Mau apa pun cita-citanya, seperti apa pun masa mudanya, selama sesuai syariat pasti digunakan untuk mencari bekal akhirat.
Oleh. Yuyun Suminah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Sobat, masih ingat dulu waktu sekolah TK (Taman Kanak-kanak) cita-citanya mau jadi apa? Kebayakan dari anak-anak cita-citanya jadi dokter, TNI, polisi, pemadam kebakaran, guru, arsitek, dan lainnya. Sekarang sudah remaja apa masih sama cita-citanya atau berubah haluan?
Dengan adanya cita-cita tersebut, kita sudah dipahamkan tentang masa depan. Dan untuk mencapai tujuan tersebut kita dituntut untuk belajar mulai dari jenjang SD sampai perguruan tinggi, semua itu dijalani pada masa muda.
Masa muda adalah periode emas mulai dari fisik yang masih kuat, energik, dan semangat. Namun, semua itu tergantung pemahaman yang dipakai oleh seorang pemuda tersebut. Jika hanya mengejar cita-cita tanpa dibarengi pemahaman agama, artinya mungkin saja cita-citanya terwujud. Akan tetapi, hanya digunakan untuk mencari materi semata, menikmati hidup tanpa makna.
Mungkin kita akan menemui orang yang berpendidikan tinggi, bergelar sarjana, namun kesandung kasus korupsi. Walaupun tindak korupsi ini tak melulu pelakunya yang berpendidikan tinggi saja, bisa dilakukan oleh siapa saja.
Termasuk oleh seorang juru parkir liar yang ada di seluruh Indonesia meminta uang parkir dengan nominal tak wajar termasuk di Karawang Jawa Barat, sebanyak 25 orang pelaku pungli (pungutan liar) digiring polisi karena menggetok tarif iuran parkir tanpa karcis. (DetikJabar.com 19 April 2024). Itu artinya, ada yang kurang tepat dalam menjalani kehidupan, yaitu hilangnya pemahan agama.
Dalam agama Islam, agama dijadikan sebagai sudut pandang ketika menjalani kehidupan. Mau apa pun cita-citanya, seperti apa pun mudanya, selama sesuai syariat pasti digunakan untuk mencari bekal akhirat.
Sob, bagaimana ya supaya kita mendapatkan pemahaman bahwa agama harus dijadikan sudut pandang utama dalam menjani kehidupan?
Di bawah ini ada tiga langkah yang harus dilakukan agar kita bisa mengukir masa muda untuk masa depan. Lanjutkan bacanya ya, check it out!
Pertama, peran keluarga. Seorang yang berprofesi apa pun baik dokter, TNI, dan lainnya termasuk juru parkir pasti standar perbuatannya halal dan haram. Memiliki pemahaman tersebut tidak bisa ujug-ujug ada, semua selalu diawali dari lingkungan keluarga dulu, bagaimana seorang ayah dan ibu memberikan pemahaman bahwa pergi sekolahnya, cita-citanya, sampai menjalani profesi apa pun selalu diniatkan ibadah.
Kedua, mengkaji Islam. Waktu muda kita harus dibarengi dengan mengkaji Islam. Jika ilmu dunia hukumnya fardu kifayah, ilmu agama hukumnya fardu ain, mau laki-laki atau perempuan. Rasulullah pun berpesan untuk umatnya wabil khusus para kawula muda yang artinya "Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim, waktunya adalah dari buaian ibu (bayi), sampai masuk liang kubur”.
Dengan mengkaji Islam kita akan tahu mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh, mana halal dan mana haram. Sehingga kita akan mengerti bahwa masa muda sangatlah berharga maka semua mobilitas kita, kekuatan, dan semua potensi selama muda akan bermanfaat di dunia dan akhirat.
Ketiga, manfaatkam masa muda sebelum masa tua, apa pun yang dilakukan di masa tua tidak akan maksimal, karena keterbatasan dalam hal kekuatan fisik. Jadi tidak ada istilah muda foya-foya tua kaya raya, mati masuk surga. Mimpi kali. Statement tersebut menyesatkan. So, jangan percaya.
https://narasipost.com/book/mengukir-asa-untuk-perubahan/
Tidak ada yang namanya sukses tanpa melakukan perjuangan, pengorbanan, dan rasa prihatin. Yang ada, suksesnya di masa tua karena di masa mudanya pekerja keras. Begitu juga dalam agama Islam Allah Swt. berfirman yang artinya:
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian, Kami kembalikan ia ke tempat yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Bagi mereka pahala yang tiada terputus.” (TQS. At Tiin: 4—6).
Menurut Ibnu Qutaibah bahwa makna firman Allah yang artinya "kecuali orang-orang yang beriman adalah kecuali orang-orang yang beriman di masa mudanya". Dalam Islam, justru diperintahkan masa muda saatnya banyak melakukan amal baik. Karena masa muda ditopang oleh fisik yang prima dan semangat.
Karena jika sudah usia tua, fisik mulai terbatas, sehingga amal baik yang sering dilakukan di masa muda dan akan dilakukan lagi di masa tua mungkin hasilnya tidak maksimal.
Sehingga jika kita ada di masa tua pahala kebaikan itu tetap mengalir walaupun tanpa melakukan amalan tersebut. Walau demikian, ketika kita sudah tua jangan kalah sama anak muda, usia boleh tua semangatnya muda membara. Keren.
So, Allah Swt. akan memberi ganjaran atau pahala di masa tuanya, ketika masa mudanya mengamalkan kebaikan.
Semoga kita termasuk orang yang mengukir masa muda untuk masa depan, dengan melakukan 3 langkah di atas, adanya peran keluarga, mengkaji Islam, dan memanfaatkan masa muda sebelum datang masa tua. Wallahua'lam. []
Tulisan yang inspiratif sekali
Yuk zemangaattttt ukir masa muda cemerlangg
Ayo yang muda bangkit dan bergeraklah. Jangan kalah sama yang jelita2. He he
Semangat
Benar. Saya termasuk salah satu yang menyesal karena belajar Islam Kaffah saat usia sudah jelita. Terseok-seok mempelajari tsaqofah Islam. MaasyaaAllah, semoga mbak lebih panjang perjalanan perjuangan mengembalikan kehidupan Islam.
Aamiin, semoga wlpun belajar islam kaffah tak lg di usia muda, semoga tdk afa kata terlambat dimata Allah. Tetep semangat. Bismilah
Seperti tulisan di atas usia boleh tua tp semangatnya jang kalah sm yg muda.