Him or Her?

"Memilih dua kandidat ini bak memakan buah simalakama bagi muslim Prancis. Serba salah. Maju kena, mundur kena."

Oleh. Irma Sari Rahayu

NarasiPost.Com-Hai Guys, pernah enggak sih kalian mengalami dilema, harus mengambil salah satu dari dua pilihan sulit? Misalnya, diterima kuliah di dua perguruan tinggi favorit yang sangat kita idam-idamkan. Atau diterima kerja di dua perusahaan berbeda dengan salary dan reputasi perusahaan yang sama-sama bagus? Pasti bingung ya memilihnya. Tapi, pernah enggak kalian dihadapkan pada kondisi harus memilih di antara dua pilihan yang sama buruk? Memilih salah satu atau tidak memilih keduanya sama-sama berisiko?

Kondisi ini dialami oleh saudara muslim kita di Prancis. Saat pemilihan presiden lalu, rakyat Prancis memiliki dua kandidat calon presiden, yaitu Immanuel Macron sebagai incumbent dan Marine Le Pen sang pemimpin sayap kanan. Pilihan ini menjadi sulit bagi mereka karena keduanya sangat anti-Islam. Dalam kampanyenya, Le Pen dengan tegas melarang pemakaian hijab di lingkungan publik jika ia terpilih menjadi presiden, tapi mengizinkan simbol agama lain tetap eksis, seperti pemakaian topi Yahudi dan kippa. Tuh, enggak adil bangetkan?

Sedangkan Macron sendiri, setali tiga uang, a.k.a sami mawon alias sama saja. As we know, kebenciannya terhadap Islam masih ada rekam jejaknya. Masih ingat kan kasus Samuel Paty, seorang guru yang dibunuh gegara menunjukkan gambar Nabi Muhammad ke murid-muridnya, tapi dianggap sebagai pahlawan? Macron membela Paty karena perbuatannya dianggap sebagai kebebasan berpendapat dan berekspresi. Selama lima tahun berkuasa, ia juga telah membuat aturan dan undang-undang yang memaksakan nilai-nilai sekuler kepada muslim Prancis. Duh, nggak ada bagusnya juga, Guys.

Memilih dua kandidat ini bak memakan buah simalakama bagi muslim Prancis. Serba salah. Maju kena, mundur kena. Seperti yang dilansir Republika.co.id (21/4/2022), Troadec, seorang muslim Prancis dan pebisnis perawatan anak mengatakan, memilih antara Macron dan Le Pen ibarat memilih islamofobia dan islamofobia. Keduanya enggak ada yang bagus. Tapi ia terpaksa memilih Macron karena dianggap lebih "baik" dibandingkan Le Pen. Imam Masjid Villeurbanne, Azzedine Gaci bahkan meminta agar jemaah memilih Macron karena menganggap Le Pen seperti membangun proyek membenci muslim.

Islamofobia Akut

Guys, let's open our eyes and mind. Islamofobia yang terjadi di Prancis bukan hanya cerita dongeng, tapi memang nyata adanya. Negara yang dikenal dengan suasana romantisnya ini, memiliki populasi penduduk muslim terbesar di Eropa yakni sekitar 5 juta jiwa. Tapi kasus islamofobia yang terjadi juga enggak sedikit. Tahun 2018 telah terjadi 100 serangan terhadap muslim dan meningkat menjadi 154 kasus islamofobia di seantero Prancis setahun kemudian (Tempo.co, 28/1/2020). Miris!

Saking banyaknya kasus islamofobia di Prancis, sebuah koalisi organisasi masyarakat sipil yang terdiri dari 36 organisasi dari 13 negara termasuk European Muslim Initiative for Social Cohesion yang berbasis di Strasbourg dan the Muslim Association of Britain serta the Council on American-Islamic Relations menuliskan pengaduan kepada Dewan HAM PBB (UNHCR). Mereka meminta agar UNHCR menyelidiki pemerintah Prancis karena diduga telah melakukan islamofobia dan diskriminasi terhadap muslim Prancis secara terstruktur (Tempo.co, 19/1/2021). Tapi pengaduan ini sepertinya cuma dianggap angin lalu saja deh, buktinya diskriminasi terhadap muslim Prancis masih terjadi sampai sekarang, iya kan?

Menyerahkan urusan umat Islam kepada PBB itu seperti fatamorgana, Guys. Kita cuma dikasih mimpi yang tidak akan pernah terwujud. Bagaimana mungkin PBB akan membela muslim Prancis, wong negara itu saja jadi Dewan Keamanan PBB, kok. Pasti mereka akan gunakan hak vetonya untuk menganulir segala tuntutan. Padahal Prancis punya semboyan Liberte, egalite dan fraternite yang artinya kebebasan, kesetaraan dan persaudaraan, lho. Konon negara ini sangat menjamin terealisasinya motto tersebut. Tapi ternyata tidak untuk umat Islam, kecuali mengikuti aturan mainnya yaitu menjadi muslim yang sekuler. Licik banget.

Nah, inilah wajah asli negara penganut demokrasi. Standar ganda kerap dipakai Barat kalau berkaitan dengan Islam, ajaran dan pemeluknya. Kebencian Barat terutama negara-negara Eropa terhadap Islam terpupuk sejak takluknya Konstantinopel di tangan Muhammad Al Fatih. Peristiwa itu dianggap aib bagi mereka. Jadi enggak heran kalau Prancis dan besties mereka yaitu negara-negara Eropa lainnya takut banget Islam akan bangkit lagi menguasai dunia. Maka apapun akan mereka lakukan untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya.

Allah Swt. berfirman dalam surah Ali Imran ayat 149-151: "Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik Penolong. Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim.

Islam Will Rise Again

Guys, Islam tidak hanya sekadar agama ritual saja, tapi termasuk salah satu ideologi selain kapitalisme dan sosialisme. Kenapa? Karena ada aturan-aturan yang terpancar darinya untuk mengatur kehidupan manusia. Diantara ketiga ideologi dunia, cuma Islam saja yang sahih karena sesuai dengan fitrah manusia yaitu berkaitan dengan penghambaan kepada Sang Pencipta. Karena sesuai fitrah, maka ditekan sekuat apapun, ia akan melakukan penolakan.

Kebangkitan Islam hanya menunggu waktu, tanda-tandanya juga sudah nampak, kok. Kapitalisme hanyalah ideologi usang yang sudah bobrok, rapuh dan enggak laku lagi karena bertentangan dengan fitrah manusia dan membuat kerusakan dimana-mana. Kamu merasakan juga kan? Islam politik mulai dilirik, karena dakwahnya tidak melulu mengajarkan ibadah tapi juga ajakan penerapan syariat secara totalitas.

So, Guys, tetaplah istikamah dalam ketaatan, karena Allah Swt. telah berjanji akan kembali menjadikan umat Islam berkuasa di bumi.

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nuur: 55)[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Irma Sari rahayu Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Khilafah Datang, Israel Hengkang
Next
Hari Bumi 2022 : Masa Depan Lingkungan dalam Pusaran Kapitalisme
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram