Just Be Positive

"Sebaliknya nih, agar hati kita bahagia, pikiran kita tenang, dan semua urusan kita terasa ringan, ternyata yang harus kita lakukan adalah membersihkan hati kita dari debu-debu suuzan, dan menyuburkan husnuzan dalam diri."

Oleh. Bedoon Essem

NarasiPost.Com-Yo Guys, tahukah kamu bahwa hati itu laksana bongkahan kaca, meski terlihat kokoh namun ia mudah pecah, dan jika dia sudah pecah, maka tidak ada cara lagi untuk menyatukannya kembali seperti sediakala. Begitu pula keadaan hati manusia, ia merupakan bagian paling sensitif dari diri manusia. Dia memang tak terlihat, kecil, dan tersembunyi. Namun dialah yang mempunyai peran penting dan bahkan menjadi pusat keimanan seseorang.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam sebuah hadis riwayat Bukhari No. 52 dan Muslim No. 1599), dari Nu'man bin Basyir beliau bersabda: "Ingatlah! dan sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat satu gumpalan daging, apabila dia baik, maka baik pulalah seluruh badannya, dan apabila dia buruk maka buruk pulalah badannya, ingatlah bahwa gumpalan daging tersebut adalah hati"

Hemm Sob, ternyata hati adalah penentu kualitas amalan seseorang ya. Dan seorang mukmin sejati pastinya akan berusaha membersihkan hatinya dari semua hal yang akan membuat hatinya kotor. Ia akan berusaha sekuat tenaga menjauhi maksiat, walaupun hanya sebuah lintasan hati yang jelek. Karena kalau hati sudah kotor, maka pemikiran, pemahaman, juga tingkah laku kita akan terpengaruh. Pikiran kita akan mudah diombang-ambingkan prasangka buruk yang kemudian membuat pemahaman kita menjadi salah, dan pada akhirnya membentuk perilaku kita salah juga. Jika hati sudah kotor, manusia akan mudah dan suka hal-hal yang sia-sia atau bahkan maksiat kepada Allah. Nah, kalau sudah suka maka akan terlena, Sob. Inilah yang harus kita waspadai.

Prasangka buruk atau yang sering kita sebut suuzan adalah kotoran hati. Dan kotoran inilah yang sering melekat dan menempel pada hati kita. Sehingga membuat hati dan hidup kita keruh. Padahal nih, suuzan tak menguntungkan kita sama sekali. Malahan akan membawa keburukan pada diri kita, yang akhirnya semakin membuat kita tambah jengkel dan juga lelah. So, enggak ada untungnya suuzan dipelihara, karena tak ada kebaikan sama sekali di dalamnya. Apa lagi kalau suudzan kepada Allah, wah sangat berbahaya sekali, teman. Dikatakan bahwa tidak ada kejelekan yang melebihi kejelekan berprasangka buruk kepada Allah dan kepada hamba-Nya.

Sebaliknya nih, agar hati kita bahagia, pikiran kita tenang, dan semua urusan kita terasa ringan, ternyata yang harus kita lakukan adalah membersihkan hati kita dari debu-debu suuzan, dan menyuburkan husnuzan dalam diri. Husnuzan adalah senantiasa berpikir positif, dan berusaha memandang segala sesuatu pasti ada alasan dan hikmahnya. Husnuzan mempunyai kebaikan yang luar biasa bagi hidup kita, Sob. Apalagi husnuzan kepada Allah. Dikatakan bahwa tidak ada kebaikan yang melebihi kebaikan keduanya, yaitu husnuzan kepada Allah dan kepada hamba-Nya.

Husnuzan kepada Allah adalah kita meyakini segala sesuatu yang telah dan akan terjadi mempunyai kebaikan. Segala hal yang Allah tetapkan untuk kita, pasti mempunyai hikmah di baliknya. Setiap kejadian dan peristiwa, baik yang menyenangkan ataupun yang mungkin tidak kita sukai, semua pasti telah Allah siapkan kebaikan di dalamnya. Jika pikiran positif kepada Allah ini selalu kita tanam dalam diri kita, pasti hidup kita akan lebih ringan. Akan selalu ada energi untuk kita melanjutkan perjalanan hidup ini. Akan selalu ada semangat untuk terus berjuang. Akan selalu ada motivasi hebat agar kita selalu bisa bangkit dalam setiap keterpurukan dan kegagalan.

Sedangkan husnuzan kepada hamba-hamba-Nya adalah kita memandang apa pun yang orang lakukan selalu baik, tanpa perlu kita mencari-cari sebab dan niat mereka melakukan itu pada kita. Contoh nih, saat kita melihat sahabat kita bermuka masam dengan kita, maka munculkan husnuzan dalam hati kita mungkin dia sedang ada masalah dan tidak bermaksud buruk pada kita. Dengan begitu kita akan jauh dari prasangka buruk yang akan membuat kita jengkel dan bahkan susah tidur, bukan?

Dalam sebuah kitab, yaitu Roudhotul ‘Uqolaa’ hal 186, seorang ulama yaitu Ibnu Hibbaan rahimahullah pernah berkata : “Memberi uzur (kepada orang lain) akan melenyapkan kegelisahan, menghilangkan kesedihan, menolak kedengkian, dan juga penghalang dari saudara…" Orang yang suka memberi uzur dengan berhusnuzan apalagi memaafkan saudaranya yang bersalah maka hal itu akan mensucikan jiwanya dan membahagiakan hatinya. Dan sebaliknya, jika tidak suka memberi uzur apalagi suka mencari mencari-cari kesalahan saudaranya dan mudah mendendam, maka hanya akan menyiksa hati dan menjadikan sulit lepas dari penyakit ujub.

Bayangkan saja, Guys. Jika setiap orang suka berprasangka baik, maka tak akan ada lagi orang yang mudah merasa kesal ataupun duka, karena di hati dan pikiran mereka hanyalah sesuatu yang positif, yang baik, yang akan mendatangkan kebahagiaan. Karena ketika kita selalu positive thinking atau berhusnuzan, maka yang akan kita jumpai di sepanjang waktu kehidupan kita adalah hal-hal yang baik. Begitu pula, ketika kita selalu berprasangka buruk atau suuzan, apa pun yang kita temui akan selalu menjadi buruk dan terlihat buruk. Seringkali kita mengeluh selalu merasakan hal-hal buruk di sepanjang waktu, padahal itu semua berasal dari pikiran negatif kita sendiri.

Manfaat dari husnuzan itu banyak sekali. Di antaranya, kita akan menjadi orang yang tulus, dan ikhlas, hati bersih dari sifat hasad, iri dengki, juga penyakit hati lainnya, sehingga hidup kita akan tenteram, Guys. Positive thinking, juga akan membuat kita menjadi orang yang pandai mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan sekecil apa pun itu. Membuat kita menjadi pribadi yang sabar dan kuat menghadapi tantangan hidup. Selain itu, berpikir positif, juga akan menjauhkan kita dari konflik internal diri kita, seperti keragu-raguan, kecemasan, insecure, bahkan dari depresi. Kita akan menjadi sosok yang ceria dan penuh optimisme. Karena ketika kita menyuburkan husnuzan dalam diri, kita akan sibuk memperbaiki diri dan senantiasa introspeksi alias muhasabah.

So, Guys. Yakinlah bahwa Allah akan selalu mengampuni hamba-Nya yang mau bertobat, Dialah yang maha mengabulkan doa bagi hamba-Nya yang memohon, dan Dialah yang memberi rezeki bagi hambanya yang meminta. Dialah yang senantiasa menolong siapa saja yang meminta pertolongan-Nya. Hilangkan semua negative thinking dari dalam hati, pasti Allah akan mudahkan urusan kita. Jadi, yuk senantiasa berpikir positif kepada Allah, karena sesungguhnya Allah itu sesuai dengan prasangka kita kepada-Nya. Juga yuk mulai hilangkan segala suuzan dalam diri. Jangan ragu menjadi orang baik, Allah pasti akan bantu kita. Termasuk nih, bisa jadi saat kamu membaca tulisan ini, sejatinya Allah sedang membantu kamu untuk memperbaiki cara berpikirmu, agar hidupmu tak serasa laksana rangkaian masalah yang tak kunjung usai.

Wallahu a'lam[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Bedoon Essem Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Self Editing Itu Penting
Next
Mencetak Anak-Anak Penyejuk Mata di Tengah Islamofobia
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram