"Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS.Muhammad : 7
By. Alya Sabila
NarasiPost.Com-Sahabat jangan salah fokus dulu sama judulnya, ya! Yang akan kita bahas kali ini tidak berkaitan dengan calon pasangan kok, jadi yang jomlo santai aja, gak usah tegang!
Sahabat pasti pernah merasakan cinta, bukan? Cinta adalah salah satu bentuk dari gharizah (naluri), yaitu gharizah nau' (naluri berkasih sayang). Kita mencintai sesuatu itu sudah lazim, sebab hal itu merupakan salah satu naluri yang pastinya dimiliki oleh setiap manusia. Faktor sayang yang ada pada naluri menimbulkan sifat-sifat yang selaras dengannya, seperti melindungi, membantu ketika kesulitan, berlemah lembut, dan sebagainya.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kasih sayang seperti ini. Namun, sayangnya di zaman sekarang banyak orang yang menganggap hubungan cinta sebagai hubungan romansa antar pasangan belaka. Padahal, cinta ini tidak hanya bisa diberikan kepada lawan jenis saja. Cinta bisa kita berikan pada orang tua, saudara kandung, barang, agama, dan sebagainya.
Kesalahpahaman dalam memahami makna cinta ini dapat membuat kita terjerumus ke dalam cinta mendalam yang berlebihan kepada makhluk. Pun dalam lagu, gombalan, atau pantun, tak jarang cinta diungkapkan berdasar kedalaman cinta mereka pada lawan jenis.
Pernahkah sahabat mendengar bahwa cinta itu buta? Mengapa orang sangat mencintai orang tuanya, rela mendengarkan dan menjalankan asupan omelan sehari-hari dari orang tua?
Tentu saja itu karena cinta. Kalau sahabat tidak mencintai mereka, pasti kalian akan balik mengomel ketika diomeli dan berlanjut membenci sampai masa yang akan datang. Kalaupun marah, pasti Sahabat hanya marah beberapa hari atau menit saja, bukan? Karena cinta, kita rela berkorban banyak. Karena itulah, muncul pernyataan bahwa cinta itu buta.
Mirisnya, sekarang banyak muda-mudi yang salah mengaplikasikan rasa cinta tersebut. Mereka memberikan seluruh rasa cintanya kepada lawan jenis, padahal mereka bukan pasangan yang sah, terlebih belum cukup umur untuk bisa berpasangan.
Mengapa mereka mudah memberi cinta kepada makhluk, namun enggan memberikan cintanya kepada sang Pencipta. Membela agamanya sendiri pun enggan. Apakah kita benar-benar mencintai Islam sebagaimana yang kita nyatakan? Setiap muslim pasti menjawab "iya".
Namun, ketika Islam dihina, dicaci, diinjak-injak, banyak yang hanya diam mematung dan tak beranjak membela. Ternyata, ucapan dan perbuatan tidak sama. Ketika mencintai agama Allah, mestinya kita tidak enggan mengulurkan tangan untuk membelanya.
Pasti beda jika yang dihina adalah orang tua kita. Pasti sahabat akan menentang dan menolak dengan keras. Cinta kepada orang tua sering kali mengalahkan cinta kepada Allah dan rasul-Nya. Padahal, Allah telah menegur hambanya dalam surat At-Taubah [9] : 24 berikut,
قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُڪُمۡ وَإِخۡوَٲنُكُمۡ وَأَزۡوَٲجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٲلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَـٰرَةٌ۬ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَـٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡڪُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ۬ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِىَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا يَہۡدِى ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَـٰسِقِينَ – ٢٤
Artinya : "Katakanlah: “Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik."
Karena itulah sahabat, kita harus mencintai agama dan pencipta kita terlebih dahulu. Sungguh tidak pantas, jika kita langsung mencintai makhluk-Nya tetapi tidak dengan penciptanya. Kita harus mencintai agama kita, karena Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah. Dengan mencintai Islam, kita akan mendapatkan rida Allah juga.
Cinta yang asli pastinya akan membuat kita rela mengorbankan apa pun untuk yang kita cinta itu. Orang-orang yang mengaku cinta kepada agamanya, namun tidak memberikan bukti kecintaannya, bisa disebut P-H-P alias pemberi harapan palsu. Sudah kaya si do'i aja nih, hehe.
Maka dari itu sahabat, dahulukan cintamu kepada agamamu! Jangan alih profesi jadi tukang PHP, ya, sahabat! Pasti sahabat tahu rasanya di-PHP-in. Kalau agama Allah yang kalian PHP-in, Allah marah gak, tuh?
Karena itu, yuk, charge kecintaan kita pada Allah! Perbaikilah kembali rasa cinta kita kepada agama Allah, jangan sampai jadi tukang PHP, ya, Sahabat! Ada sedikit sentilan motivasi,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَنصُرُوا۟ ٱللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS.Muhammad : 7)[]