Valentine's Day Racun Kawula Muda

Valentine's Day Racun Kawula Muda

"Kita harus membekali diri dengan ilmu Islam. Karena hanya dengan ilmu Islam kita bisa membentengi diri dari hal-hal yang akan menjerumuskan kita pada kemaksiatan. Pun memperdalam tsaqafah Islam akan memperkuat akidah kita agar terhindar dari segala macam bentuk kebodohan atas budaya-budaya jahiliah seperti Valentine ini."


Oleh. Ima Khusi
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Hai, Sob, sudah Februari saja, nih. Pada tahu, 'kan momen yang senantiasa diingat kawula muda saat memasuki bulan Februari? Yap, betul. Valentine's Day atau Hari Kasih Sayang. Sudah jadi kebiasaan tiap memasuki bulan Februari mendadak suasana menjadi merah jambu. Hampir seluruh masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia yang masyarakatnya mayoritas beragama Islam, jadi ikut merayakan hari Valentine ini.

Baru-baru ini makin kreatif saja para pengusung Valentine's Day ini dalam mengemas acaranya. Sebagaimana yang dilansir dari Liputan6.com (20/1/2023), menjelang bulan Februari 2023, orang-orang banyak menantikan perayaan Hari Valentine yang terkenal dengan acara Valentine's Week 2023 atau Pekan Valentine. Festival ini mengacu pada periode 07 Februari hingga 14 Februari 2023 dan sangat spesial terutama untuk pasangan.

Di pekan ini, selama tujuh hari berturut-turut, mereka yang berpasangan dapat mengungkapkan perasaan cinta mereka kepada kekasih atau orang-orang terdekat. Karena acara ini berlangsung selama satu pekan penuh, hampir tidak ada festival lain yang bisa mengimbangi Pekan Valentine 2023 ini.

Duh-duh, miris banget, ya? Padahal Valentine ini bukan perayaannya umat muslim, lho? Tapi sayang, para remaja muslim justru ikut larut dan ikut-ikutan merayakan Valentine's Day ini, Sob, sebenarnya mereka ini paham atau apa memang gak tahu, ya?

Kenapa Bisa Terjadi?

Cinta memang tak lepas dari jiwa setiap insan. Karena selain merupakan fitrah manusia, rasa cinta juga merupakan bagian dari naluri. Tanpa cinta, hidup akan terasa hampa. Oleh karenanya, Allah tidak melarang atau menjatuhkan dosa pada seseorang yang jatuh cinta.

Tapi, Sob, meski tidak ada larangan untuk jatuh cinta dan menyukai seseorang, apalagi saling memberi hadiah, tentu hal ini tak harus diwujudkan dengan hubungan pacaran yang jelas-jelas akan mengantarkan pada kemaksiatan. Apalagi dengan ikut merayakan Valentine. Sebagai muslim, kita punya aturan dalam menyatakan atau menunjukkan rasa cinta. Tidak harus diumbar apalagi sampai ikut-ikutan perayaan yang jelas-jelas bukan berasal dari Islam.

Well, mirisnya, Sob, meski sudah bertahun-tahun dan sudah tahu kalau perayaan Valentine ini bukan berasal dari ajaran Islam, bahkan banyak ulama dan artikel-artikel yang menjelaskan tentang keharaman dari perayaan Valentine ini berseliweran, masih saja ada bahkan banyak umat muslim yang ikut-ikutan merayakannya. Sebab, pemikiran mereka telah diracuni oleh paham sekuler kapitalisme yang menjauhkan mereka dari agama.

Di negeri yang menganut paham sekularisme kapitalisme ini, mereka dibebaskan mengikuti budaya apa pun. Sekalipun, hal itu bertentangan dengan syariat Islam. Standar halal haram tak lagi menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan setiap perbuatan. Hal ini memang sudah menjadi agenda musuh-musuh Islam dalam menjauhkan para pemudanya dari ajaran Islam dengan memasukkan budaya-budaya haram ke tengah-tengah masyarakat muslim. Generasi muda Islam dibuat lupa akan ajaran agama dan syariatnya. Sehingga mereka jatuh terperosok dalam budaya haram dan kemaksiatan.

Terus Bagaimana?

Sejak dulu Rasulullah saw. senantiasa mengingatkan bahwa,

"Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta hingga. Jika orang yang kalian ikuti itu masuk ke dalam lubang dhob (lubang yang sempit sekalipun) kalian pasti mengikutinya." (HR. Muslim No. 2669)

Begitu pun Ibnul Qoyyim rahimahullah pernah berkata,

"Orang yang beramal tanpa ilmu bagaikan orang yang berjalan tanpa ada penuntun."

Dari sini jelas bahwa ikut merayakan Valentine adalah suatu bentuk kebodohan. Mengikutinya sekecil apa pun walau hanya sekadar mengucapkannya merupakan suatu keharaman.

Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Isra' ayat 36,

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.”

Jadi, Sob, sudah jelas banget, ya? Kita dilarang merayakan Valentine. Jangan mau ikut-ikutan pada budaya-budaya yang jelas-jelas tidak berasal dari Islam, melanggar syariat, dan mengandung maksiat. Katakan tidak pada hal-hal seperti itu, agar kita tidak terjebak dengan budaya jahiliyah seperti ini.

Kita harus membekali diri dengan ilmu Islam. Karena hanya dengan ilmu Islam kita bisa membentengi diri dari hal-hal yang akan menjerumuskan kita pada kemaksiatan. Jadi, memperdalam tsaqafah Islam juga akan memperkuat akidah kita sekaligus menjadi benteng diri, agar terhindar dari segala macam bentuk kebodohan atas budaya-budaya jahiliah yang terus dicekoki oleh musuh-musuh Islam ke tengah-tengah umat semacam Valentine ini.

Namun, untuk memberantas budaya-budaya yang mengandung maksiat semacam Valentine ini, tidak bisa dilaksanakan oleh individu, perlu peran serta masyarakat dan juga negara dalam memberantasnya. Masyarakatnya haruslah terbiasa untuk beramar makruf nahi mungkar agar bisa menjaga suasana keislaman dan ketakwaan. Begitu pun dengan negara haruslah berperan aktif dalam menumpas segala bentuk budaya yang mengandung keharaman dan kemaksiatan sampai ke akar-akarnya. Tentunya hal ini hanya bisa terwujud jika negara menerapkan aturan dan sistem Islam secara kaffah. Karena hanya dengan sistem Islam-lah budaya-budaya jahiliah yang penuh kemaksiatan ini bisa dicegah dan takkan dibiarkan lolos memengaruhi pemikiran dan merusak akidah. Sehingga kehidupan umat akan terjaga dalam suasana ketakwaan penuh hanya pada Allah.

Apa kalian semua tidak rindu dengan suasana seperti ini? So, yuk belajar Islam secara kaffah! Ajak teman dan saudara agar mau mempelajari Islam dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang bertentangan dengan Islam. Agar kita tidak terjerumus pada kesenangan sesaat yang akhirnya hanya akan membawa kesengsaraan abadi baik di dunia maupun akhirat. Wallahu a'lam bishawab.[]


Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayagkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Berjuanglah
Next
Kartu Prakerja Tidak Menjamin Sejahtera
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

Tinggalin deh tradisi yang jelas jelas maksiat ini..

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram