Konten Unfaedah? Bye-Bye!

"Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?" (QS Al-Maidah : 50)


Oleh : Messy Ikhsan
(Novelis dan Founder Diksi Hati)

NarasiPost.Com-Heloo Guys, siapa coba, yang tidak tahu dengan teknologi dan internet? Pasti sudah pada tahu, kan? Kalau tidak, ah, sungguh terlalu pokoknya!

Masa kalah sama emak-emak yang hidup pada zaman kolonial? Tentu tidak, kan? Apalagi anak-anak zaman now, pasti sudah tidak asing dengan dua nama tersebut, mengingat setahun belakangan harus melaksanakan pembelajaran secara daring.

Mau atau tidak mau, Milenials harus akrab dengan si gawai ini. Bahkan, tak jarang, banyak peserta didik yang kecanduan dengan benda pintar tersebut. Sayangnya, mereka kecanduan pada aspek yang negatif. Sungguh miris!

Lihatlah, konten-konten yang tersebar di media massa dan jagat maya. Hampir semua didominasi oleh konten-konten unfaedah, hura-hura, dan kesenangan sesaat saja, seperti menari-nari di aplikasi 'mentok', posting konten uwu pacaran, umbar aurat, dan beragam sensasi lainnya. Semua bikin sesak dada dan geleng-geleng kepala. Duh!

Apalagi konten-konten unfaedah itu secepat kilat menyebar dan viral. Dalam satu tarikan napas, konten itu sudah ditonton oleh bejibun mata, padahal sarat dengan sesuatu yang negatif.

Hal ini tentu memberikan pengaruh buruk bagi generasi muda, terutama pada kesehatan, pikiran, perasaan, dan tindakan.

Jika demikian faktanya, mau dibawa ke mana nasib negeri ini? Akankah bisa berhasil di tangan para pemuda yang rapuh?

Viral di Dunia VS Viral di Surga

Pengunaan teknologi memang sudah menjamur di tengah masyarakat, baik di kalangan anak muda maupun orang tua, baik para penguasa maupun rakyat biasa. Semua bisa tersentuh oleh perkembangan digitalisasi.

Bahkan, yang membuat sistem kapitalis  tetap eksis di dunia ini,  salah satunya adalah karena pengaruh media. Mereka senantiasa gencar menyebarkan stigma positif tentang kapitalisme agar bisa diterima oleh masyarakat, walaupun aslinya sangat bobrok.

Dalam sistem kapitalis yang menggunakan asas sekuler, yaitu pemisahan aturan agama dari kehidupan, setiap orang bebas berbuat apa saja tanpa memperhatikan batasan syariat, termasuk bebas membuat konten unfaedah dengan alasan untuk mencari kesenangan semata.

Anehnya, segala cara dihalalkan oleh generasi muda demi viral dan terkenal. Mereka melakukan hal aneh yang mengundang kontroversi dan memancing emosi. Semua demi like dan folower yang segudang, demi kenikmatan duniawi dan materi. Banyak dari mereka yang sadar, bahwa perbuatan yang dilakukan adalah suatu kesalahan. Akan tetapi, mereka tetap kekeh untuk mempertahankannya. Kok bisa?

Betul, semua hal yang tak masuk dalam logika, bisa terjadi dalam sistem saat ini, termasuk lahirnya generasi-generasi yang hanya mengejar kesenangan semu semata. Mereka menghalalkan segala cara untuk meraih eksistensi. Aturan agama hanya diterapkan dalam ritual belaka, bukan dalam kehidupan negara.

Allah berfirman, yang bartinya:

"Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?" (QS Al-Maidah : 50)

Begitulah asas kehidupan dalam sistem Kapitalisme. Mereka mencari materi dan manfaat sebanyak-banyaknya. Apa pun dilakukan untuk mendulang eksistensi dan rupiah meski bertentangan dengan prinsip dan akidah. Lantas, kita mau viral di dunia atau di surga?

Selama negeri ini masih diatur dengan sistem buatan manusia, maka akan lahir generasi rapuh dan berorientasi pada dunia semata, generasi bucin, alay, dan ambyar serta bermental kerupuk. Apakah kita mau pemuda negeri ini terus menjadi korban sistem kapitalis?

Konten Faedah dalam Sistem Khilafah

Islam, bukan hanya agama ritual semata, melainkan juga aturan yang mengatur kehidupan manusia, mulai dari bangun tidur hingga bangun negara. Islam juga mengatur tekait media dan konten yang boleh dibuat.

Negara akan memberikan pendidikan agama super lengkap pada umat, terutama generasi muda agar memiliki kepribadian Islam. Pola pikir dan sikapnya sesuai dengan tuntunan syariat. Maka, lahirlah generasi muda kreatif, produktif, inovatif, dan bervisi cemerlang. Mereka tidak akan punya waktu memikirkan konten unfaedah karena setiap hari sibuk mengerjakan kebaikan dan ibadah.

Selain itu, Khalifah juga memfilter budaya asing yang masuk ke negara Islam. Khalifah harus selektif sebelum menentukan kebijakan dan tindakan. Jangan sampai budaya asing itu merusak dan meracuni pemikiran umat.

Negara, orang tua, dan masyarakat harus bahu-membahu memberikan pemahaman pada generasi muda agar bijak dalam mengakses teknologi yang ada, mengingat segala sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik dan tidak disukai oleh Allah. Sebab, hal itu akan berefek buruk pada generasi muda.

So, yuk, berproses dan berprogres menjadi generasi muda Islam yang tangguh, layaknya pemuda-pemuda muslim hebat zaman dahulu! Dengan begitu, kita pantas mendekap pertolongan Allah dan menjadi pengukir peradaban terbaik. Masyaallah![]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Tes Wawasan Kebangsaan demi Moderasi
Next
Kebebasan yang Kebablasan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram