Dunia adalah episode kedua dalam perjalanan hidup manusia yang akan menentukan seperti apa kehidupannya di episode ketiga.
Oleh. Netty al Kayyisa
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Manusia menjalani fase kehidupannya selama tiga episode. Ketiga fase inilah yang akan menentukan masa depannya. Akankah berakhir bahagia atau merana, bergembira atau berduka, menang atau kalah. Lebih dari itu, bagaimana dia menghadap Sang Pencipta setelah melewati tiga fase kehidupan ini.
Episode Pertama Kehidupan
Episode ini terjadi ketika kita hendak diciptakan oleh Sang Maha Pencipta. Allah yang akan menentukan kita terlahir dari keluarga mana, kebangsaan apa, jenis kelamin apa. Kita tak mampu memilihnya. Bahkan memilih rahim yang menjadi tempat tinggal kita saja tidak bisa. Ini sepenuhnya hak prerogatif Allah saja. Sebelum Allah meniupkan ruh ke dalam rahim ibu kita, calon rumah kita selama sembilan bulan, Allah mempersaksikan kita tentang keberadaan-Nya,
وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِيٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَأَشۡهَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآۚ أَن تَقُولُواْ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنۡ هَٰذَا غَٰفِلِينَ ١٧٢
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), 'Bukankah Aku ini Tuhanmu?' Mereka menjawab, 'Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.' (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, 'Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).'" (QS. Al-A’raf: 172).
Berdasarkan ayat ini, kita telah dpersaksikan tentang keesaan Allah hingga nanti ketika kembali menghadap Allah tidak ada dalih lagi untuk mengingkarinya. Berdasarkan ayat ini pula, setiap jiwa-jiwa manusia yang dilahirkan ke dunia sesungguhnya telah mengakui bahwa Allah adalah Tuhannya. Allahlah yang menciptakannya.
Setelah Allah mempersaksikan bahwa Dia-lah Sang Pencipta, Allah memberikan kehidupan kepada hamba-hamba-Nya. Melalui plasenta ibu, jiwa-jiwa suci itu memperoleh nutrisi dan berkembang sebagaimana mestinya. Allah yang menjaga jiwa-jiwa itu, tumbuh kembangnya, jenis kelaminnya, dan seluruh kehidupannya di rahim ibunda.
Episode Kedua Kehidupan
Episode kedua dimulai ketika kita dilahirkan. Saat itulah Allah telah menetapkan bagaimana kehidupan kita. Dalam surah Adz-Dzariyat: 56, Allah berfirman,
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (beribadah) kepada-Ku."
Dari ayat ini Allah memastikan tujuan penciptaan manusia adalah beribadah kepada-Nya. Hanya kadang kita memaknai ibadah sebatas ritual semata seperti salat, zakat, puasa, dan haji. Seolah-olah telah sempurna ibadah kepada Allah ketika sudah tercapai predikat hajinya.
Sementara itu, Allah menurunkan aturan-Nya lengkap mulai dari kita bangun tidur hingga tidur lagi. Mulai dari masalah individu, keluarga hingga bernegara. Mulai dari yang mengatur hubungan kita dengan Allah Sang Pencipta, hubungan kita dengan diri kita sendiri, dan hubungan manusia dengan yang lainnya.
Ketika di episode pertama hidup kita sudah mengakui Allah yang menciptakan maka seharusnya diteruskan dengan episode kedua kehidupan. Keduanya memilki keterikatan, bukan sesuatu yang lepas dan berdiri sendiri tanpa ikatan. Allah menciptakan kita, sekaligus memberikan aturan yang paripurna untuk semua manusia, tak ada beda.
Makna ibadah tidak terbatas pada hubungan manusia dengan Allah saja, tetapi seluruh ketundukan kita terhadap seluruh aturan-Nya, itulah bentuk ibadah kita.
Dengan menyadari peran Allah hingga kita bisa berada di dunia, kita harus tunduk patuh terhadap aturan-Nya. Kita tidak boleh memilah dan memilih mana aturan yang mudah dan kelihatan susah dalam pandangan kita, mana yang enak dan tidak enak layaknya menu prasmanan di sebuah jamuan pesta.
Sikap dan penerimaan kita terhadap seluruh aturan Allah ini akan menentukan nasib selanjutnya di episode kehidupan ketiga. Pengamalan seluruh aturan-Nya, suka dan benci sesuai standar-Nya, bahagia dan sedih dalam takaran-Nya, menjadikan kita di episode kehidupan ketiga akan berakhir dengan gembira.
Episode Kehidupan Ketiga
Episode terakhir kehidupan manusia bergantung pada kehidupan di fase keduanya. Dunia merupakan tempat mengumpulkan bekal untuk kehidupan di fase ketiga. Ketika berhasil mengumpulkan bekal dengan baik maka kehidupan di fase ketiga ini akan baik pula. Sebaliknya, jika di fase kedua kehidupan kita kurang dalam mengumpulkan bekal, bahkan cenderung malas hingga banyak melakukan kesalahan, bersiaplah mendapat murka dari Sang Pencipta. Apalagi jika kita mengkhianatinya dengan membuat hukum lain dan meninggalkan hukum-Nya, pongah dengan segala kenikmatan dunia padahal itu juga fasilitas dari Allah Sang Pencipta.
Allah tidak akan menghukum manusia secara langsung di fase kehidupan kedua. Allah akan dengan sabar mempersiapkan episode kehidupan ketiga kita sehingga manusia menuai segala kebaikan dan keburukan yang telah kita perbuat di dunia.
Allah telah menyiapkan tempat yang tepat untuk kita, yaitu surga atau neraka. Meski ada satu tempat yang bernama A’raf yang disediakan bagi orang-orang yang secara amal di dunia enggan melakukan banyak kebaikan, sedangkan kemaksiatan berjalan terus sehingga amal baiknya impas dengan amal buruknya. Kondisi mereka ini diceritakan oleh Allah dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 46-49. Tinggal kita mau memilih yang mana.
Khatimah
Saat ini kita hidup dalam episode kedua dari seluruh perjalanan hidup kita. Kita tidak bisa kembali ke fase pertama dan mengungkap banyak pengandaian. Andai dilahirkan di keluarga ini, andai dilahirkan pada zaman itu, andai dan andai. Ini karena perandaian hanya berlaku untukorang-orang yang tidak siap berjuang.
Di dunia saat ini kita berada, di episode kedua kehidupan kita. Di fase ini, kita bersiap untuk menyongsong episode kehidupan yang kekal, yaitu akhirat. Keputusan menempati surga, neraka atau bahkan di A’raf selamanya ada di tangan kita. Tidak ada peran manusia lain sedikitpun. Allah telah membekali kita dengan akal dan seperangkat aturan-Nya, menjelaskan lewat Rasul pilihan mana jalan yang sesat dan mana jalan yang lurus,
فَأَلۡهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقۡوَىٰهَا ٨
"Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya."(QS. Asy-Syam: 8).
Semoga kita bisa mengoptimalkan segala potensi yang ada untuk menyiapkan bekal menyongsong episode ketiga dari kehidupan kita. Wallahua’lam bi shawab.[]
#MerakiLiterasiBatch1
#NarasiPost.Com
#MediaDakwah
Jazakillah khoif mom dan tim NP sudah menayangkan tulisan ini
Hanya satu kali kesempatan untuk kehidupan yang abadi. Karena itulah Allah sudah menyiapkan SOP nya biar kita selama di akhirat nanti yaitu dengan agama Islam. Sayang, masih ada di antara muslim pun yang belum memahami ini dan berpendapat semua agama sama serta tidak mau menjalakan syariat Islam secara kaffah.
Satu kesempatan dan tak bisa kembali. He he. Matur nuwun mb sudah mampir