Balada Umat Islam Di Negeri Mayoritas Muslim

“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 32)


Oleh: Cahaya Timur
(Kontributor NarasiPost.com)

NarasiPost.Com-Indonesia adalah negeri yang beragam, di mana terdiri dari berbagai suku bangsa, agama maupun ras yang hidup di dalamnya. Tercatat sekitar 80 persen jumlah penduduk Indonesia adalah beragama Islam. Namun jumlah yang mayoritas itu tidak serta merta menjadikan Islam sebagai jalan hidup umatnya. Sebab tidak jauh berbeda dengan negara-negara lain di dunia. Indonesia pun menerapkan sistem demokrasi kapitalis dengan asasnya yakni sekularisme atau pemisahan agama dari kehidupan.

Bahkan fakta-fakta terkini yang berkembang di masyarakat menunjukkan bahwa pemerintah saat ini sangat represif terhadap Islam. Dalam tiap peristiwa yang terjadi, Islam senantiasa disorot. Bahkan oleh sebagian orang, segala hal yang berbau Islam dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan, ajarannya mengandung kekerasan dan juga barbar. Pemerintah pun seakan-akan ikut mengkambinghitamkan kaum Muslimin.

Hal ini juga tampak jelas manakala umat ingin menerapkan syariat Islam secara sempurna maka mereka akan dituduh radikal. Jika umat Islam menolak pemimpin kafir maka mereka akan dicap anti keberagaman, anti kebhinekaan, bahkan anti pancasila dan UUD 45 serta NKRI. Lihat saja pada Tes Wawasan Kebangsaan (TDK) yang dilakukan baru-baru lalu.

Tentu hal ini sangat berbeda perlakuannya dengan gerombolan semacam OPM (Organisasi Papua Merdeka) dan RMS (Republik Maluku Selatan), dan lain sebagainya. Padahal gerakan-gerakan bersenjata tersebut telah secara nyata dan meyakinkan mengancam keutuhan NKRI. Malahan yang seperti itu justru dibiarkan tanpa tindak lanjut, dan hanya disebut sebagai KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata). Seolah mereka dipelihara guna sewaktu-waktu dijadikan sebagai alat pengalihan isu. Bagi mereka, pemerintah justru persuasif bahkan cenderung lebih apatis dalam penanganannya.

Sesungguhnya syariat Islam ini sangat sempurna. Semenjak diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah sebagai risalah untuk menjadi pedoman bagi seluruh umat manusia baik muslim maupun non muslim. Sebab Islam adalah rahmat bagi seluruh alam. Dan menerapkannya adalah bentuk penghambaan yang sempurna. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَمَآ أَرْسَلْنٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِينَ

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 107)

Melaksanakan segala perintah Allah artinya tidak membeda-bedakan antara ayat yang satu dengan yang lainnya. Jika Al-Qur'an melarang minum-minuman keras, haram makan bangkai pun haram makan babi. Maka hal serupa pun berlaku dalam soal pemilihan seorang pemimpin umat. Semuanya telah jelas diatur dalam syariat Islam bahwa seorang pemimpin umat, wajib berakidah Islam (QS. Aali ‘Imraan: 28, QS. An-Nisaa’ : 144, QS. Al-Maidah : 57, QS. At-Taubah : 23) dan masih banyak ayat lainnya. Bahkan tidak cukup ia seorang Muslim saja akan tetapi wajib baginya menerapkan aturan Islam. (QS. Al Maidah: 49). Untuk itu, adalah suatu kewajaran bahkan suatu kewajiban karena perkara itu adalah perintah Allah yang wajib diterapkan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ تِبْيٰنًا لِّكُلِّ شَىْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِينَ

Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim).” (QS. An-Nahl 16: Ayat 89)

Sebab dan Akibat

Peristiwa-peristiwa yang terjadi ini sesungguhnya berawal dari reaksi umat Islam terhadap berbagai tindakan yang seolah-olah mendeskreditkan ajaran Islam. Menciptakan Islamophobia di tengah masyarakat. Seolah siapapun yang hendak menerapkan syariat Allah secara sempurna adalah mereka yang radikal, kriminal, anti Pancasila dan menolak keberagaman. Padahal semua yang dilakukan umat tidak lain dan tidak bukan adalah dikarenakan dorongan akidah. Keinginan untuk menghamba kepada Allah Swt secara kaffah (sempurna). Konsekuensi dari sebuah keimanan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِى السِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 208)

Dalam Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan; Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya dan membenarkan Rasul-Nya, hendaklah mereka berpegang pada tali Islam dan semua syariat serta mengamalkan semua perintah dan meninggalkan seluruh larangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan segala kemampuan yang ada pada mereka.

Bukankah hari ini telah tampak kerusakan di mana-mana, dimulai dari pergaulan remaja yang semakin liat dan diluar kendali. Kemudian tingkah polah petinggi negara yang kian menyengsarakan rakyat. Berkali-kali menetapkan aturan layaknya sebuah permainan saja. Menjadikan kesenjangan dan kesengsaraan di mana-mana.

Korupsi kian menggila. Perekonomian rakyat terpuruk lesu. Pendidikan dan moralitas yang semakin rusak. Pembangunan kian semrawut. Kesehatan yang jauh dari kata baik. Terlebih lagi sejak pandemik menyerang negeri ini. Berbagai kebijakan dibuat untuk kemudian dilanggar. Mirisnya si pelanggar adalah si pembuat kebijakan itu sendiri.

Persis dengan apa yang disampaikan Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam kitab suci Al-Quran yang berbunyi;

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِى عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 41)

Cara Allah

Akan tetapi dari berbagai peristiwa yang terjadi. Semakin menguatkan kedudukan kaum Muslimin. Walaupun para musuh-musuh Allah tidak menyukainya. Mereka terus berupaya hendak memadamkan cahaya Islam akan tetapi Allah Swt terus menyempurnakannya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوٰهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّآ أَنْ يُتِمَّ نُورَهُۥ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُونَ

“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 32)

Kesimpulan

Karena itu, sadarilah wahai para Penguasa. Sadarilah bahwa kalian pun adalah seorang Muslim yang senantiasa mempunyai kewajiban taat kepada perintah Allah. Sadarilah wahai Pemerintah, bahwa kalian pun kelak akan mati dan akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah Swt. Sadarilah dan bertaubatlah serta dukunglah dakwah Islam. Bukan malah menjadi Pemerintah yang represif terhadap Islam. Ya Allah ya Rabb, sesungguhnya kami telah menyampaikan. Wallahu a'lam bis showab.

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Jabatan Komisaris Tanpa Kelayakan, Menuju Kehancuran
Next
Menjadi Jurnalis Muslim
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram