"Sistem ini hanya melahirkan orang-orang yang rakus. Rela melakukan apa saja demi mendewakan materi. Menindas yang lemah, hilang kasih sayang. Menjadikan manusia sebagai komoditas bisnis yang diperdagangkan, hilang sifat kemanusiaan."
Oleh. Ana Nazahah
(Kontributor Tetap Narasipost.Com)
NarasiPost.Com-Gaes! Kamu pasti tidak asing lagi dengan sosok Arnold Putra (27 Tahun), yang dikenal sebagai desainer yang kontroversial. Gimana nggak kontroversi, jika tas yang ia ciptakan, tepatnya di tahun 2016 lalu ternyata terbuat dari tulang anak kecil yang terkena penyakit osteoporosis. (Pikiranrakyat.com, 23/2/2022).
Parahnya, kali ini pun sang desainer tersandung kasus yang sama. Berdasar informasi terpercaya, Kepolisian Brasil menemukan paket yang berisi organ-organ manusia yang telah diawetkan oleh profesor di laboratorium Amazonas State University (UEA), yang diduga dipesan oleh seorang desainer asal Indonesia, Arnold Putra. (CNNIndonesia.com, 23/2/2022)
Nah Gaes, horor nggak tuh? Biasanya berita-berita seperti ini hanya bisa kita temukan di film-film. Sekarang, ada di depan mata kita. Nah, kira-kira neh, apa yang melatarbelakangi tulang-tulang manusia bisa diperjualbelikan? Bagaimana caranya menghapuskan praktik jual beli organ manusia yang meresahkan?
Sindikat Perdagangan Organ Manusia di Dunia
Gaes, berbicara tentang praktik jual-beli organ manusia, pastinya tidak lepas dari sindikat bisnis jual-beli organ manusia di dunia. Kehadiran bisnis ilegal ini sebenarnya bukanlah cerita baru. Setidaknya, ada empat sindikat paling terkenal dan mengerikan terkait perdagangan organ manusia di dunia, di antaranya, ada Mozambik, Kosovo, Amerika Serikat dan Somalia. (Liputan6.com, 21/2/2018)
Berbagai aktivitas menyeramkan dan kejam berhasil diliput oleh sejumlah media terkait apa yang dilakukan oleh keempat sindikat ini. Misalnya, korban yang dengan ekonomi sulit dipaksa berkerja, dijadikan budak seks, hingga diambil bagian tubuhnya untuk dijual. Sebagiannya ada yang dibunuh dan tubuhnya dibiarkan busuk begitu saja.
Sindikat ini biasanya mengincar korbannya di negeri-negeri yang lemah penjagaan hukumnya. Misalnya, negara dalam jajahan seperti Suriah. Sebagaimana pengakuan seorang pria Lebanon bernama Abu Jaafar kepada BBCNews (26/4/2017). Abu Jaafar adalah orang yang membantu kelompok yang memperdagangkan organ tubuh manusia. Ia bertugas mencari orang-orang yang putus asa dari pengungsi Suriah. Setiap agresi militer di bumi Syam itu terjadi, gelombang besar-besaran pengungsi Suriah ke Lebanon menjadi pintu rezeki bagi Abu Jaafar. Karena banyaknya orang-orang yang putus asa dan tentunya mau menukarkan sebagian tubuhnya untuk dijual dengan sejumlah uang demi bertahan hidup.
Duh, merinding sekaligus nyesek, Gaes! Begitu berat hidup sebagian saudara kita di negeri yang terjajah. Ini menandakan, problem jual beli organ manusia merupakan kejahatan besar di dunia internasional. Bukan sekadar masalah ekonomi yang biasanya diberitakan, melainkan buah dari diterapkannya hukum jahiliah modern yakni kapitalis-sekuler. Inilah akar persoalan dari seluruh kebiadaban yang diderita oleh umat manusia hari ini.
Kapitalis-Sekuler Sumber Masalah
Gaes, sistem kapitalisme benar-benar telah menjadi borok yang mengerikan bagi dunia, khususnya negeri-negeri tertindas, sehingga kita wajib segera mencabutnya dari tubuh umat. Ia adalah biang dari segala kerusakan yang diderita umat di dunia. Sejak berdiri singgasananya 101 tahun lalu, kapitalisme tidak pernah berhenti mengukir sejarah kelamnya. Hari demi hari rakyat terus menderita di bawah hegemoni negara pengusungnya.
Sistem ini hanya melahirkan orang-orang yang rakus. Rela melakukan apa saja demi mendewakan materi. Menindas yang lemah, hilang kasih sayang. Menjadikan manusia sebagai komoditas bisnis yang diperdagangkan, hilang sifat kemanusiaan. Sistem ini pula Gaes, melahirkan manusia-manusia yang hidup bebas tanpa aturan. Asal eksis, asal gaya, asal bisa meraih materi, maka moral pun dikorbankan. Tak peduli hal tersebut melanggar nurani. Tak masalah meski harus menimbulkan kontroversi. Norma-norma dalam kehidupan sudah tak diindahkan, apalagi syariat Islam. Agama tak penting. Tidak ada Tuhan selain materi itu sendiri.
Maka wajar, jika mereka gelap mata. Melakukan apa saja demi mendapatkan keuntungan. Membunuh dan menjual orang-orang yang lemah dan kesulitan. Ada pula yang dengan pedenya menggunakan tulang-tulang manusia, dengan dalih berkarya. Benar-benar hilang akal sehatnya.
Islam Menyolusi Seluruh Problem Umat
Gaes, Islam adalah agama kemanusiaan. Diturunkan Allah Swt. memang untuk menyolusi seluruh persoalan umat di bumi. Entah dia berkulit merah atau putih, berbahasa Aceh atau Persia, berasal dari Asia atau Eropa semua manusia layak untuk menjadikan Islam sebagai aturan hidupnya. Syariat Islam yang super komplet, terbukti mampu menyelesaikan masalah tanpa membawa masalah baru. Dan ini berbeda dengan sistem kapitalisme, yang malah menjadi sumber malapetaka bagi umat. Menjajah adalah cara mereka mempropagandakan ideologinya, merampas harta kekayaan jajahannya, regulasi hukum yang dibuat malah tumpul ke atas namun tajam ke bawah. Alhasil, membuka peluang praktik perdagangan manusia tumbuh subur. Nilai-nilai kemanusiaan pun tergadaikan.
Nah, tentu saja hal ini berbeda dengan Islam, agama yang rahmatan lil'alamiin. Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Melarang aktivitas perdagangan manusia, baik sebagai pekerja paksa apalagi untuk diperdagangkan organ-organnya, dengan dalih karya atau apa pun itu.
Nah, demi menjamin rakyatnya tidak jatuh dalam aktivitas mu'amalah yang haram, negara Islam akan menjamin pemenuhan setiap kebutuhan rakyatnya dan menerapkan sistem sanksi yang menimbulkan efek jera, sehingga tidak akan ada yang mau melanggarnya. Islam dengan politik ekonominya, mengelola sumber daya alamnya secara mandiri. Dan seluruh hasil kekayaan tersebut didistribusikan kembali demi memenuhi sektor-sektor kemaslahatan umat, seperti pendidikan, kesehatan, pembangunan infrastruktur, dan sebagainya. Negara akan membina masyarakat, memahamkan akidah Islam, adab, dan nilai-nilai kemanusiaan. Sehingga melahirkan pribadi yang bertakwa sekaligus berkasih sayang. Bukan sebaliknya, pribadi rakus hingga hilang sifat kemanusiaan.
Kesimpulan
Gaes, kadang kita jengah membicarakan akar persoalan umat hari ini, kapitalisme lagi dan lagi. Tapi mau bagaimana? Jika paham ini adalah akar dari seluruh sumber masalah yang ada. Praktik perdagangan organ manusia hanya satu dari segudang kebobrokan ideologi ini. Karenanya, jika ingin menghentikan segala keburukan yang ditimbulkan ideologi ini, maka campakkan ide kapitalisme dan segera ganti dengan sistem milik umat yang dirancang langsung oleh Allah Swt. Dialah sistem Islam, dimana negara yang menerapkannya bernama Khilafah islamiah.
Wallahu'alam…[]