Pemuda Cerdas Politik

"Tujuannya, agar terbentuk pola pikir dan pola sikap kita sesuai Islam. Sehingga, lahir kepribadian khas seorang muslim. Pemuda berkepribadian Islam akan berusaha menyelesaikan masalah dengan kaca mata Islam."

Oleh. Keni Rahayu
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-2024 sebentar lagi. Hawa pemilu seakan menghantui. Mari lihat bagaimana pemuda hari ini. Sungguh, apakah mereka benar-benar peduli?

Padahal, Guys, kita lihat beragam cerita di dunia maya coba tengok, siapakah pemeran utamanya? Ya, kita para pemuda. Jika dulu golok dan celurit hanya dipegang orang dewasa, kini remaja sudah akrab dengan senjata tajam ini. Di Indramayu, seorang polisi terluka saat sedang mengamankan 20 anggota geng motor tawuran (batam.tribunnews.com, 14/05/23)

Jangankan para remaja, kini anak SD juga ingin menjadi lakon cerita. Siswi kelas 6 hampir dibawa kabur oleh kenalan media sosial. Dia tertarik dengan iming-iming akan dinikahi dan dibahagiakan oleh pelaku. Beruntung, polisi menemukan keduanya di sekitar Stasiun Kereta Api Purwokerto, sedang menunggu pemberangkatan kereta ke Bogor (jateng.tribunnews.com, 11/05/23)

Aku bukan mau mengajakmu pesimis. Tetapi coba kita amati, berapa kali pemilihan umum terjadi tetap tidak mengubah kesejahteraan negeri ini? Yang ada hari-hari kita semakin merana. Pemuda semakin bablas pergaulannya, mereka juga semakin tak peduli dengan sekitarnya. Corona seolah menjadi kambing hitam paling tepat pencetak generasi cuek bebek. Padahal, jauh sebelum pandemi label individualis sudah melekat di sifat anak muda masa kini. Lalu, kita bisa apa?

Politik dalam Islam

Tunggu-tunggu, tulisan ini bukan mau ngajakin kamu jadi caleg, ya, hehe. Mungkin yang ada di benak kita tentang politik ya seputar pemilu dan kekuasaan. Tetapi, dalam Islam ternyata tidak sesempit itu, lho! Politik dalam Islam diartikan sebagai riayatu suunil ummah, yaitu pengurusan urusan umat. Jika kita benar-benar peduli pada kondisi ini, tentu kita geram dan tergerak melakukan sesuatu. Kabar baiknya, yang bisa "melakukan sesuatu" bukan hanya para pejabat, tapi juga kita, para rakyat.

Secara konsep sebenarnya sederhana. Beragam masalah pemuda hari ini, kita harus tahu apa penyebabnya? Kemudian, kita beralih ambil langkah untuk mengupayakan solusinya. Kita tidak terjebak pada fakta apalagi hoaks belaka. Jangan pula kita teralihkan pada hal-hal viral atau trending pada waktu tertentu. Akan tetapi, kita harus fokus pada tujuan perbaikan yang jelas arahnya.

Mari kita mengambil inspirasi dari ayat cinta Allah dalam Al-Qur'an. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyaat: 56). Hakikat hidup ini sejatinya ya untuk beribadah pada Allah, Bestie. Maka rel amal kita semua adalah syariat. Jika kita berjalan tidak pada tempatnya, itulah awal mula masalah manusia menggurita, termasuk berbagai problem remaja.

Kehidupan kita hari ini sangat jauh dari tujuan Allah menciptakan manusia. Ibadah tidak hanya salat, puasa, haji, dan ranah ritual lainnya. Tetapi, ibadah adalah nilai dari setiap aktivitas kita yang sesuai dengan aturan dalam Al-Qur'an. Saat kita makan, tidur, jual-beli online sesuai dengan itu semua, maka itu bernilai pahala. Pemuda muslim berpolitik (sesuai Islam) adalah senantiasa menjadikan Islam sebagai acuan bagi dirinya dan orang-orang di sekitarnya.

Pemuda Cerdas Politik

Apa yang bisa dilakukan remaja zaman now untuk bisa melakukan aktivitas politik? Jika standar yang kita pakai adalah nilai ibadah dan rida Allah, maka syariat Islam adalah acuannya. Pertanyaannya, sudahkah kita memahami Islam dari akidah hingga syariat? Jika belum, jawabannya adalah kita wajib mencari tahu.

Wadah memahami Islam adalah komunitas remaja muslim yang siap membina akal dan perasaan kita sesuai dengan Islam. Keyword yang sering kita dengar adalah ngaji. Mari kita merutinkan diri duduk di kajian Islam minimal sepekan sekali. Tujuannya, agar terbentuk pola pikir dan pola sikap kita sesuai Islam. Sehingga, lahir kepribadian khas seorang muslim. Pemuda berkepribadian Islam akan berusaha menyelesaikan masalah dengan kaca mata Islam.

Sayangnya, target perbaikan tidak berhenti di diri sendiri, Kawan. Kita harus pula tinggal di lingkungan yang aman dan nyaman untuk bisa menjalankan semua isi dalam Al-Qur'an. Melihat kondisi Makkah yang tidak kondusif pada saat itu, Rasul dan para sahabat tidak berdiam diri. Yang beliau semua lakukan adalah mengambil peran perbaikan. Dakwah dilakukan berjemaah agar Islam bisa dirasakan keindahannya oleh semua.

So, menjadi pemuda cerdas politik sedikitnya hanya dapat dibentuk dengan dua cara. Apa itu? Ngaji dan dakwah. Nothing else.

Wallahua'lam bishowab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Keni Rahayu Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Pabrik "Hantu" Menggusur Lahan Produktif
Next
Riak Kecil
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Zahrah Luthfiyah
1 year ago

Maasyaallah dalam politik islam sangat-sangat mencerdaskan generasi. Yang tak hanya mencetak generasi pintar dalam hal akademik. Tetapi, pada hal perubahan dan sebagai agen yang berkontribusi dalam ranah politik. Tapi bukan politik sekuler saat ini. Yuk baca, agar menambah wawasan islam. Sangat bagus tulisan-tulisan ideologis seperti ini.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram