7 Kali Aborsi, Inikah Tanda-Tanda Kiamat Kian Merapat?

"Di antara pertanda berlangsungnya hari kiamat adalah diangkatnya ilmu, kebodohan merajalela, banyaknya orang yang meminum miras dan zina dilakukan secara terang-terangan. (HR. Imam Muslim)"

Oleh. Dia Dwi Arista
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Sister! Dengar enggak sih berita terbaru dari Pulau Sulawesi? Itu tuh tentang penemuan 7 kotak Tupperware yang berisi janin hasil aborsi! Innalillahi. Awalnya, pemilik sebuah rumah kos di Paccerakang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, sedang membersihkan salah satu kamar kosnya yang sudah 6 bulan ditinggal penyewa. Dari sana, ditemukan 7 janin hasil aborsi di dalam tempat makan. Ya Allah kok tega plus ngeri banget.

Usut punya usut, penyewa adalah sepasang kekasih yang melakukan tindakan aborsi hingga 7 kali, mulai dari tahun 2012 hingga sekarang. Keduanya pun segera ditangkap oleh pihak berwenang. Menurut pernyataan mereka, mereka melakukan tindakan aborsi disebabkan malu hamil diluar nikah. (kompas.com, 9/6/2022) Ya Allah Sister, sudah tahu malu, kenapa tidak nikah aja? malah kumpul kebo!

Kenapa sih makin banyak tindakan aborsi dan kumpul kebo di Indonesia? Padahal kan Indonesia mayoritas muslim? Atau bahkan pelaku juga beragama muslim? Apa ini tanda kiamat makin dekat?

Sekularisme dan Liberalisme

Sister, fenomena aborsi dan seks bebas, atau bahkan kumpul kebo makin banyak kita temui di masyarakat kita saat ini. Meski penduduknya muslim, namun Indonesia bukanlah negara penganut ideologi Islam. Tapi negara ini malah mengadopsi ideologi lain yang lagi mendunia saat ini. Tak lain dan tak bukan adalah kapitalisme, Sis!

Dan tahu enggak, Sis? Asas atau fondasi dari ideologi ini adalah sekularisme. Yakni, pemisahan agama dari kehidupan. Adanya paham ini, menjadikan agama sebagai ritual dalam ranah privat saja. Manusia dianggap sebagai aktor sekaligus sutradara kehidupan.

Karena tidak ada aturan dari agama yang boleh mengikat manusia di ranah publik, maka mereka membuat aturan untuk mereka sendiri. Tentu dengan nilai-nilai yang mereka ciptakan sendiri sesuai dengan pandangannya terhadap dunia. So, jelas sekali aturan yang tercipta tak bersifat objektif, Sister! Namun condong pada si pembuat aturan.

Jikalau si pembuat aturan suka dengan kaum pelangi yang tak indah, alias LBGT, maka ia akan membuat peraturan untuk membebaskan mereka. Andaikan mereka suka minum khamar, maka mereka akan membiarkan minuman haram tersebut menjadi konsumsi publik. Pun, misalnya mereka suka berzina, maka mereka lakukan. Bahkan, malah membuat UU yang berbau melegalkan zina dan kumpul kebo asalkan tidak terjadi paksaan. Nauzubillah

Kelakuan mereka ini yang kemudian melahirkan paham liberalisme atau paham kebebasan. Dan paham ini juga dikukuhkan dengan adanya HAM (Hak Asasi Manusia) yang paten tak boleh dilanggar. Bahkan andaikan HAM ini bertentangan dengan syariat pun, yang menang tetap HAM, Sister, di dunia internasional.

Paham-paham yang sudah diakui oleh dunia internasional ini pun dengan mudah masuk ke dalam setiap jengkal negeri kaum muslim, termasuk Indonesia. Negara mulai meratifikasi aturan agar paham-paham ini mulus diterima rakyat yang mayoritas muslim. Akhirnya, disebarkan mulai dari media, baik televisi maupun cetak. Mirisnya, paham ini juga dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Hingga mau tak mau, generasi muslim akan mengadopsi paham-paham ini sebagai pedoman kehidupannya.

Sudah masuk 'kan benang merahnya? Ya. Maka tak heran jika budaya pacaran, zina, kumpul kebo, bahkan aborsi atau MBA, (Married by Accident) menjadi fenomena biasa, yang sehari-hari kita temui bahkan di tetangga! Miris! Istigfar bareng-bareng yuk!

Kiamat Makin Merapat

Kerusakan terstruktur ini, merupakan alarm nyaring bahwa kiamat sudah semakin merapat. Betapa tidak? kerusakan moral tengah menggila, bahkan dipuja. Sedangkan orang yang lurus agamanya malah difitnah. Kedatangan kiamat adalah sesuatu yang sudah pasti, mutlak adanya, Sis. Allah Swt. berfirman, "Patuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya. Kamu tidak memperoleh tempat berlindung pada hari itu dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu)." (QS. Asy Syura: 47)

Namun, yang tidak kita ketahui adalah tanggal pasti datangnya hari kiamat tersebut. Allah berfirman, "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Tuhan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Al A'raf: 187)

Rasul pun tidak mengetahui kapan datangnya kiamat, lho. Yang beliau bocorkan kepada kita, umatnya, adalah tanda-tanda dekatnya hari akhir tersebut. Salah satunya hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah saw. bersabda "Di antara pertanda berlangsungnya hari kiamat adalah diangkatnya ilmu, kebodohan merajalela, banyaknya orang yang meminum moras dan zina dilakukan secara terang-terangan."

Tentukan Posisimu!

Memang kita tak bisa menghindari datangnya kiamat, namun kita bisa mengubah posisi kita di dunia. Yakni menjadi kaum muslim yang taat atau kah maksiat? Dua posisi ini yang nantinya akan menentukan kesejahteraan kita, ketika datang masa di mana tidak ada penolong lain selain amal-amal kita di dunia.

Selain itu, menentukan posisi ini haruslah dicapai dengan masuk ke dalam Islam secara kaffah. Selain memperbaiki diri, kita pun berkewajiban memperbaiki orang di sekitar kita dengan jalan saling menasihati, atau amar makruf nahi mungkar. Melaksanakan syariat Islam secara kaffah, dan berjuang demi terterapkannya syariat dalam bingkai Khilafah. Inilah jalan yang seharusnya kita ambil agar kebaikan terus terjaga, dan kita mempunyai andil di dalamnya. Allahu a'lam bish-showwab[]


Photo : Medical Source

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim Redaksi NarasiPost.Com
Dia Dwi Arista Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Ada Apa dengan Tanda Baca?
Next
Mortir Kiriman BIN Menyasar Papua
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram