Berbaik Sangka


Tetaplah berbaik sangka terhadap ketentuan Allah, yaitu dengan cara mensyukuri apa yang sudah Allah berikan. Jangan sampai kita tergolong sebagai orang yang kufur nikmat karena tidak puas dengan nikmat Allah yang luar biasa.


Oleh : Nadiya R

NarasiPost.Com-Pernah tidak, berprasangka buruk terhadap suatu hal yang belum terbukti kebenarannya? Terkadang, berprasangka buruk memang kerap kita lakukan. Nah, berprasangka buruk ini namanya adalah suuzan. Lawan dari suuzan adalah husnuzan, yaitu berprasangka baik.

Pada siapa seharusnya kita berhusnuzan? Banyak, seperti husnuzan pada Allah, pada diri sendiri, dan juga orang lain.

Husnuzan pada Allah adalah selalu berprasangka baik terhadap ketentuan yang sudah Allah berikan. Sebagai muslim, kita tetap harus berprasangka baik pada Allah, meskipun nasib kita buruk. Siapa tahu, di balik nasib tersebut, terselip banyak hikmah yang Allah berikan.

Ketika sabar dalam menghadapi ujian hidup, Allah pasti akan menggantinya dengan pahala, entah diganti di dunia, di akhirat, atau bahkan di ganti dengan suatu hal yang lebih baik lagi. Intinya, tetaplah berprasangka baik pada Allah dan selalu mensyukuri nikmat yang Allah berikan.

Sedangkan husnuzan pada diri sendiri maksudnya, kita percaya dan selalu berbaik sangka terhadap kemampuan diri sendiri. Tentu, sebagai muslim, kita harus yakin terhadap kemampuan diri dan yakin bahwa Allah sudah memberikan potensi pada kita secara maksimal. Tinggal bagaimana kita menjalankannya dengan maksimal.

Orang yang berhusnuzan pada diri sendiri, memiliki sikap pantang menyerah, optimis, ulet, dan penuh semangat. Jadi, maksimalkan potensi diri kita dengan kemampuan yang ada, jangan pernah menyerah dan selalu bersyukur dengan kemampuan yang sudah Allah berikan.

Sedangkan husnuzan pada orang lain yaitu selalu berprasangka baik pada orang lain sebelum ada bukti yang jelas tentang kekeliruannya. Berprasangka buruk kepada orang lain akan menyebabkan perilaku buruk juga, seperti menyebabkan kecemasan. Sebaliknya, selalu berhusnuzan atau berprasangka baik pada orang lain membuat hati menjadi tenang dan juga menghindarkan diri kita dari dosa-dosa.

Jadi, kita harus selalu berprasangka baik atau berhusnuzan, nih. Nabi Muhammad saw. bersabda dalam sebuah hadis yang artinya adalah:

"Jauhilah prasangka buruk karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta, janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari isu, saling mendengki, saling membelakangi, serta saling membenci, tetapi jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara." (H.R. al-Bukhari).

Banyak juga hikmah-hikmah yang dapat diambil dari sikap husnuzan, seperti lebih bersyukur, hati menjadi tenang, kemudian mempererat tali persaudaraan.

Karena itu, tetaplah berprasangka baik terhadap suatu hal. Kita tak boleh menerka bahwa sesuatu itu buruk padahal belum jelas kebenarannya. Alangkah lebih baiknya jika mendengar kabar yang belum jelas, kita tetap berprasangka baik, agar hati kita juga tidak gelisah. Ketika berprasangka buruk, pasti hati tidak tenang karena terus memikirkan hal-hal yang belum semestinya benar.

Selain itu, hendaklah kita selalu bersyukur dengan nikmat yang Allah berikan. Kemampuan yang kita miliki, kesehatan, keimanan, dan keislaman kita sampai sekarang adalah bentuk penjagaan Allah terhadap kita. Jangan pernah melalaikan perintah Allah agar hidup kita menjadi teratur. Tetaplah berbaik sangka terhadap ketentuan Allah, yaitu dengan cara mensyukuri apa yang sudah Allah berikan. Jangan sampai kita tergolong sebagai orang yang kufur nikmat karena tidak puas dengan nikmat Allah yang luar biasa. Hendaknya, kita selalu menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan selalu bertaqwa pada-Nya di mana pun dan dalam keadaan apa pun. Mari sama-sama berubah menjadi hamba Allah yang bertaqwa, lebih bersyukur, dan banyak-banyak berhusnuzan pada-Nya.[]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Bahaya Kelola Aset Negara oleh Lembaga Kapitalis
Next
Diskriminasi Hingga Genosida Minoritas Uighur
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram