Meneladani Dakwah Rasulullah Menuju Perubahan Hakiki

"Keberhasilan dakwah Rasulullah mampu mengubah pemikiran, perasaan, perilaku, dan peraturan hidup jahiliah menjadi pemikiran perasaan dan peraturan Islam. Mampu membentuk generasi sahabat dalam meneruskan risalah dakwah, hingga tersebar ke seluruh pelosok dunia. Disebut dakwah pemikiran atau fikriyah, karena Rasulullah memulai dakwahnya dengan menyebarkan pemikiran berupa akidah, pandangan hidup, dan pemahaman Islam."

Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor Tetap NarasiPost.com)

NarasiPost.Com-Seorang muslim sudah seharusnya meneladani perilaku Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam setiap amal perbuatannya. Termasuk dakwah, menyampaikan risalah Islam.
Sebagaimana diketahui, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah mengubah masyarakat Makkah dari masyarakat jahiliah, masyarakat yang terbelakang menjadi pemimpin dunia.

Keberhasilan itu diraih bukan melalui perubahan moral semata atau kehidupan sosial ekonomi terlebih dahulu. Namun juga tidak melalui slogan kosong sukuisme ataupun ashabiyah. Keberhasilan dakwah Rasulullah mampu mengubah pemikiran, perasaan, perilaku, dan peraturan hidup jahiliah menjadi pemikiran perasaan dan peraturan Islam. Mampu membentuk generasi sahabat dalam meneruskan risalah dakwah, hingga tersebar ke seluruh pelosok dunia. Disebut dakwah pemikiran atau fikriyah, karena Rasulullah memulai dakwahnya dengan menyebarkan pemikiran berupa akidah, pandangan hidup, dan pemahaman Islam. Seraya mendobrak segala bentuk pemikiran dan pandangan hidup sesat. Serta menghancurkan semua bentuk kepercayaan, dan tradisi nenek moyang jahiliah. Di samping dakwah pemikiran, sifat dakwah Rasulullah adalah siyasah atau politis. Karena Rasulullah mengarahkan potensi umat pada terbentuknya suatu kekuatan politik, sebagai pelindung dan pendukung dakwah, sehingga dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Sifat lain dakwah Rasulullah adalah tanpa kekerasan. Karena aktivitas dakwah dilakukan dengan pemikiran bukan dengan senjata, atau kekerasan.

Inilah sifat-sifat dakwah Rasulullah ketika berada di Makkah, yang pada saat itu belum memiliki kekuasaan dan kekuatan berupa daulah. Setelah beliau dan para sahabatnya mendapat pertolongan tanpa syarat dari Saad bin Mu’adz berupa kekuasaan di Madinah, beliau menerapkan Islam secara kaffah, dan menyebarkannya ke seluruh alam melalui jihad fisabilillah. Jika mau dirincikan, dakwah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah ditempuh dengan metode atau thariqah yang sangat khas. Metode dakwah beliau mencakup tiga tahapan:

Pertama, marhalah tasqif wa takwin, yaitu tahap pembinaan dan pengaderan. Tahapan dakwah ini terjadi pada periode Makkah. Rasulullah pada awalnya menyuruh orang-orang merahasiakan dakwahnya. Sekitar 3 tahun beliau membina kaum Muslim di darul Arqam bin Abil Arqam. Beliau membentuk kepribadian Islam pada diri para sahabat yang telah masuk Islam, dan membentuknya menjadi kelompok dakwah.

Pada fase ini, Rasulullah menyembunyikan kelompok dakwahnya dan aktivitasnya, tapi setiap anggota kelompok dakwah tidak pernah menyembunyikan keislaman mereka. Sehingga setiap individu sahabat telah dikenal sebagai muslim yang mendakwahkan agama barunya yaitu Islam. Mereka senantiasa berdakwah tanpa kenal lelah ke masyarakat Makkah, hingga Allah memerintahkan mereka menunjukkan diri. Jadi yang dimaksud dengan dakwah secara sembunyi-sembunyi adalah menyembunyikan kelompok dakwahnya. Sedangkan para individu yang masuk Islam terus mendakwahkan Islam dan dikenal sebagai muslim secara pribadi.

Kedua, adalah berinteraksi dengan umat. Fase ini diawali dengan turunnya firman Allah subhanahu wa ta’ala yang memerintahkan untuk dakwah secara terang-terangan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surat Al Hijr ayat 94:”Karena itu sampaikanlah secara terang-terangan segala perkara yang telah diperintahkan kepada kamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik”

Ayat tersebut menunjukkan bahwa Rasul shallallahu alaihi wasallam telah menyembunyikan kelompok dakwahnya sebelum ayat tersebut turun. Kemudian setelah ayat ini turun beliau melakukan masiroh, sebuah aktivitas yang belum pernah dikenal pada masa itu. Rasulullah membagi para sahabat menjadi dua kelompok yang dipimpin oleh sahabat Hamzah dan Umar radhiallahuma.

Saat itulah Rasulullah telah mengumumkan adanya kelompok dakwah yang kuat. Kejadian itu sangat menyakitkan bagi masyarakat Makkah dan penguasa Quraisy. Maka sejak itulah mereka melakukan perlawanan besar-besaran kepada dakwah Islam. Selain itu, termasuk aktivitas dalam fase ini di antaranya adalah melakukan assiraul fikri atau pergolakan intelektual, dan alkifahu siyasi atau perjuangan politik. Beliau shallallahu alaihi wasallam pun mulai mencela praktik-praktik yang penuh kebatilan, berhala-berhala mereka, juga menegakkan hujjah atas orang-orang kafir.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ayat-ayat Al-Qur’an terkait hal tersebut, di antaranya dalam surat Ath-Thur ayat 35, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: ”Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan diri mereka sendiri”

Beliau shallallahu alaihi wasallam juga melakukan alkifahu siyasi. Dakwah Islam mulai membodoh-bodohkan mimpi mereka, klaim-klaim, dan berbagai kesesatan mereka. Di antara ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan hal tersebut yaitu surat Al-Qalam ayat 10 hingga 16, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: ”Janganlah kamu mengikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah, yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku kasar, selain itu yang terkenal kejahatannya karena dia mempunyai banyak harta dan anak, jika dibacakan kepadanya ayat-ayat kami, ia berkata ini adalah dongengan orang-orang dahulu kala. Kelak akan kami beri tanda dia di belalainya”

Ketiga, tafa’ul tam. Pada fase ini pertentangan dan rintangan dakwah semakin kuat. Para sahabat yang tidak memiliki pelindung, karena pengaruh klan-nya, mereka disiksa ditindas dan didiskriminasi. Akan tetapi, pada masa ini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tetap tidak mengangkat senjata karena memang belum waktunya, dan belum diperintahkan oleh Allah.

Rasulullah dan para sahabat, terus melakukan aktivitas dakwah meski perlawanan makin berat. Sebagian memiliki pelindung sebagian tidak, dari kalangan penguasa Quraisy. Meski siksaan makin berat, Rasulullah tetap tidak membalas perbuatan mereka dengan kekerasan, hingga tekanan itu bertambah. Rasulullah mulai mencari pertolongan kepada pemilik kekuasaan, dan meminta kekuasaan kepada mereka tanpa syarat. Aktivitas beliau ini disebut thalabun nushrah yaitu meminta pertolongan dari ahlul quwah wal man’ah atau pemilik kekuasaan.

Namun berbagai penolakan beliau dapati. Hingga beliau mengutus Mushab bin Umair ke Madinah, untuk menyiapkan Madinah dengan cara mendakwahi mereka. Selama satu tahun berdakwah, Mush’ab bin Umair mampu mengetuk hati kaum Anshar, hingga pemimpin Madinah Saad bin Muadz memberikan nusrahnya, dan bersedia memberikan kekuasaannya kepada Rasulullah tanpa syarat. Maka terjadilah bai’at aqabah kedua. Dari baiat ini Rasulullah menegakkan negara Islam atau Daulah Islamiyah pertama di Madinah Al Munawaroh.

Ini artinya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah mendapatkan kekuasaan, dan dibaiat untuk menjadi seorang pemimpin negara Islam. Sehingga, mampu melakukan aktivitas seorang pemimpin yaitu menerapkan hukum-hukum Islam, menjamin keamanan negara di tangan kaum muslim, dan menyebarkan Islam ke seluruh penjuru negeri. Inilah metode dakwah Rasulullah yang seharusnya diikuti oleh kaum muslimin saat ini, dalam melakukan perubahan di tengah-tengah kerusakan masyarakat, sehingga umat kembali kepada kemuliaannya.

Wallahu A’lam[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Aya Ummu Najwa Salah satu Penulis Tim Inti NP
Previous
Pesona Kebun Binantang Kinantan yang Penuh Kenangan
Next
Wahai Sang Pembelajar Sejati!
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram