Inkonsistensi Kebijakan, Rakyat Rindu Pemimpin Amanah

Pemimpin yang amanah, tidak akan menyulitkan umat. Terlebih dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak dibutuhkan. Pemimpin yang amanah hanya akan fokus menjamin kesejahteraan umat. Baik sandang, papan, pangan, pun kesehatan dan keamanan.

Oleh. Ana Nazahah
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Bestie, Kamu tau tidak perkara minyak goreng langka telah menelan korban? Seorang ibu di Berau meninggal dunia pada saat mengantre migor. Mirisnya, pemerintah bukannya menyolusi ketersediaan migor yang langka, malah lebih fokus pada persoalan pergantian logo halal.

Duh, kenapa rezim hari ini semakin tidak nyambung dengan rakyat, ya? Mengurus yang tidak penting, meninggalkan yang genting. Sebenarnya pemimpin bekerja untuk rakyat atau korporat? Kenapa tidak amanah menjalankan tangung jawab?

Tidak Fokus

Ibarat istilah "Jauh panggang dari api," begitulah sikap pemimpin kita saat ini. Lain masalah, lain pula solusi. Rezim tidak fokus mengurusi kebutuhan rakyat yang urgen. Menciptakan kebijakan, yang justru memberatkan rakyat sendiri.

Di tengah kelangkaan migor, harga kedelai dan daging naik. Ditambah permintaan bahan pokok ini menjelang Ramadan kian meninggi. Rakyat dipaksa untuk berjuang sendiri. Banting tulang untuk memenuhi kebutuhannya, sampai-sampai nyawa pun melayang. Sungguh miris, Bestie!

Seharusnya para pemangku negeri menyadari, persoalan utama umat itulah yang perlu segera diatasi. Bukan malah mengeluarkan kebijakan yang boleh dibilang tidak penting sama sekali, menggantikan logo halal MUI, misalnya. Membuat pedagang menghabiskan modal lagi untuk mengurus logo baru. Beban rakyat yang sudah berat, rezim menambahnya menjadi kian berat. Jika begini, pantas saja rakyat bertanya-tanya, sebenarnya pemimpin kita bekerja untuk siapa? Untuk kepentingan rakyat atau untuk memperkaya pemilik modal?

Hal ini wajar saja, Bestie! Karena mengingat selain kehilangan fokus, pemerintah juga kehilangan rasa tanggung jawabnya terhadap rakyat. Setiap kesulitan yang dihadapi umat, pejabat meresponsnya dengan berbagai kebijakan yang tidak relevan dan cenderung tidak memihak rakyat. Di tengah Covid begini, mata pencaharian susah, sementara bahan pokok kian naik. Negara malah sibuk dengan proyek ibu kota baru yang menekan dana APBN, sibuk menggoreng isu radikalisme, dan menarasiburukkan azan. Dan sekarang, mengubah logo halal, yang kita tidak tau di mana letak urgensinya.

Maka jelaslah Bestie, rezim benar-benar tidak menyadari tugas dan amanahnya sebagai pemimpin bangsa ini. Semakin maraknya koruptor di kalangan pejabat, membuktikan bahwasanya mereka bekerja hanya demi kepentingan diri dan partainya. Suara rakyat hanya dibutuhkan saat pemilu saja. Itupun demi mengamankan kursi jabatan dan demi melanggengkan sistem hierarki kapitalisme, yakni 'rumah' di mana pejabat yang tidak amanah ini, diterima dengan baik.

Pemimpin yang Amanah

Andai saja, Bestie! di tengah kita hari ini, hadir pemimpin-pemimpin yang amanah, tentu saja kehidupan rakyat tidak akan sepelik ini. Pemimpin amanah akan mengambil perannya sebagai pengayom umat, dan tampil terdepan dalam menjalankan tanggung jawabnya. Secara optimal mengurusi hal yang genting, yakni persoalan fundamental yang benar-benar harus segera diatasi.

Pemimpin yang amanah, tidak akan menyulitkan umat. Terlebih dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak dibutuhkan. Pemimpin yang amanah hanya akan fokus menjamin kesejahteraan umat. Baik sandang, papan, pangan, pun kesehatan dan keamanan. Alih-alih mengeluarkan kebijakan yang membuat gaduh umat beragama, justru pemimpin akan memberikan ruang bagi umat beragama beribadah sesuai dengan keyakinannya masing-masing.

Sosok-sosok pemimpin seperti inilah Bestie, yang akan dicintai umat, karena mereka mencintai umat dengan tulus tanpa embel-embel kepentingan demi mempertahankan kursi jabatan. Pemimpin model inilah yang Rasulullah saw. sematkan kepadanya predikat sebaik-baiknya pemimpin. Sebagaimana sabdanya, “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah kalian cinta kepada mereka dan mereka pun mencintai kalian. Mereka mendoakan kalian dan kalian pun mendoakan mereka. Dan seburuk-buruk pemimpin kalian ialah kalian benci kepada mereka, dan mereka pun benci kepada kalian. Kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian.” (HR Muslim No. 3447)

Kesimpulan

Coba perhatikan dengan saksama, Bestie! Sosok pemimpin kita saat ini sangatlah jauh dari predikat pemimpin yang dicintai. Justru sebalinya, rezim sering membuat rakyat kecewa, akibat inkonsistensi kebijakan yang diterapkan. Maka wajar saja Bestie! jika rakyat merindukan pemimpin yang amanah. Pemimpin yang mencintai rakyatnya dan karenanya pula, rakyat mencintai mereka.

Namun masalahnya, pemimpin yang amanah tidak lahir dari sistem kapitalisme dengan asas sekularismenya. Melainkan dari sistem Islam di mana seluruh aturan dalam kehidupan dalam sistem ini, wajib bersumber dari wahyu Allah Swt. yang sudah pasti tidak ada keraguan, bahwa Islam mampu menyolusi berbagai persoalan dan segenap himpitan kehidupan yang umat derita.

Oleh karena itu, tugas utama kita sebagai umat beragama dan berbangsa hari ini, adalah membongkar kebatilan sistem kapitalisme yang rusak lagi merusakkan sampai ke akar-akarnya. Lalu menggantinya dengan sistem Islam di bawah naungan Khilafah Islamiah. Melalui dakwah masif di tengah umat. Memahamkan umat akan gentingnya persoalan ini. Demi mengakhiri setiap penderitaan yang umat alami akibat diterapkannya sistem kapitalisme yang bobrok.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim penulis Inti NarasiPost.Com
Yana Sofia Tim Penulis Inti NarasiPost.Com. Sangat piawai dalam menulis naskah-naskah bergenre teenager dan motivasi. Berasal dari Aceh dan senantiasa bergerak dalam dakwah bersama kaum remaja.
Previous
300 Ayat Al-Qur'an Dihapus? Tolong Hargai, Umat Islam Bukan Orang-Orang Sawah!
Next
Kala Sosok Antifeminis Naik Tahta, Bagaimana Nasib Perempuan di Korea?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram