"Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini" [Shâd/38:24]
Oleh : Aydina Sadidah
NarasiPost.Com-Sahabat, pernahkah kamu berpikir bahwa sesuatu yang dipilih oleh banyak orang itu sudah pasti benar? Biasanya, sih, alasannya seperti ini,
"Karena banyak yang memiilih, jadi sudah pasti benar, dong. Masa sih, salah? Tinggal ikut saja, kan, beres, gak pakai ribut mikir ini dan itu."
Hayo … ngaku, siapa di antara kamu yang pernah berpikiran seperti itu?Sebenarnya tidak apa-apa mengikuti pilihan mayoritas. Namun, ada sesuatu yang harus kita pertimbangkan dan tidak boleh dibaikan. Jika tidak, ke depannya akan menjadi hal yang sangat bermasalah. Realitanya, yang dilakukan oleh mayoritas belum tentu baik.
Jadi, yang harus kita perhatikan adalah baik dan buruknya suatu perkara, bukan karena mayoritas ataupun minoritas melakukan.
Kalau yang dipilih oleh mayoritas itu baik, maka ikutilah, tetapi jika yang dipilih itu buruk, maka tinggalkanlah. Hal ini juga berlaku pada pilihan minoritas.
Memang, ketika meninggalkan suara mayoritas, kita dapat dicap buruk oleh sekitar. Namun, berpegang teguhlah pada kebaikan. Kitalah yang memutuskan sendiri perkara baik dan buruknya suatu hal. Jangan lupa, ya, Sahabat, penentuan perkara baik dan buruk itu harus berpedoman pada hukum Allah.
Bagi Sahabat yang sudah akil baligh, pasti sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Contohnya, jika ada perkara yang bila dilakukan menyebabkan hati gundah gulana, akal ngajak berantem, dan fitrah manusia meronta-ronta meminta untuk berhenti, maka itu adalah pertanda bahwa perkara yang kita jalani berindikasi buruk.
Ingat Sahabat, hati manusia itu lebih condong pada kebaikan daripada keburukan. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah berikut,
كُلٌّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ…
"Semua bayi (yang baru lahir) dilahirkan di atas fitrah (cenderung kepada Islam)…"
Kalau hanya ikut-ikutan dan sampai lepas dari perkara hak dan batil, kan bahaya, tuh. Bisa jadi, yang kita ikuti itu malah mengandung unsur kebatilan. Bagimana kalau yang batil itu sudah menjadi habits (kebiasaan)? Bakal susah, tuh, hilangnya.
Memang kekuatan dari suara mayoritas itu kuat, bahkan sampai bisa menjerumuskan orang ke dalam kemaksiatan. Mayoritas dijadikan panutan hanya karena dipilih oleh banyak orang. Hingga sekarang pun, hal itu masih berlaku. Pun dalam diri orang-orang telah tertanam pemikiran tentang keharusan mengikuti pilihan mayoritas.
Kalau tidak melakukan seperti itu, dianggap salah. Seperti itulah pemikiran yang melekat pada diri orang zaman sekarang. Adapun ketakutan akan dikucilkan dari masyarakat, sehingga dorongan untuk mengikuti pilihan mayoritas semakin besar, tentu terlepas dari perkara baik-buruk
Buktinya, ketika ada suatu tren muncul, orang-orang berbondong-bondong mengikutinya, entah baik atau buruk tren yang beredar. Bahkan, sampai rela mengorbankan apa pun demi mengikuti tren. Astaghfirullah.
Makanya Sahabat, hati-hati dalam mengambil pilihan! Jangan gegabah! Bisa jadi malah justru terperosok ke dalam lubang maksiat dan tidak bisa keluar. Wah, ngeri banget tuh. Allah 'Azza wa Jalla telah berfirman,
وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْخُلَطَاءِ لَيَبْغِي بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَقَلِيلٌ مَا هُم
"Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini" [Shâd/38:24]
Sahabat, bagaimana jadinya kalau mayoritas itu malah justru membuat kita melalaikan kewajiban sebagai seorang muslim? Di zaman ini, para musuh Islam menyuguhkan dunia dengan indah menawan hingga kita melupakan akhirat, menyibukkan diri dengan hal mubah hingga tak memedulikan sekitar. Wah, parah tuh. Jangan sampai terpengaruh, ya, Sahabat!
Makanya, yuk, lihat lebih jelas lagi pilihan yang kita ambil! Kita memilihnya karena mengikuti mayoritas atau mencari rida Allah?
Jangan salah langkah, ya, Sahabat, karena setelah memilih, kita tidak akan bisa berbalik ke tempat yang sama lagi. Pilihan mayoritas memang diperkuat dengan banyak pendukung. Meski begitu, tetaplah memandang lurus ke depan dan gunakan hukum hak dan batil sebagai dasar.
Jangan takut mengikuti suara minoritas. Selama yang dilakukan adalah kebenaran, maka ikutilah walau banyak rintangan. Ingatlah, Allah pasti akan memenangkan kebenaran.
Janganlah gundah, Sahabatku. Yakinlah, bahwa Allah akan selalu membantu kita. Maka dari itu, kuatkan iman dan jangan lupa meminta kepada Allah untuk menjauhkan kita dari lubang kemaksiatan. Keep fighting, Sahabat! Percayalah, Allah selalu ada untuk kita. Semoga semua yang berjuang di jalan kebenaran kelak dikumpulkan di Jannah-Nya. Aamiin, ya Rabbal'alamiin.[]
photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]