Meretas Jalan Dakwah

Meretas Jalan Dakwah

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan…."

Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Dakwah adalah seruan sebagai upaya menyampaikan ajaran agama, kewajiban yang dimiliki setiap muslim agar manusia menemukan jalan terang kehidupan untuk bekal di alam keabadian. Dakwah memiliki dimensi yang lebih dalam ketika dipandang melalui sudut pandang akidah dan kerangka berpikir syariat.

Lebih dari sekadar label atau penampilan, dakwah yang berhasil memerlukan fondasi yang kukuh dalam akidah serta pemahaman mendalam terhadap syariat. Dari sini dapat dipahami bahwa tujuan dari dakwah adalah perubahan yang mendasar tentang bagaimana cara memahami dan menjalani kehidupan dengan aturan yang benar. Seruan dakwah selain tuntunan juga merupakan tuntutan dari pemilik hukum itu sendiri, yaitu Allah Swt.

Hal ini selaras dengan apa yang diperintahkan Allah Swt. di dalam Al-Qur'an surah Ali Imran ayat 104,

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan…."

Kebajikan yang dimaksud dijelaskan dalam sebuah hadis,

" Kebajikan itu adalah mengikuti Al-Qur'an dan sunahku." (HR.Ibnu Mardawaih).

Akidah Sebagai Fondasi

Fondasi akidah yang kuat akan memiliki daya penetrasi dakwah yang menghunjam dan lebih efektif. Memahami akidah dengan mendalam akan memberikan kejelasan pada pesan dakwah, menjadikannya lebih mengena dan meyakinkan hati karena menjadi dasar pemikiran. Akidah yang benar dan kukuh menjadi fondasi utama yang memperteguh panggilan dakwah, memancarkan keyakinan yang tulus, dan membuka cakrawala berpikir yang luas untuk para penerima pesan dakwah.

Akidah yang dimaksud merupakan pemikiran yang mendasar tentang asal usul kehidupan manusia, fungsinya di dalam kehidupan dunia, dan tujuan akhir dari kehidupan itu sendiri. Jika kita berpikir secara mendalam (al-fikr al-amiq) dan cemerlang (al fikr al mustanir) akan ditemukan adanya keterkaitan antara kehidupan di dunia sekarang, sebelum, dan sesudahnya.

Akidah adalah sebuah keyakinan yang utuh dan mendasar, tanpa ada keraguan sedikit pun di dalamnya. Akidah yang benar akan mengantarkan manusia pada ketenteraman hati dan kepuasan akal pikiran. Di sinilah pentingnya merenungkan akan kehadiran manusia, kehidupan, dan alam semesta sebagai objek pemikiran yang akhirnya akan melahirkan akidah akliah dan akidah siyasah sebagai ruh atau motivasi dakwah.

Syariat Sebagai Panduan

Sementara itu, memahami syariat sebagai panduan hidup tidak dapat diabaikan agar terwujud dakwah yang berhasil. Syariat bukan sekadar serangkaian aturan, melainkan kerangka berpikir yang mencakup kehidupan sehari-hari. Pemahaman yang mendalam terhadap syariat memungkinkan para dai untuk menjelaskan ajaran agama dengan kontekstual, konseptual dalam memahami permasalahan aktual, dan memberikan solusi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariat.

Dari sini dapat dimengerti bahwa dakwah yang berhasil bukan hanya tentang menyampaikan pesan, tetapi juga membangun kesadaran terhadap nilai-nilai syariat Islam. Melibatkan masyarakat dalam pemahaman mendalam terhadap agama mereka sendiri dapat menciptakan keterlibatan yang lebih aktif dan bermakna. Ini melibatkan pendekatan edukatif yang mendorong pemahaman dan refleksi individu terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam aturan Islam sebagai risalah yang diemban oleh Rasulullah saw.

Dakwah Politik Islam

Bila kita membaca perjalanan dakwah Rasulullah saw., tampak bahwa dakwah beliau merupakan dakwah pemikiran tanpa kekerasan untuk membangun pola pikir masyarakat yang islami. Salah satu kuncinya adalah mengintegrasikan konsep berupa fikrah dengan metode dakwah (thariqah) yang ditempuhnya. Integrasi antara akidah dan syariat menjadi relevan ketika ajaran agama diaplikasikan dalam praktik sehari-hari. Dakwah yang menyentuh segala urusan kehidupan di masyarakat inilah yang dinamakan dakwah politik.

Dakwah politik adalah pilihan para pengemban dakwah saat ini yang harus menjadi teladan dalam mempraktikkan nilai-nilai syariat Islam, baik dalam kehidupan sendiri, maupun saat bersosialisasi di tengah masyarakat, sehingga pesan yang disampaikan tidak hanya terdengar, tetapi juga terlihat dalam tindakan nyata.

Dengan melihat dakwah melalui sudut pandang akidah dan kerangka berpikir syariat, kita dapat menciptakan pendekatan yang lebih holistik dan berdampak dalam menyampaikan ajaran agama. Menggabungkan keyakinan yang kuat, pemahaman mendalam terhadap syariat, dan kesadaran akan nilai-nilai agama, dakwah dapat menjadi kekuatan positif yang membimbing umat menuju kehidupan yang lebih bermakna.

Namun demikian, kesalehan individual tersebut akan menjadi energi gerak yang bermanfaat untuk masyarakat luas jika tergabung dalam kelompok dakwah berjemaah yang sifatnya gerakan politik (kutlah as-siyasi).

Kutlah atau kelompok dakwah politik ideologis memiliki peran krusial dalam mengubah pola pikir masyarakat, terutama ketika tujuannya adalah membentuk kesadaran umat tentang pengamalan syariat Islam. Dalam menghadapi dinamika politik dan sosial, kelompok dakwah semacam ini bukan hanya menjadi wadah aspirasi politik, tetapi juga mesin transformasi sosial yang mendorong pemahaman mendalam terhadap prinsip-prinsip syariat.

Seperti yang disampaikan oleh Syekh Taqiyuddin An Nabhani dalam kitab At-Takatul al-Hizbi, setidaknya ada beberapa poin penting tentang sebuah kelompok politik yang benar:

Pertama, dakwah yang dilakukan oleh kelompok politik tersebut bersifat ideologis yang mengusung syariat Islam dan memiliki tanggung jawab untuk memantapkan ideologi sebagai panduan utama. Ini melibatkan pemaparan visi dan misi partai yang mencerminkan prinsip-prinsip syariat, membentuk landasan kuat untuk mengubah pola pikir masyarakat. Dengan demikian, kutlah tersebut bukan sekadar menjadi instrumen politik, tetapi juga sumber inspirasi dan pedoman bagi publik.

Kedua, adanya edukasi terhadap pengamalan syariat. Kelompok politik ideologis berperan sebagai agen penyadaran umat dengan dakwah yang dilakukannya secara intensif tentang syariat Islam. Dengan menyelenggarakan seminar, diskusi, dan program edukatif lainnya, partai dapat membentuk kesadaran yang lebih baik terhadap prinsip-prinsip syariat. Hal ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan membantu menghilangkan stereotipe serta miskonsepsi seputar syariat Islam.

Ketiga, menjaga konsistensi dari tujuan pelaksanaan syariat. Kelompok dakwah yang mengusung politik ideologis berkomitmen untuk menjaga kebersihan ide pemikiran dengan menyuarakan penerapan syariat Islam secara kaffah. Dalam konteks ini, kelompok dakwah tersebut melebur dalam masyarakat untuk membentuk opini publik tentang urgensi penerapan syariat sebagai landasan bagi keadilan dan distribusi kekayaan yang merata. Ini tidak hanya menciptakan pemahaman baru, tetapi juga mengubah pola pikir masyarakat terkait keadilan dan solidaritas sosial.

Dari sini dapat dipahami pentingnya kelompok politik ideologis terletak pada kemampuannya untuk menerjemahkan ideologi ke dalam kebijakan publik yang konkret. Dengan menyelaraskan platform politik dengan prinsip-prinsip syariat, kelompok dakwah politik ini dapat memengaruhi perubahan struktural dan normatif dalam masyarakat. Penerapan syariat dalam kebijakan menciptakan kerangka hukum dan sosial yang sesuai dengan nilai-nilai agama.

Kesimpulannya, kelompok dakwah politik ideologis yang mengusung syariat Islam memiliki peran signifikan dalam memperkuat identitas keislaman di tengah masyarakat. Menjadikan ide pemikiran yang diembannya menjadi ide yang sama dengan pemikiran masyarakat sehingga terbangun kesadaran akan nilai-nilai Islam secara integral, dan menjadi identitas yang memberikan landasan bagi perubahan budaya dan nilai masyarakat yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam secara kaffah

Wallahua'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Maman El Hakiem Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Digitalisasi Kesehatan, Mampukah Menjadi Solusi?
Next
Ibu Peradaban
5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

6 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Nirwana Sadili
Nirwana Sadili
10 months ago

Keren....hanya dakwah ideologis yang mampu mengubah pemahaman, baik secara individu masyarakat, Daan negara. Faktanya banyak kelompok dakwah, mengubah individu saja sangat sulit untuk terikat dengan Islam karena dakwah yang diembannya hanya penyampaian pesan yang terkadang tidak berpengaruh pada pemikirannya sehingga tidak terjadi perubahan apa apa.

Dyah Rini
Dyah Rini
10 months ago

Benar Pak, urusan dakwah tidak boleh melenceng dari thariqah dakwah Rasulullah. Kutlah yang benar harus mengikuti bagaimana metode dakwah Rasulullah hingga berhasil mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang Islami. Keren tulisannya. Barakallah.

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
10 months ago

Ini naskah keren banget.....
MasyaAllah, sharpq

Maman El Hakiem
Maman El Hakiem
10 months ago

Dakwah seruan bukan seru-seruan.....ayo berpikir dan berdakwah politis

Sartinah
Sartinah
10 months ago

Setuju, dakwah memang tak sekadar menyampaikan saja tapi harus mampu membangun kesadaran politik umat. Barakallah

Dia dwi arista
Dia dwi arista
10 months ago

Tulisan yang sangat mencerahkan. Pengemban dakwah bisa melihat jalan yang akan ditempuh melalui tulisan ini

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram