Tarif KRL Orang Miskin dan Kaya Bakal Beda, Kok Bisa?

" Padahal, sudah banyak kebijakan yang dibuat. Tapi ya gitu lah Guys, kebijakan ala sistem kapitalis selalu tambal sulam. Enggak pernah menyelesaikan masalah dengan tuntas."

Oleh. Irma Sari Rahayu
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Naik kereta api tut… tut… tut…
Siapa hendak turut

Hayo, siapa di antara kamu yang suka naik kereta? Atau mungkin kamu salah satu anggota "anker" alias anak kereta. Hehe… Kereta atau KRL sudah akrab banget ya, sama kita. Selain tarifnya murah, efisien banget buat yang suka ngejar waktu. No macet macet, Guys!

Tapi, kabarnya ada wacana pembedaan tarif KRL buat orang kaya dan miskin, lho. What?! Enggak salah nih? Kenapa ada diskriminasi gitu sih?

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) punya rencana akan membedakan tarif KRL buat masyarakat miskin dan kaya. Menurut Kemenhub, tarif KRL masih termasuk objek subsidi pemerintah atau public service obligation. Selama ini 55 persen dari tarif KRL masih disubsidi pemerintah, sedangkan sisanya dibayar oleh penumpang. Nah, pemerintah beralasan kalau subsidi yang diberikan tuh enggak tepat sasaran, karena masih dinikmati orang kaya yang naik KRL (kumparan.com, 28/12/2022). Hmm, lagu lama enggak sih alasannya?

Kalau menurut Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia, Djoko Setijowarno, opsi membedakan tiket KRL untuk orang kaya dan miskin dinilai sudah tepat. Daripada menaikkan harga tiket, lebih baik memberlakukan tarif mahal buat penumpang kaya. Cara membedakan tarif ini bisa merujuk pada data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) dari Kementerian Sosial. Nanti, subsidi yang enggak tepat sasaran ini bisa dialihkan buat moda transportasi publik daerah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek).

Kenapa Dibikin Ribet Sih?

Guys, ada juga nih pendapat yang kontra dengan kebijakan berbau diskriminasi ini. Menurut komunitas KRL Mania, kebijakan ini enggak jelas alias absurd dan rawan banget muncul kecemburuan sosial. Malah, mereka menilai pembedaan tarif untuk penumpang kaya dan miskin sebenarnya bikin pemerintah ribet sendiri. Misalnya, tentang kejelasan standar kaya dan miskin. Belum lagi, kalau nantinya ada pihak yang merasa paling berhak dapat fasilitas tempat duduk KRL, karena merasa bayar lebih mahal. Duh, enggak kebayang deh!

KRL Mania juga mengeklaim, bahwa para pengguna KRL dan transportasi umum massal adalah pahlawan transportasi, anggaran, dan iklim. Mereka rela lho meninggalkan kendaraan pribadinya biar enggak nambah kemacetan jalan, menghemat pemakaian BBM, dan mengurangi polusi. Pendapat ini pun disepakati oleh Walhi dan YLKI yang menyatakan, seharusnya pemerintah berterima kasih pada masyarakat mampu yang memilih naik transportasi umum, bukan malah mempersulit mereka (Liputan6.com, 31/12/2022). Kamu setuju enggak nih?

Duh, ruwet banget sih masalah transportasi di negara kita. Kebijakan demi kebijakan sudah dikeluarkan, tapi sering banget malah menimbulkan kontroversi. Salah satunya pembedaan tarif KRL ini. Apa pemerintah enggak takut ya, kalau kebijakannya malah jadi blunder? Bayangkan, Guys, masyarakat sudah mau lho meninggalkan kendaraan pribadinya buat naik transportasi umum karena tarifnya lebih murah. Lha kalau dinaikkan, enggak menutup kemungkinan masyarakat akan balik lagi pakai mobil atau motor pribadinya. Kan lebih praktis dan enggak harus desak-desakan. Betul enggak?

Salah seorang KRL Mania yang bernama Fida jelas menolak rencana ini. Katanya, kalau tarif KRL dipatok Rp10.000,00-Rp15.000,00 per perjalanan, lebih baik buat beli bensin aja kali. Kalau akhirnya banyak yang enggak mau lagi naik transportasi umum karena tarifnya mahal dan beralih pakai kendaraan pribadi, kebayang deh penuhnya jalan raya di jam sibuk. Saat ini saja BPS mencatat angka sepeda motor dan mobil di Jakarta sudah mencapai 20,66 juta unit. Banyak banget! Belum lagi tingkat polusi Jakarta juga sudah parah.

Wajar dong kalau rencana perbedaan tarif KRL ini ditolak mentah-mentah. Masyarakat menilai pihak Kemenhub enggak mendukung mereka yang lagi semangat melepas ketergantungan pada kendaraan pribadi, tapi malah bikin down. Kalau kayak begini, jangan salahkan masyarakat ya, kalau akhirnya enggak mau lagi pakai transportasi umum, ya. Nah lho!

Transportasi Nyaman? Jangan Cuma Khayalan tapi Diwujudkan!

Enggak bisa dipungkiri ya, Guys kehidupan masyarakat terutama di kota besar tuh dinamis banget. Setiap jam sibuk, ramai lalu-lalang kendaraan ataupun mobilitas pekerja, yang berangkat atau pulang dari tempat kerja mereka. Kondisi ini enggak bisa lepas dari kebutuhan moda transportasi massal. So, memang seyogianya negara menyediakannya dalam jumlah yang cukup, apalagi kalau ada komitmen kuat buat menyelesaikan masalah macet.

Kalau sekarang, punya moda transportasi nyaman kok kayaknya cuma khayalan ya? Padahal, sudah banyak kebijakan yang dibuat. Tapi ya gitu lah Guys, kebijakan ala sistem kapitalis selalu tambal sulam. Enggak pernah menyelesaikan masalah dengan tuntas.

Masalah transportasi 'kan kewajiban negara untuk menyediakannya buat seluruh rakyat. Enggak boleh dibedakan antara miskin atau kaya. Pada prinsipnya, negara kudu mengurus rakyatnya sebagai wujud tanggung jawab kepada Allah Swt. Sebagaimana sabda Nabi saw., "Imam (khalifah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya”. (HR. Al-Bukhari)

Biar enggak cuma khayalan dan angan-angan, transportasi nyaman memang harus diwujudkan dong! Tapi bakal sulit deh, kalau kita masih hidup dalam iklim kapitalis begini. Jadi, wujudkan juga ya sistem yang enggak akan bikin kita halu punya transportasi yang nyaman. Oke?[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Irma Sari rahayu Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Penghapusan PPKM, Wujud Lepas Tangan Negara Menangani Covid-19
Next
Benarkah Yordania Pelindung Palestina?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram