Cari Cuan 24 Jam Nonstop, Begini Amat Hidup?

"Islam punya konsep rezeki yang jelas, pun punya konsep qada dan qadar yang menenangkan. Rezeki gak melulu harta atau materi, melainkan berupa segala pemberian dari Sang Maha Pencipta seperti kesehatan dan teman yang saleh. So, nggak ada tuh istilah "yang penting cuan!"

Oleh. Silah WD
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Halo, Guys! Baik-baik aja 'kan? Eh, by the way siapa nih yang punya akun TikTok? Pasti pada punya, dong? Hehehe … TikTok tuh jadi aplikasi yang paling banyak di- download dan digandrungi, 500jt lho penggunanya. Fantastis! Saking banyaknya pengguna TikTok, muncul tuh ide-ide challenge yang dijadikan konten. Sayangnya, challenge yang viral malah yang unfaedah dan membahayakan, mulai dari joget ala dangdutan sampai K-Pop-an. Nah, sekarang ada lagi nih, TikTok challenge 24 jam nonstop. Apa lagi nih? Yuk, kita bahas!

Jadi challenge ini lagi tren bahkan jadi salah satu jalan cari cuan. Udah lihat 'kan TikTok viral Cesar? Yups, 24 jam nonstop live sambil nge-Dj. Mantan suami Indadari ini menggemparkan jagat per-TikTok-an dengan aksi 24 jam nonstop-nya. Bahkan sampai ada yang men- tag BNN untuk memeriksa kesehatan Cesar. Duh, dasar kelakuan netizen! Eh, kelakuan Cesar juga! Tahu nggak sih, kalian, sebenarnya challenge ini mengharuskan TikTokers live dalam 24 jam dengan imbalan bentuk gift diamond yang diberikan penonton. Serangkaian permintaan penonton harus dipenuhi barulah gift diberikan. Nah, gift itulah yang nantinya bisa dicairkan dalam bentuk uang.

Bukan cuma itu aja, lho. Ada juga aksi akun TikTok @trauma_buliyan_netizen62, seorang pemuda mengguyur dirinya dengan lumpur 24 jam nonstop. Siapa yang mau nonton? Eits, jangan salah, Guys TikTokers ini punya followers 96,2 K. Bahkan bukan akun TikTok ini saja, TikTokers lain pun latah mandi lumpur sebagai hiburan. Tapi kok begini amat, ya? Rela membahayakan jiwa, menghinakan diri sampai meninggalkan salat hanya demi cuan, secuil nikmat yang Allah berikan. Di zaman sekarang nggak heran sih karena kapitalis sekuler mencengkeram dunia ini, jadi hal itu biasa saja di mata masyarakat. Agama pun cukup ritual saja. Dia harus dipisahkan dari kehidupan, semisal kerja tapi nggak lihat halal haram, intinya yang penting cuan!

Seperti tren TikTok ini, gak lepas dari cara pandang dunia yang dijadikan gaya hidup remaja. Soalnya, mereka nggak punya konsep berpikir yang jelas tentang kehidupan, akhirnya cuma latah sama segala hal yang lagi tren di dunia. Mereka nggak liat konten itu berfaedah, unfaedah, atau maksiat. Belum lagi tren flexing yang dilakukan artis dibiarkan bertebaran di media sosial, dijadikan ajang pamer kekayaan sampai-sampai menjadi kiblat kesuksesan di mata remaja. Jadi doktrin, gitu! Kalau ingin sukses, ya harus punya ini dan itu, bisa begini dan begitu. Akhirnya mereka melakukan segala cara yang serba instan untuk mendapatkannya. Contohnya jadi konten kreator dengan konten berbahaya bin mengancam jiwa ini. Nauzubillah.

Terlebih Barat pun paham cara melemahkan generasi muslim terbesar di dunia ini. Lewat gempuran food, fun, fashion, dan film inilah kekuatan pemikiran dikerahkan agar remaja terbuai dan alhasil sukseslah Barat memorak-porandakan generasi muslim. Lalu, langkah jitu seperti apa, ya kira-kira agar generasi ini bebas dari gempuran Barat ini? Pangkal masalah ini sebenarnya terdapat pada sistem, maka sistem pulalah kuncinya. Sistem apalagi kalau bukan sistem Islam sebagai ideologi yang menerapkan segala aturan berdasarkan titah Allah Swt. dan bukan aturan buatan manusia.

Islam mengatur dari urusan individu, masyarakat bahkan negara. Setiap Individu diwajibkan belajar agama sehingga memiliki konsep kehidupan yang jelas. Bahwa segala aktivitas di dunia ada ganjarannya yakni pahala atau dosa. Islam mengarahkan manusia hidup untuk beribadah. So, nggak ada tuh istilah "yang penting cuan!" Islam juga punya konsep rezeki yang jelas, pun punya konsep qada dan qadar yang menenangkan. Rezeki nggak melulu harta atau materi melainkan berupa segala pemberian dari Sang Maha Pencipta, bisa kesehatan, waktu untuk belajar agama, teman yang saleh dan lainnya.

Jadi nggak ada istilah mencari cuan 24 jam sampai menyakiti diri sendiri. Karena generasi yakin ada Sang Rahman yang tidak pernah tidur dan selalu mengatur hamba-Nya. Memberikannya rezeki sehingga nggak ada rasa takut sampai kepikiran mogok makan. Udah jelas rezeki dijamin dari lahir sampai napas terakhir. Dari sistem pendidikan itu terbentuklah pemikiran remaja yang cemerlang plus orang tua yang memiliki pemahaman, ingin baik dan benar ya belajar Islam, maka orang tua mendidik anak mereka sesuai pola asuh ajaran Rasulullah Muhammad saw. yang mulia.

Setelah masyarakat paham bahwa segala sesuatu itu ada aturannya dan aturan tersebut berasal dari Allah Swt. melalui perantara nabi Muhammad saw. yaitu Al-Qur'an dan Hadis, tentu Islam akan diterapkan di segala aktivitas kehidupan melalui kewenangan negara. Maka, timbul rasa rindu Islam diterapkan secara menyeluruh dalam naungan Khilafah, yakni negara adidaya dari gabungan pemimpin muslim seluruh dunia. Sehingga terciptalah negara yang akan menyejahterakan manusia. Demikian juga pekerjaan halal disediakan oleh negara. Kita cukup memenuhi sandang, pangan, dan papan karena negara menjamin kesehatan dan pendidikan. Kita nggak dibuat pusing lagi deh. So, Guys gak ada lagi tuh kaum serba instan. Sebab semua akan dimintai pertanggungjawaban, ada halal ada haram, ada pahala begitu pun dosa. Mau selamat dunia akhirat harus berkiblat pada Rasulullah Muhammad saw. bukan TikTokers yang banyak maksiat!
Wallahu a'lam bi ash-shawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Silah WD Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Rekor Krisis Generasi, Jepang “Kiamat” Populasi
Next
Kala Pelangi Tak Indah Lagi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram