"Maka, aneh sekali _Bestie! Jika umat Islam malah dituduh teroris, penyebar paham radikalisme, pemicu permusuhan dan perpecahan, pun tuduhan antiagama dan antitoleransi. Karena justru Islamlah yang memerintahkan toleransi, memerintahkan menghargai ibadah agama lain, memerintahkan persatuan umat, memerintahkan menjalin persaudaraan meskipun dengan nonmuslim"
Oleh. Ana Nazahah
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Bestie, sudah dengar belum soal pendeta yang meminta ayat Al-Qur'an dihapuskan? Aneh-aneh saja permintaan si Pendeta. Kita yang beragama muslim, speechless jadinya. Terlihat sekali di sini, bahwa Islam sebagai agama mayoritas direndahkan. Mungkinkah ini terjadi imbas Menteri Agama yang kerap menyudutkan umat Islam, sehingga nonmuslim mulai berani menista kitab suci umat Islam, bahkan meminta dihapuskan?
Memahami Toleransi?
Perlu dipahami, Bestie! Di dalam Islam toleransi itu adalah sikap menghargai, atau dengan kata lain lapang dada membiarkan saudara nonmuslim melaksanakan aktivitas ibadahnya menurut keyakinan masing-masing. Dan Allah Swt. sendiri telah menegaskan hal itu, sebagaimana yang tertera dalam surah Al-Kafirun ayat ke-6 yang artinya, "Untuk kalian agama kalian dan untukku agamaku"
Ayat di atas adalah perintah syarak, di mana setiap muslim diwajibkan untuk menaati perintah tersebut, yang artinya berisiko dosa loh jika dilanggar. Nah, karena itulah, Bestie! Umat Islam di mana pun berada, senantiasa bersikap toleransi terhadap nonmuslim. Dan ini telah menjadi budaya umat Islam sepanjang sejarah peradabannya, yang telah berlangsung selama berabad-abad silam.
Sejarah telah membuktikan, kaum muslim hidup berdampingan dengan nonmuslim sejak Rasulullah saw. membangun Daulah Islam di Madinah hingga runtuhnya institusi Islam pada tahun 1924. Namun, setelah umat Islam kehilangan perisainya ini, umat mulai menjadi objek tertuduh. Sikap superior penjajah telah menjadikan umat Islam sebagai kambing hitam di bawah hegemoni kapitalisme. Umat Islam dituduh antitoleransi, antisosial, antiagama, sekaligus dituduh pelaku anarkis dan teroris.
Tuduhan Ngawur
Sebenarnya ada banyak sekali tuduhan ngawur yang disematkan Barat terhadap umat Islam. Salah satunya tuduhan terorisme dan radikalisme. Melalui ulama moderat, mereka menakwilkan ayat-ayat Allah sesuai pesanan Barat. Misalnya ayat ke-143 surah Al-Baqarah, kata washatan mereka artikan tengah-tengah, yakni perintah agar umat Islam bersikap moderat. Semua ini dilakukan untuk membendung kebangkitan umat yang hakiki, menghalangi Islam kafah tegak kembali di muka bumi.
Bertambah miris, Bestie! Rezim yang seharusnya memihak umat, justru terkesan sebelah mata menyolusi stigmatisasi yang tidak berdasar terhadap umat Islam. Seperti yang menimpa dr. Sunardi yang dikenal sangat peduli dengan kemanusiaan. Baru diduga teroris, langsung dor, ditembak mati. Sementara aksi brutal KKB di Papua, rezim lambat menindaklanjuti. Nah, tambah jelas kan Bestie! Umat Islam hanya menjadi kaum tertuduh. Umat yang mayoritas, malah diperlukan tidak adil.
Kalau mau jujur, Bestie! Di mana-mana mayoritas itu yang menang. Bukankah suara terbanyak menjadi simbol suara kemenangan? Namun sayangnya, hal tersebut tidak berlaku di negara mayoritas muslim ini. Di sini, umat Islam justru menjadi sasaran diskriminasi. Diperlakukan tidak adil dan tidak dihargai. Karenanya, ada banyak ajaran yang merupakan syariat, yang wajib ditaati oleh kaum muslim dimonsterisasi oleh rezim ini. Seperti ajaran Khilafah, jihad dan dakwah. Dihapus ajarannya dan dibungkam yang mendakwahkan. Sungguh ini lucu sekali.
Baru-baru ini, malah suara azan disamakan dengan gonggongan anjing. Pelarangan azan dengan toa, menjadi wacana menyulutkan kemarahan umat. Ke depan, entah kegaduhan apa lagi yang akan terjadi. Jika rezim berani mendiskriminasikan ajaran mayoritas umat bangsa ini, maka wajar jika nonmuslim yang minoritas pun berani. Tak tanggung-tanggung, yang diminta kali ini adalah menghapus 300 ayat Allah yang diduga memicu terorisme. Wah, jelas ini tergolong tindakan penghinaan. Umat yang besar ini tidak dihargai, dikira orang-orang sawah yang tidak perlu diperhatikan hak-haknya!
Maling Teriak Maling!
Bestie, kamu pasti pernah dengan istilah "Maling teriak maling," yang salah justru teriak orang lain yang salah. Kasus ini, persis sama seperti yang umat Islam alami. Selama ini, umat Islam selalu dituduh antitoleransi, antiagama, antinegara dan anti-anti lainnya, padahal justru umat Islamlah yang kerap menjadi korban. Umat Islamlah yang selama ini, kesulitan menjalankan ibadah agamanya sendiri.
Telah jelas, dalam Islam Allah memerintahkan setiap muslim untuk bersikap kasih-sayang. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. "Sayangilah yang ada di bumi, maka yang ada di langit akan menyayangimu.” (HR. Abu Dawud dan Timidzi) Sikap kasih sayang ini, tidak ditujukan untuk sesama manusia saja, namun juga hewan, tumbuhan-tumbuhan yang hidup di muka bumi.
Maka, aneh sekali Bestie! Jika umat Islam malah dituduh teroris, penyebar paham radikalisme, pemicu permusuhan dan perpecahan, pun tuduhan antiagama dan antitoleransi. Karena justru Islamlah yang memerintahkan toleransi, memerintahkan menghargai ibadah agama lain, memerintahkan persatuan umat, memerintahkan menjalin persaudaraan meskipun dengan nonmuslim, sebagaimana sejarah Rasulullah saw. memosisikan kafir dzimmi. Harta dan darah mereka sama berharganya dengan milik kaum muslimin.
Jika ada pun yang benar-benar anti, mereka adalah orang-orang kafir dan kaki-tangannya. Merekalah yang anti-Islam, antijihad, anti-Khilafah, antidakwah. Mereka benci jika kaum muslim beribadah sesuai agama dan syariat Islam. Karenanya, mereka mencekoki pemikiran umat dengan istilah Islam moderat, sekaligus memonsterisasi ajaran Islam agar ditakuti umat. Sehingga ide sekulerisme pun tumbuh subur dan terus langgeng di tengah umat.
Kesimpulan
Ketahuilah Bestie! Islam bukanlah kehinaan, namun ia adalah agama kemuliaan. Tak layak untuk dijadikan objek hinaan dan direndahkan, oleh siapapun juga. Karena itu, Bestie! Seharusnya kondisi ini menyadarkan kita. Selama kita masih dibayang-bayangi oleh sistem hegemoni Barat yang berkuasa, kemulian umat akan terus terinjak, sementara rezim tak mampu berbuat apa-apa selain memperparah inferioritas yang menimpa umat berbangsa.
Cukupkan dan sudahi segala kehinaan yang dialami umat. Kita kembalikan muruah kita, berdakwah dengan serius, memahamkan sesama, akan pentingnya berhukum dengan hukum Allah saja. Karena di bawah sistem Islamlah satu-satunya payung hukum yang mampu membuat umat dihargai. Di bawah panji keagungan Islam, yakni Khilafah Islamiahlah, umat bisa hidup mulia serta bermartabat.
Wallahu'alam[]