Yuk, Hijrah Secara Kaffah!

"Hijrah tak cukup hanya dari segi pakaian dan penampilan saja. Akan tetapi, bagaimana kehidupan ini berjalan sesuai dengan perintah dan larangan Allah."


Oleh : Messy Ikhsan
(Novelis dan Founder Diksi Hati)

NarasiPost.Com-Hello Guys, siapa sih yang tidak tahu dengan kata hijrah? Tentu kita sudah akrab dengan istilah tersebut, mengingat gelombang hijrah yang sudah menjamur di tengah masyarakat, dari kalangan kolonial hingga milenial, dari kalangan penguasa hingga rakyat biasa. Semua berbondong-bondong ingin berbenah diri dan ingin dekat dengan Sang Pencipta. Masyaallah!

Fenomena di atas harus kita apresiasi dan acungi jempol, ya, Guys. Sebab, bukan pilihan yang mudah untuk memutuskan berhijrah, apalagi di usia muda, mengingat setelah itu akan ada banyak tantangan yang siap bertandang. Karena itu, kita harus kuat menghadapi segala kemungkinan.

Hijrah yang dimaskud di sini bukan hanya hijrah pakaian, tetapi hijrah secara kaffah, hijrah dari segi pikiran, perbuatan, perasaan, dan lain-lain, yang harus disesuaikan dengan syariat Islam, ya, Guys.

Miris, sih, ada yang sudah berhijrah dari segi pakaian. Akan tetapi, dari segi perbuatan tidak terikat dengan aturan Al-Qur'an. Meskipun antara pakaian dan perbuatan merupakan dua hal berbeda, tetapi keduanya harus terikat dengan syariat Allah. Benar apa betul?

Miris, sih, pakaiannya sudah tertutup rapat, bahkan sudah bercadar. Akan tetapi, interaksi dengan yang bukan mahram masih kebablasan, seperti berbocengan, hang out, makan berduaan, bersentuhan, dan lain-lain.

Larangan ini tidak hanya berlaku untuk perempuan yang sudah berhijrah saja, ya, Guys. Akan tetapi, berlaku bagi setiap diri yang mengaku sebagai muslimah. Kita wajib taat pada aturan Allah secara kaffah. Kita melaksanakan hijrah dengan sebenar-benarnya hijrah. Bukan bermaksud apa-apa, jangan sampai karena kesalahan satu orang saja, bisa mengundang citra buruk bagi Islam dan umat muslim secara keseluruhan. Karena itu, setelah berhijrah kita harus menjaga sikap karena Allah, bukan karena manusia

Esensi Hijrah Sejati

Islam adalah agama yang mulia dan sangat memuliakan manusia. Allah menciptakan aturan yang sesuai dengan fitrah lelaki dan perempuan. Aturan yang dibuat bukan untuk mengekang salah satu pihak, tetapi menjaga semua pihak agar tidak terjerumus dalam lembah kemaksiatan.

Hijrah tak cukup hanya dari segi pakaian dan penampilan saja. Akan tetapi, bagaimana kehidupan ini berjalan sesuai dengan perintah dan larangan Allah. Bagaimana perkataan, perbuatan, perasaan, dan interaksi yang ada sesuai dengan koridor syariat. Aturan yang diterapkan bersumber dari wahyu, bukan hawa nafsu.

Dalam Islam, kehidupan lelaki dan perempuan adalah terpisah, tidak terjadi interaksi antara keduanya tanpa ada kepentingan syar'i, seperti dalam pendidikan, kesehatan, dan muamalah. Karena itu, interaksi selain itu harus ditinggalkan karena tidak sesuai dengan syariat.

Setelah hijrah pakaian, maka interaksi dengan lelaki asing juga harus hijrah. Perbuatan hura-hura harus dibasmi, durasi main dengan yang bukan mahram harus dihilangkan, diganti dengan kegiatan berfaedah dan menebar manfaat di tengah umat. Dengan begitu, antara pakaian, perasaan, perkataan, dan perbuatan menjadi sinkron, sama-sama terikat dengan Al-Qur'an.

Ingat, jaga jarak aman agar kita menjadi nyaman, sama-sama menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan antara kedua belah pihak. Mari sama-sama berlomba untuk dekat dengan Allah.

Jadilah promotor hijrah kaffah, sehingga bisa memberikan pengaruh positif pada umat, memancing manusia lain untuk berbondong-bondong hijrah. Jangan sampai salah langkah dalam hijrah, khawatir akan menyesatkan umat dari jalan kebenaran. Semoga Allah jauhkan kita semua dari hal demikian. Aamiin.

Allah berfirman, yang artinya:

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (QS Al-Baqarah : 208)[]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Berkecukupan atau Bersabar, Mana yang Lebih Baik?
Next
Jerit Pilu para Ibu: Obrolan Pagi di Warung Sayur
1 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram