"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS Ali Imran : 104)
Oleh : Messy Ikhsan
(Novelis dan Founder Diksi Hati)
NarasiPost.Com-Hello Guys, kita patut bersyukur melihat fakta yang terjadi saat ini. Betapa geliat hijrah di tengah umat kian meningkat setiap hari seolah tak ingin berhenti. Semua orang berbondong-bondong untuk taat, ingin mempelajari Islam lebih rinci. Hal itu pertanda bahwa kecintaan umat pada Islam semakin besar dan meninggi. Masyaallah!
Islam tak hanya menuntut kita baik sendiri atau hijrah secara pribadi saja, Guys. Akan tetapi, Islam memerintahkan kita untuk mengajak umat secara keseluruhan dalam kebaikan, hijrah secara bersama-sama, gitu, agar kita pantas menyandang gelar umat terbaik, seperti yang Allah katakan di dalam Al-Qur'an.
Masa kita tidak bangga, sudah dipuji oleh Allah secara langsung dan terang-terangan? Akan tetapi, bangga saja tidak cukup, ya, Guys. Kita harus gerak cepat untuk action dan bergerak gesit dalam melaksanakan perintah Allah. Jadi, gelar umat terbaik, bukan hanya stempel saja, melainkan tercermin dari perkatan dan perbuatan kita lewat aktivitas dakwah.
Dakwah Kewajiban, Bukan Pilihan
Guys, masihkah hari ini kita sibuk memikirkan dan mengurusi urusan sendiri? Fiks, kita ketinggalan zaman sekali!
Masa iya, dari zaman kolonial sampai digital, kita hanya berkutat pada ego pribadi saja? Padahal, 14 abad yang lalu, Rasulullah sudah memberikan kita mandat untuk melanjutkan estafet perjuangannya, yaitu melakukan aktivitas mulia yang bernama dakwah.
Allah berfirman, yang artinya:
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS Ali Imran : 104)
Bahkan, Rasulullah juga sudah sering mengingatkan dalam banyak hadis, agar kita menyampaikan kebaikan dan kebenaran walau satu ayat saja. Sebab, kita tidak tahu bagaimana seseorang dalam menggapai hidayah. Akan tetapi, di area yang dikuasai, kita berusaha memberikan yang terbaik untuk agama Allah.
Guys, dakwah itu bukan perkerjaan ustad dan anak pondok pesantren saja, bukan juga aktivitas orang-orang yang memiliki kuasa, harta, dan tahta. Akan tetapi, dakwah adalah kewajiban bagi siapa pun yang beriman kepada Allah. Dakwah itu wajib bagi setiap muslim, bukan pilihan yang bisa kita tawar. Lantas, kenapa masih setengah-setengah di jalan yang mulia ini?
Allah tidak meminta segunung uang dan emas kepada kita. Allah juga tidak minta dunia dan segala pernak-perniknya kepada kita. Akan tetapi, Dia hanya minta satu hal kepada kita, untuk selalu taat dan menggencarkan aktivitas dakwah. Sebab, tubuh ini, dunia ini adalah milik Sang Pencipta, maka sepantasnya, kita memberikan kontribusi terbaik pada agama-Nya.
Allah berfirman, yang artinya:
"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung." (QS Al-Taubah : 111)
Guys, jika kita menyadari posisi sebagai seorang hamba, maka tidak ada alasan untuk tidak totalitas dalam dakwah, agar aturan Allah kembali menaungi kehidupan. Jika kita menginginkan surga yang sama dengan Rasulullah, apa kita sudah segigih dan sehebat Rasulullah dalam berdakwah?[]
Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]