Fix Tolak Kaum Pelangi, Wajib Tolak Demokrasi!

"Dan (Kami juga telah mengutus Nabi) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: 'Mengapa kalian mengerjakan perbuatan yang sangat hina itu, yang belum pernah dilakukan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelum kalian?'” [Al-A’raaf: 80].

Oleh. Althafunnisa

NarasiPost.Com-Hai, Guys. Apa kabar? Tahu dong kalian, media sosial baru-baru ini heboh karena podcast Deddy Corbuzier yang mengangkat kisah pasangan kaum pelangi? Yaps, konten kontroversial dengan judul Turorial Menjadi Gay di Indo itu menuai banyak kecaman. Netizen ramai-ramai mengecam keras apa yang dilakukan oleh orang yang mengaku sebagai smart people tersebut. Hingga akhirnya ayah dari Azka Corbuzier itu men-take down konten tersebut dan meminta maaf karena sudah membuat kegaduhan.

Memang sih, pria yang sukses mengawali karirnya di dunia sulap tersebut, bukan kali pertama membuat konten bernuansa LGBT. Sebelumnya banyak konten-konten serupa seperti saat mengundang Mantan Adipati Dolken, Chika Kinsky dengan pasangan lesbinya pada Maret 2021 lalu. Ada juga, tuh, yang bahas pengalaman Mongol, artis stand up yang mengaku pernah melakukan hubungan sesama jenis di Phuket, Thailand. Terus, pernah juga mengundang Jeje dan Nino sebagai pasangan lesbi, ada Millen Cyrus yang ngaku gak suka cewek, tapi nafsu sama cowok dan masih ada yang lainnya. Duuuh, ngeri ya! Astagfirullah.

Menanggapi kegaduhan ini, Bapak Menteri Menkopolhukam Mahfud MD, juga ikutan komentar dong. Seperti dilansir oleh cnnIndonesia.com (11 Mei 2022), Mantan Ketua MK tersebut berpendapat, bahwa pihak yang menyiarkan tayangan LGBT dan kelompok kaum pelangi belum ada hukum yang melarang di Indonesia. "Pemahaman Anda bukan pemahaman hukum. Coba saya tanya balik: mau dijerat dengan UU nomor berapa Deddy dan pelaku LGBT? Nilai-nilai Pancasila itu belum semua menjadi hukum. Nah LGBT dan penyiarnya itu belum dilarang oleh hukum. Jadi ini bukan kasus hukum," tulis Mahfud dalam akun Twitter resminya @mohmahfudmd saat memberikan respons pernyataan Said Didu.

Pernyataannya ini juga akhirnya mendapatkan ragam komentar. Mahfud MD, sebagai representasi pemerintah seolah mendukung apa yang dilakukan oleh pengikut kelompok Nabi Luth tersebut. Atas nama demokrasi ia juga seolah membenarkan bahwa sistem hari ini memang nggak punya hukum untuk menindak tegas perilaku penyimpangan yang dilaknat Allah itu. Begitu pun penyebar dan pendukung komunitas mereka. Sama aja, semua serba boleh, karena ada asas kebebasan dalam demokrasi yang dianut negeri ini.

Weleh-weleeeh… kita jadi semakin paham ya, Guys. Pak Mahfud seolah menyadarkan pada kita bahwa, "Ini lho, keburukan sistem yang sedang diterapkan di negeri tercinta." Kecaman jutaan netizen nggak akan mempan membuat kaum pelangi itu jera, apalagi sampai bertaubat. No way! Mereka tetep aja akan eksis atas nama kebebasan berperilaku yang diamini sistem demokrasi. Apalagi negara pengusung sistem ini sudah melegalkan mereka, kan? Negara-negara Barat banyak yang sudah melegalkan pernikahan sesama jenis ini kan Guys? Ya Allah serem gak sih? Kalau suatu saat nanti negeri kita juga bakal melakukannya. Oh, No!

Sekularisme yang jadi asas lahirnya sistem demokrasi memang telah menjadikan agama itu terpenjara hanya diranah pribadi aja. Salat, puasa, zakat, haji, silakan. Tapi kalau sistem pergaulan, sistem sanksi dan pemerintahan kita gak butuh agama. Kita buat kesepakatan bersama. Kita atur kehidupan ini dengan akal kita. Akhirnya, apa yang terjadi? Ya, sudah. Semua serba suka-suka. Bebas melakukan apa aja asal tidak merugikan orang lain. Hidup-hidup kita, pilihan kita mau suka sama siapa, mau ngapain aja, itu urusan kita. Bergitulah sampai berbagai penyimpangan ini menjangkiti kehidupan kita. Nauzubillah!

Fix, menolak kaum pelangi berarti harus menolak juga sistem demokrasi. Kok, gitu? Iya, dong. Kan, demokrasi inilah yang menumbuhsuburkan mereka. Mau kita perangi, kalau demokrasi ini melindungi, apa mau dikata? Suara kita tenggelam begitu aja. Mereka akan terus aja ada di lingkungan kita, merusak tata kehidupan umat manusia. Tanpa kita sadari orang-orang di sekitar bisa jadi korban selanjutnya, menjadi pengikut mereka. Nauzubillah tsumma nauzubillah. Gak mau dong itu terjadi.

Coba kita bayangkan, apa jadinya negeri ini dan dunia ini, kalau semua orang atau kebanyakan orang deh, punya kecenderungan yang menyalahi fitrah penciptaannya. Ya, masak jeruk makan jeruk. Siapa yang akan melahirkan generasi selanjutnya? Ya, apa kita mau biarkan manusia ini akan hidup dalam kesesatan yang hina melebihi binatang? Ampuni kami, Rabb. Kita harus move on! Gak boleh rida terus-terusan sama sistem jahiliah ini.

Lupakah kita dengan sistem paripurna yang telah Rasulullah wariskan? Islam tuh, amazing Guys! Dia bukan hanya agama yang bahas soal ibadah ritual aja lho. Islam itu ideologi yang punya seperangkat aturan. Mestinya dia diterapkan di seluruh aspek kehidupan kita. Nah, sistem ini itu pernah berjaya berabad-abad lalu, bahkan menguasai hampir 2/3 bagian bumi. Masyaallah!

Di dalam sistem Islam, manusia gak diberikan wewenang buat bikin hukum. Allah sajalah yang berhak atas hal itu. Maka kita manusia harus mengembalikan seluruh aktivitas kita. Mulai dari persoalan individu sampai ke persoalan pemerintahan hanya pada Al-Qur'an dan As-sunnah aja. Sudah menjadi paket lengkap yang akan mampu mengurai seluruh problematika umat manusia. Yakin deh, Islam akan mampu menjaga kewarasan dan fitrah manusia. Sebab aturan yang ada berasal dari Allah yang Maha Mencipta. Lha, masak mau dibandingin sama hukum yang asalnya dari akal manusia yang sifatnya pasti terbatas. Ya, pasti gak level lah!

Segala bentuk aktivitas kaum pelangi itu, fix haram! No debat di dalam Islam. Allah ta’ala berfirman :

{وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ}

"Dan (Kami juga telah mengutus Nabi) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: 'Mengapa kalian mengerjakan perbuatan yang sangat hina itu, yang belum pernah dilakukan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelum kalian?'” [Al-A’raaf: 80].

Yes, perbuatan menyimpang yang hari ini menjamur dan diupayakan oleh mereka untuk diterima itu, adalah perbuatan hina yang sehina-hinanya. Nah, lho. Hina level berapa tuh? Dalam surah Al-A'raf ayat 21, Allah juga menyebutkan bahwa perbuatan kaum gay merupakan perbuatan yang melampuai batas. Ya Allah, Guys! Gimana bisa kita biarkan sistem demokrasi ini eksis lebih lama? Perbuatan yang melampaui batas aja dilindungi, lho. Hiks! Gak bisa dibiarkan!

Allah juga dengan tegas, lho, menyebut pelaku penyimpangan itu sebagai pelaku kriminal. "Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kriminal itu." [Al-A’raaf: 80]. Sudah deh perbuatan zalim yang menjijikkan dan terlaknat itu wajib kita perangi. Gak boleh kita biarkan! Saking besarnya dosa perbuatan laknat ini, hukuman bagi mereka yang terbukti melakukannya adalah hukuman mati. Ngeri!

Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

( مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ )

“Barangsiapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Nabi Luth, maka bunuhlah pelaku dan pasangannya” [HR. Tirmidzi dan yang lainnya, dishahihkan Syekh Al-Albani]

Untuk itu, Guys hanya sistem Islam yang bisa memberantas segala bentuk penyimpangan seksual di negeri ini, dan pastinya negeri-negeri muslim lainnya. Gak ada gunanya kita terus-terusan mempertahankan sistem demokrasi yang cacat sejak lahir. Sistem buatan manusia itu telah nyata membuktikan kepada kita menimbulkan berbagai macam kerusakan. Atas nama HAM, liberalisme yang menyesatkan dan menghinakan manusia pada level terendahnya itu menjangkiti kehidupan kita. Ah, serem. Fix, tolak kaum pelangi, tolak juga demokrasi! Yuk, kembali pada Islam sejati, pasti akan menumbuhkan kehidupan yang diberkahi![]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Althafunnisa Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Halalbihalal Muslimah Bangil: Meningkatkan Ketakwaan Pasca-Ramadan
Next
Setop Pemurtadan Sistematis
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram