Aku Adalah Tokoh Utama

"Cerita yang hebat tidak selalu berawal dari hal yang hebat. Setiap perjalanan yang engkau laluilah, yang membuat suatu cerita menjadi menarik."

Oleh Alya Sabila

NarasiPost.Com-Kalau kehidupan ini adalah novel, pasti aku jadi figurannya. Pernah tidak, sih, Sahabat berpikiran seperti itu?

Memang, kalau dipikir lagi, para tokoh utama di novel atau komik itu gagah, ganteng, cantik, pinter, mendekati sempurna gitu, deh. Tapi kalo balik berkaca pada diri sendiri, perbandingan kita dengan tokoh utama di novel itu, jika dibuat list, sepertinya bisa lebih tebal dari buku skripsi, tidak ada habisnya. Duh, rasanya ingin deh, menjadi tokoh utama!
Tapi, benarkah tokoh utama itu harus cantik, ganteng, kuat, pinter, dsb?

Berbicara masalah kesempurnaan, memang tidak ada manusia yang sempurna. Sahabat pasti tahu sendirilah kalimat tersebut. Manusia saling membutuhkan antara satu dengan lain, tidak mungkin dapat melakukan semuanya sendiri. Manusia itu saling melengkapi. Pasti ada, tuh, orang yang diberi paras pas-pasan, tapi pintar, atau sebaliknya.

Jadi, jangan merasa jika memiliki wajah pas-pasan adalah masalah. Terutama kaum hawa, nih, sering sekali mengeluh tentang bentuk fisiknya. Sekali bicara masalah fisik, bisa panjang seperti rel kereta. Fisik itu bawaan, ya, Sahabat. Jadi, tidak baik membanding-bandingkan fisik kita dengan yang lain. Hal itu seperti memberi kesan bahwa kita tidak bersyukur pada apa yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Jangan pernah merasa insecure tentang fisik kita, ya, Sahabat. Sebaliknya, seharusnya kita semakin bersyukur telah diberikan tubuh untuk beraktivitas.

Selain itu, kehidupan setiap manusia pasti tidak pernah luput dari cobaan. Tak jarang, cobaan itu mengambil semua yang kita miliki. Para tokoh utama itu juga mengalami hal yang sama. Mereka terpuruk, lalu bangkit. Ada banyak cerita yang menerapkan alur seperti itu. Intinya, semua itu butuh proses, Sahabat. Kita perlu bersabar hingga saatnya tiba. Namun, dalam masa penantian itu, jangan sampai kita bertopang dagu alias tidak melakukan apa-apa.

Para tokoh utama dalam cerita memiliki usaha untuk dapat bangkit seperti itu. Mereka berusaha, berlatih, dan mencoba berkali-kali. Usaha para tokoh utama inilah yang terkadang tidak kita perhatikan. Ini, nih, kebiasaan buruk manusia, lebih mementingkan hasil daripada usaha.

Sering kali, ketika melihat atau membaca cerita, kita tidak mempedulikan kerja keras para tokoh utama karena terlalu fokus pada jalannya cerita. Kalian pikir, para tokoh utama itu mejadi kuat hanya dengan bermalas-malasan saja? Ya, jelas tidaklah. Coba deh, ketika kalian membaca atau melihat cerita, perhatikan usaha para tokoh utamanya. Jika tidak diperlihatkan adegannya, maka pikirkan, kira kira apa saja yang mereka curahkan untuk meraih tujuan mereka. Pastinya, banyak yang mereka korbankan, entah itu waktu, tenaga, harta, dsb.

Dalam meraih sesuatu, tidak ada yang namanya cara instant. Semua itu butuh proses.

Jangan terlarut dalam konsep tokoh utama dan tokoh figuran juga, ya, Sahabat. Mereka adalah tokoh di dunia mereka sendiri, dunia fantasi. Sedangkan kita berada di dunia yang berbeda dengan mereka. Jadi, jangan mengikuti standar mereka. Toh, tidak ada yang menuntut kalau tokoh utama harus sempurna.

Di samping itu, para tokoh dalam cerita menjadi boneka sang penulis untuk menghibur para pembaca. Sedangkan kita berbeda. Manusia diberi pilihan yang akan membawa kita pada dua jalan, surga dan neraka. Maka jangan pernah samakan kita dengan tokoh cerita yang dibuat untuk menghibur saja. Kita, manusia memiliki tujuan yang jauh lebih mulia dibanding para tokoh cerita. Tugas kita, beribadah kepada-Nya dan meraih rida-Nya, sebagaimana yang dikatakan dalam surah berikut,

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya : " Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."
(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)

Sahabat, kalian tidak perlu menjadi tokoh utama dalam cerita-cerita fiksi yang tidak realistis. Kalian hanya perlu menjadi tokoh utama dalam hidup kalian sendiri. Cerita yang hebat tidak selalu berawal dari hal yang hebat. Setiap perjalanan yang engkau laluilah, yang membuat suatu cerita menjadi menarik. Meskipun sebagai manusia tidak sesempurna para tokoh dalam suatu kisah, kita mengemban tugas hidup lebih berat dibanding mereka. Kita tidak memerlukan kisah luar biasa mereka, karena kita akan membangun kisah kita dengan usaha kita sendiri. Allahuakbar![]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Alya Sabila Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Membuncah Sanubariku
Next
Munakahat dalam Aturan Syariat
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram