullah saw. riwayat Abu Daud dan Ahmad: "Dari Ummu Salamah, ia berkata, 'Rasulullah saw. melarang dari segala yang memabukkan dan mufattir (yang membuat lemah)'."

Karena merupakan barang yang berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan generasi, Islam akan menutup segala akses peredaran narkoba ke seluruh penjuru negeri dan melakukan proteksi di seluruh wilayahnya agar tidak menjadi lokasi transaksi narkoba, dengan memperkuat basis keamanan dalam dan luar negeri.

Islam akan menjamin hal ini terwujud, yakni melalui beberapa mekanisme:

  1. Islam menetapkan tidak ada nilai-nilai liberal dalam sistem ekonomi dan landasan perdagangan internasional. Perdagangan nasional pun internasional wajib berorientasikan pada kebaikan dan kemaslahatan umat.
  2. Islam mewajibkan landasan perdagangan adalah halal dan haram sebagai standardisasinya, bukan permintaan dan penawaran.
  3. Tidak boleh ada aktivitas ekspor dan impor dengan negara yang terbukti melanggar perjanjian bea dan cukai, khususnya yang berhubungan dengan komoditas haram. Hal ini dilakukan untuk menutup akses gembong narkoba menyelundupkan barang haram tersebut, berkedok kerja sama luar negeri.
  4. Membangun basis hukum dan sanksi yang kuat, berdaulat, dan adil yang berasaskan Al-Qur'an dan sunah. Penetapan sanksi harusnya bersumber dari Allah Swt. Yang Maha Adil. Sebab, hanya Allah yang mampu menindak tegas pelaku jarimah, di mana pengguna narkoba akan dihukumi denda atau penjara, sementara pengedar dan produsennya bisa dihukum mati sesuai keputusan kadi.

Inilah metode Islam dalam menuntaskan problem narkoba sampai ke akar. Menyolusi tanpa membawa masalah baru. Dengan serangkaian hukum yang menjamin keselamatan jiwa manusia dan sanksi yang menimbulkan efek jera, sehingga tak akan ada orang yang akan mengulangi hal yang sama. Dengan metode mekanisme ini, dijamin narkoba dan bisnis haram lainnya bisa diberangus sampai tuntas.

Hanya saja, Bestie, seluruh kebijakan ini hanya bisa direalisasikan oleh pemerintahan yang memiliki basis keamanan yang kuat dalam menjamin keamanan di dalam dan luar negeri. Hari ini kita melihat tidak ada sanksi yang mampu "menyentuh" produsen atau gembong narkoba secara langsung, karena terkendala hukum internasional. Walhasil, sanksi menjadi lumpuh di sistem ini. Ditangkap, memang! Namun hanya pemakai dan pengedar kelas teri, namun otak dan pengendali yang berada di luar negeri tak bisa disentuh sama sekali.

Karena itu, kita butuh basis militer yang kuat dan mandiri, di mana hubungan luar negeri harus berpijak pada politik perang, yakni jihad fisabilillah dalam rangka meninggikan Islam. Oleh sebab itu, Bestie! Seluruh industri alat-alat berat seperti persenjataan militer harusnya dikelola secara mandiri oleh negara, dalam rangka mengukuhkan kekuatan bangsa, agar mampu menggentarkan musuh-musuh Islam. Sehingga, membasmi kelompok mafia narkoba yang mengancam bangsa menjadi mudah, generasi pun bisa terlindungi.

Khatimah

Seluruh mekanisme yang kita bicarakan di atas, hanya bisa direalisasikan oleh sistem Islam, Bestie. Hanya Islam satu-satunya landasan hidup yang mampu menyolusi seluruh masalah manusia baik besar maupun kecil. Islam adalah agama yang bersifat universal. Karena itu, Islam mampu menyolusi masalah dalam ruang lingkup global. Allah berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 3:

"Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu."

Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim penulis Inti NarasiPost.Com
Yana Sofia Tim Penulis Inti NarasiPost.Com. Sangat piawai dalam menulis naskah-naskah bergenre teenager dan motivasi. Berasal dari Aceh dan senantiasa bergerak dalam dakwah bersama kaum remaja.
Previous
Korut : Krisis Bunuh Diri, Negara Tak Mampu Menangani
Next
Fenomena "Tikus Berdasi", Adakah Solusi Hakiki?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

7 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Dyah Rini
Dyah Rini
1 year ago

Sistem Kapitalisme adalah biang merajalelanya narkoba yang berdampak pada buramnya masa depan generasi. Sudah waktunya buang sejauh-jauhnya sistem itu dari muka bumi dan mengganti dengan sistem yang sempurna yakni Khilafah.

Sartinah
Sartinah
1 year ago

Khamar itu adalah awal dari segala kejahatan. Dan peredarannya akan tetap masif selama sekularisme masih diterapkan di negeri ini bahkan dunia. Hanya dengan penerapan sistem Islam, narkoba dan segala kejahatan akan dituntaskan hingga akarnya.

Firda Umayah
Firda Umayah
1 year ago

Bener banget, Bestie. Kalau enggak ada sistem hukum yang tegas tuh narkoba dan teman-temannya susah banget diberantas. Apalagi kalau enggak ada kesadaran kenapa narkoba itu harus dihindari. Makanya, solusinya emang kudu sistematis.

Reva Lina
Reva Lina
1 year ago

Setiap permasalahan kembalikan pada aturan. Ya hanya aturan Islam lah yang mampu menyelesaikannya karena hanya Islam landasan hidup yang mampu menyolusi seluruh masalah manusia baik besar maupun kecil.

Hanum Hanindita
Hanum Hanindita
1 year ago

Hanya Islam yang mampu tuntaskan narkoba sampai ke akar

Hanum Hanindita
Hanum Hanindita
1 year ago

Hanya Islam yang mampu memberantas narkoba hingga ke akar....

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram