Eksistensi Milenial Menyikapi Hal Viral 

"Dengan adanya kemajuan dan perkembangan teknologi seperti saat ini, kita bisa menjadikannya peluang untuk mendapatkan lebih banyak amalan dengan memanfaatkannya sebagai sarana berdakwah dan menebarkan kebaikan. Ingat, segala hal yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt. kelak."

Oleh. Dila Retta
( Tim Kontributor Tetap NarasiPost.Com )

NarasiPost.Com-Hai, Bestie, apa sih yang ada dalam pikiran kalian saat mendengar kata-kata ‘viral’? Terbayang tentang hal-hal yang sering muncul dalam FYP sosial media atau langsung terpikirkan tentang kabar paling booming saat ini? Challenge menjadi model brand terkenal, film yang baru-baru ini tayang, atau kabar duka tentang kehilangan? Hmm, tentu masih banyak yang lainnya bukan? Banyak sekali…

Rasa-rasanya, hal seperti ini tidak pernah ada habisnya, ya! Selalu saja ada hal baru yang terjadi dan menjadi bahan perbincangan berbagai kalangan. Dan ya, kalangan yang paling aktif berkomentar sudah pasti kaum milenial.

Kaum milenial seolah menjadi penerima informasi pertama sekaligus penyebar kabar berita. Bahkan tak jarang, mereka pun turut berperan menjadi agen FBI yang menjadi penyelidik jejak-jejak digital. Sungguh berbakat bukan kemampuan kaum milenial sekarang?

Berbagai Tipikal Milenial

Nah, kalau ngomongin tentang kaum milenial saat menyikapi hal-hal viral yang sedang terjadi, sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe lho.

Generasi FOMO (Fear of Missing Out)

Yups, yang pertama adalah generasi FOMO (Fear of Missing Out). Golongan milenial yang sangat up to date ini tidak pernah mau ketinggalan berita. Apa pun informasi terkini, dapat dipastikan jika mereka sudah tahu segalanya. Karena mereka adalah tipikal orang yang akan panik bahkan merasa ketakutan jika ketinggalan walau untuk satu informasi saja. Hmm, kondisi yang cukup mengkhawatirkan, ya.

Kalau nggak mau ketinggalan informasi penting dan bermanfaat sih nggak masalah, tapi jika ingin tahu semua informasi meskipun tidak berfaedah, untuk apa?

Generasi Narsistik

Berbeda dengan generasi FOMO (Fear of Missing Out) yang hobi stalker biar nggak ketinggalan berita terkini, golongan milenial yang satu ini mungkin lebih cenderung ke ranah dokumentasi dan publikasi, hehe…

Jika ada hal viral, mereka akan turut mengikuti tren yang terjadi. Turut bergaya di depan kamera untuk kemudian diposting ke seluruh akun sosial medianya. Tipikal milenial seperti ini sih biasanya nggak terlalu suka menanggapi berita yang tejadi. Mereka justru lebih tertarik untuk mengikuti tren-tren kekinian yang bisa mengantarkan pada kepopuleran. Mulai dari mengikuti style OOTD (Outfit of The Day), make up kekinian, hingga joget dengan berbagai gaya di depan kamera.

Sama seperti istilahnya, mereka adalah kumpulan orang-orang narsis. Jadi ingat jargon iklan salah satu operator, “miring senyum dikit, cekrek, upload”. Hayo, ada yang tahu iklannya? Wkwk…

Generasi Turah

Siapa sih yang nggak tahu akun gosip terkenal? Yang itu tuh, udah pada peka kan, ya?
Tipikal milenial berikutnya adalah generasi turah. Kumpulan milenial yang sangat suka menyebarkan informasi terkini dengan cara melebih-lebihkan. Suka banget ngomporin orang, duh…

Biasanya, cara yang mereka lakukan untuk membesar-besarkan hal viral adalah dengan berkomentar tanpa mau meng-crosscheck kebenarannya terlebih dahulu. Apa pun yang ada dipikirannya, itulah yang dianggap benar. Mereka tidak peduli jika komentar-komentarnya berisi ujaran kebencian atau hinaan, tidak mau disalahkan pula.

Ya begitu lah, maha benar netizen dengan segala komentarnya. Walaupun udah banyak kasus pidana terkait hal-hal seperti ini, mereka tidak peduli. Tapi kalau udah beneran kejadian dibawa ke ranah hukum, membuat pernyataan permohonan maaf adalah satu-satunya jurus andalan agar bisa bebas dari tuntutan. Ups…

Generasi Cerdas

Generasi berikutnya dan yang paling langka adalah generasi cerdas. Mereka adalah tipikal milenial yang bodo amat. Tidak terlalu suka menanggapi hal-hal viral karena lebih memilih menghabiskan waktu untuk belajar atau upgrade skill biar bisa jadi generasi berprestasi.

Kalaupun nih, semisal, ada informasi yang sampai ke telinga mereka, mereka akan memilah apakah itu bermanfaat atau tidak. Kemudian, mereka akan mencari kebenaran informasi tersebut sebelum akhirnya turut berkomentar untuk memberi kritikan sebagai ajang perbaikan. Wah, sepertinya generasi seperti ini hanya ada 1:1000 ya…

Oke nggak masalah, semoga kita bisa jadi salah satunya. Setuju, Bestie? Bisa dong pasti.

Pengaruh dalam Kehidupan

Anyway, kalian pernah kepikiran nggak sih, kenapa hal-hal viral itu bisa ada? Padahal kalau dipikir-pikir, nggak semua kejadian viral itu berfaedah. Dan kenapa ya, tiap kali ada tren di sosial media, banyak dari kita yang berlomba-lomba ingin mengikutinya? Kuat banget ya pengaruh dari media sosial untuk kehidupan kita.

Ya, emang, sebenernya ini pengaruh dari globalisasi dan perkembangan teknologi. Tapi kalau dipikir lagi, kalian nyadar nggak kalau kita sedang dikendalikan zaman? Coba deh renungin!

Kondisi sekarang tuh terkesan membuat kita hilang tujuan gitu, gampang banget terombang-ambing ke sana ke mari, ikut sana ikut sini. Kita jadi nggak punya tujuan jelas, hilang identitas. Pokoknya, apa pun yang jadi tren sekarang harus ikutan biar nggak dikira ketinggalan zaman.

Alhasil, waktu kita hanya dihabiskan untuk ikut-ikutan saja. Kita jadi kehilangan banyak kesempatan untuk melakukan perbaikan karena senantiasa memantau hal-hal yang sedang viral. Percaya deh, urusan dunia itu nggak akan ada habisnya. Tapi usia kita pasti akan berkurang setiap harinya.

Imam Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan, “waktu itu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia akan menebasmu. Dan jika dirimu tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.”

So, milenial keren itu bukan milenial yang senantiasa eksis dalam sosial media dan punya followers berjuta-juta. Tapi milenial keren itu milenial yang senantiasa bertahan menjaga ketakwaan di tengah gempuran kemaksiatan.

Sebab Generasi Milenial Mudah Tergerus Zaman

Di antara sebab mengapa generasi sekarang sangat mudah tergerus zaman adalah karena tidak kuatnya fondasi keimanan mereka. Generasi milenial kita tidak memiliki cukup bekal tentang pemahaman agama yang dijadikan sebagai acuan dalam menjalani kehidupan. Karena inilah mereka jadi mudah terpengaruh oleh setiap kesenangan yang menipu. Dalam masa pencaharian dirinya, mereka justru dicekoki tontonan-tontonan yang dapat memengaruhi pola pikir dan kepribadian di masa depan.

YOLO (You Only Life One) adalah prinsip generasi sekarang. Mereka tuh nggak peduli dengan apa yang terjadi setelah kematian. Katanya sih jangan sampai menyia-nyiakan kehidupan yang cuma datang sekali, jangan sampai menyesal karena tidak bisa merasakan setiap hal yang membahagiakan. Yups, itu adalah cara berpikir mereka. Padahal kalau diperhatikan, kebahagiaan yang mereka cari itu cuma semu. Mungkin kebahagiaan bisa didapatkan, tapi hanya sebentar dan belum tentu bisa merasakan ketenangan.

Pengaruh paham sekuler-liberal ini ternyata sangat berbahaya lho bagi kehidupan. Aturan agama yang dipisahkan, kebebasan dalam menafsirkan syariat Islam adalah sebuah kesalahan yang tidak seharusnya dilakukan. Kalian tahu nggak, Allah membuat aturan itu bukan untuk memberatkan melainkan untuk menyelamatkan. Kalau fondasi keimanan kita benar-benar kokoh, menjalankan aturan syariat itu nggak berat, kok. Justru saat kita taat syariat, kita bisa merasakan ketenangan dan kebahagiaan yang hakiki.

Bijaklah dalam Menggunakan Sosial Media

Anyway, dengan adanya kemajuan dan perkembangan teknologi seperti saat ini, sebenarnya bisa kita jadikan peluang untuk mendapatkan lebih banyak amalan dengan memanfaatkannya sebagai sarana berdakwah dan menebarkan kebaikan lho. Hal seperti ini tentu bisa lebih bermanfaat daripada menggunakan media sosial untuk hal lainnya. Inget ya, Bestie, segala hal yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt. kelak. So, bijaklah dalam bersosial media. Jadikan sosial media sebagai sarana dakwah untuk menunjukkan kebenaran yang bisa menjadi ladang pahala bagi kita.
Dari sahabat Uqbah bin ‘Amr bin Tsa’labah radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)

Role Model Milenial Beriman

Kalau ngomongin soal idola, milenial saat ini pun sudah pasti memiliki idolanya masing-masing. Tapi kalian pada tahu nggak sih siapa saja sosok-sosok luar biasa yang bisa dijadikan panutan milenial beriman? Yups, mereka adalah pemuda-pemuda binaan Rasulullah yang sudah tidak perlu diragukan lagi perihal keimanan, kehebatan, dan perannya untuk agama meski dalam usia muda. Beberapa di antaranya adalah:

Pertama, Zaid bin Tsabit. Karena kemampuan bicaranya, daya ingatnya, dan kekuatan hafalannya ia menjadi sekretaris Rasulullah saat usianya masih belasan tahun. Ia menjadi penerjemah resmi kenegaraan saat berusia 13 tahun.

Kedua, Usamah bin Zaid, sang panglima muda. Ia adalah seorang pemuda hebat yang sangat bersemangat mengikuti seruan jihad. Perang pertama yang diikutinya adalah Perang Mu’tah, saat itu usianya masih 15 tahun. Saat berusia 18 tahun, ia diangkat menjadi seorang Panglima, menjadi Komandan Pasukan Militer yang memimpin pasukan-pasukan senior.

Ketiga, Muhammad Al-Fatih, sang penakluk Konstatinopel. Siapa sih yang nggak kenal sosok hebat satu ini? Di usianya yang masih terbilang cukup muda, ia berhasil menaklukkan Konstatinopel yang telah dikuasai bangsa Romawi selama 1.300 tahun. Dalam khutbahnya kepada para pasukan penakluk Konstatinopel, ia menyebutkan, “..sampaikanlah kepada para pasukan satu per satu bahwa kemenangan besar yang akan kita capai ini akan menambah ketinggian dan kemuliaan Islam. Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan menjadikan syariat selalu di depan matanya dan jangan sampai ada di antara mereka yang melanggar syariat mulia ini..”

Sebenernya sih tidak hanya ketiga tokoh itu saja yang bisa menjadi role model milenial beriman, masih banyak lagi tokoh-tokoh Islam lain yang menghabiskan masa mudanya untuk meraih kemuliaan. Mereka memanfaatkan masa mudanya untuk menuntut ilmu dan melakukan hal-hal bermanfaat lainnya, tidak hanya membuang-buang masa mudanya dengan melakukan hal-hal nirfaedah. Tokoh-tokoh seperti inilah yang harus diidolakan dan dijadikan panutan karena bisa menjadi motivasi kita melakukan kebaikan. Jangan lagi salah idola, ya, Bestie![]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Dila Retta Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Gaya Pelangi yang Berbeda
Next
Cyberbullying Bikin Merinding
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram