Sehari di Rumah Baginda Nabi

Sehari di rumah baginda Nabi

Jangan bayangkan rumah Nabi laksana istana. Meskipun beliau seorang kepala negara, jangan kaget ketika kita menyaksikan sebuah bangunan kecil dan tempat tidur sederhana.

Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Perasaan rindu yang menggebu kepada sang kekasih hati, yakni baginda Nabi Muhammad saw. mendorong diri untuk melakukan perjalanan melalui sirah yang terpatri di lubuk hati. Sehari di rumah Nabi tercinta, cukup sudah menjadi pengobat rindu di dada. Nabi Muhammad saw. yang menjadi teladan dalam ketaatan, teladan dalam beribadah, berakhlak mulia, teladan dalam bermuamalah, serta teladan dalam menjalankan sistem pemerintahan Islam secara kaffah.

Namun, nyatanya pada hari ini banyak manusia yang mengaku sebagai umat Nabi Muhammad, akan tetapi terjebak pada sikap kontradiktif terhadap Rasulullah. Banyak manusia yang lupa akan kehidupan sederhana Rasulullah dan banyak juga yang lupa bahwa Rasulullah adalah seorang kepala negara yang menerapkan Islam secara kaffah. Uswatun hasanah yang dilupakan, sehingga pada akhirnya banyak manusia yang melanggar petunjuk beliau, tidak meneladani sirah nabi, terutama kehidupan beliau ketika menjadi pemimpin negara. Banyak yang tidak menjadikan beliau sebagai pelita kehidupan dan rambu dalam perjalanan meniti keselamatan dunia dan akhirat.

Sehingga sudah seharusnya kita sejenak berkunjung ke rumah beliau untuk mengetahui kehidupan Rasulullah. Sebuah refleksi kehidupan yang penuh teladan bagi umat. Acuan dalam dakwah meneruskan kehidupan Islam ke seluruh alam, sekaligus sebagai pedoman hidup. Cukuplah pujian Allah kepada Rasulullah yang termaktub dalam surah Al-Qalam ayat 4 yang artinya:

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

Kedudukan yang telah diberikan Allah kepada beliau sudah cukup untuk menunjukkan ketinggian derajat beliau. Meskipun kita tidak sempat menyaksikan beliau secara langsung di dunia karena terpisah ruang dan waktu. Namun, kita tidak akan bosan memohon kepada Allah semoga kita termasuk orang-orang yang disebut Rasulullah.

“Betapa ingin kami bertemu dengan saudara-saudara kami, para sahabat berkata, 'wahai Rasulullah bukankah kami ini saudara-saudaramu?’ Rasulullah menjawab, 'kamu sekalian adalah sahabat-sahabatku, adapun saudara-saudara kami adalah generasi yang belum lagi muncul.'”

Yang dimaksud dalam hadis ini adalah umat Rasulullah yang mencintai selalu istikamah menjadikan Rasulullah teladan dalam melakukan amal perbuatan.

Kunjungan Istimewa

Sirah Rasulullah saw. adalah sirah yang sangat menakjubkan. Banyak sekali pelajaran yang dapat kita petik dan petunjuk yang dapat kita teladani. Ketika membaca kisah beliau serasa kita mengunjungi rumah beliau. Kunjungan istimewa kepada baginda Nabi tercinta. Menelusuri kembali kurun waktu yang telah berlalu, membuka lembaran-lembaran catatan masa silam, membaca dan memperhatikan dengan saksama kisah-kisahnya.

Seiring dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan literatur-literatur yang ada, kita bisa mengunjungi rumah Rasulullah. Melalui buku-buku, tulisan, film, dan referensi, kita bisa singgah di rumah beliau barang sehari saja. Melihat keadaan rumah beliau serta merekam memori kita tentang beberapa kisah beliau. Dengan tujuan mengambil pelajaran dan ibrah yang akan menjadi pelita dalam amal perbuatan.

Rumah Rasulullah

Melalui sirah Nabi, kita akan menuju rumah Rasulullah saw. Di rumah beliau kita bisa melihat seluk-beluk kehidupan, dan akhlak mulia beliau. Kesederhanaan yang penuh dengan teladan dan panutan. Melalui perjalanan melihat kitab dan riwayat yang ditulis oleh sahabat kita akan berada di rumah Rasulullah.

Sebelum memasuki kediaman Rasulullah saw. marilah kita lihat sejenak bentuk bangunannya. Jangan bayangkan rumah Nabi adalah laksana singgasana. Meskipun beliau seorang kepala negara, jangan kaget ketika kita menyaksikan sebuah bangunan yang kecil dan tempat tidur yang sangat sederhana.

Sebuah bangunan kecil yang bersahaja. Bangunan yang dibangun dari pelepah kurma dan polesan tanah, sebagian lagi dengan batu yang ditata sedemikian rupa sementara bagian atasnya dipayungi dengan atap dari pelepah kurma. Sebuah rumah yang sederhana, ini menunjukkan bahwa beliau tidaklah menoleh pandangan kepada kemewahan dan gemerlapnya harta benda dunia.

Dalam sebuah riwayat, sahabat menggambarkan kepada kita situasi di dalam rumah beliau, yang mana perabotan dan peralatan semua terbuat dari bahan yang sederhana. Bahkan gelas beliau ada yang terbuat dari kayu. Dinding rumahnya bersih dari hiasan dan gambar-gambar makhluk hidup. Bahkan baju yang dipakai beliau adalah baju yang sederhana. Baju perang yang biasa beliau kenakan saat berjihad di medan peperangan pada hari-hari yang keras dan penuh kesulitan tidak ditemukan lagi di rumah beliau. Karena Rasulullah telah menggadaikannya kepada seorang Yahudi dengan gandum. Sebagaimana dituturkan oleh Aisyah r.a. ketika Rasulullah wafat.

Sungguh kediaman beliau adalah rumah yang sangat sederhana dengan beberapa kamar kecil, namun penuh dengan cahaya keimanan dan ketaatan dengan wahyu dan risalah Ilahi.

Rumah Tangga yang Harmonis

Keharmonisan rumah tangga Rasulullah harusnya dijadikan contoh bagi semua umat muslim. Di antara keelokan budi pekerti Rasulullah dan dengan segala akhlak mulianya Rasulullah adalah panutan dalam berumah tangga. Di bawah naungan rumah tangga yang bersahaja, di situlah tinggal sang istri, keharmonisan rumah tangga beliau ketika ia memanggil istrinya dengan nama kesayangan dan mengabarkan kepadanya berita yang membuat jiwa serasa melayang.

Bahkan Rasulullah adalah manusia yang paling sempurna akhlaknya, dan paling tinggi derajatnya, telah memberikan sebuah contoh yang berharga dalam hal berlaku baik kepada istri. Dalam hal kerendahan hati serta dalam hal mengetahui keinginan, dan kecemburuan seorang wanita. Beliau menempatkan mereka pada kedudukan yang diidam-idamkan oleh seluruh wanita. Yaitu menjadi istri yang memiliki kedudukan terhormat di samping suaminya.

Di lain kesempatan, beliau juga sering menjelaskan tingginya kedudukan kaum wanita di sisi beliau. Bahkan dalam sebuah riwayat dijelaskan, barang siapa yang mengidamkan kebahagiaan rumah tangga, hendaklah ia memperhatikan kisah-kisah Aisyah bersama Rasulullah, dan bagaimana kiat-kiat beliau membahagiakan istrinya Aisyah r.a. Beliau tidak melewatkan kesempatan sedikit pun kecuali beliau memanfaatkan untuk membahagiakan dan menyenangkan istrinya melalui hal-hal yang diperbolehkan.

https://narasipost.com/family/02/2021/mendidik-anak-mengenakan-hijab/

Kasih sayang Rasulullah kepada anak-anak patut dijadikan rujukan. Manusia yang layak disebut pemilik hati yang agung dan penuh cinta. Hati yang diliputi dengan kasih sayang dan digerakkan oleh perasaan yang halus. Kasih sayang tersebut tidak hanya dikhususkan bagi kerabat beliau saja. Bahkan beliau curahkan juga baginya segenap kasih sayang kepada anak-anak kaum muslimin. Kasih sayang darinya dalam diri Nabi tertulis dalam sebuah riwayat. Dikisahkan bahwa Rasulullah pernah memanggil dan mencium putra putri Ja'far bin Abu Thalib, hingga air mata beliau menetes. Ketika itu beliau sedang mengabarkan bahwa Ja'far telah Syahid.

Riwayat yang lain juga menceritakan, setiap kali Anas bin Malik melewati sekumpulan anak-anak, Rasulullah pasti mengucapkan salam kepada mereka. Meskipun anak-anak biasa merengek dan mengeluh serta banyak tingkah, namun Rasulullah tidaklah marah memukul, membentak, dan menggertak mereka. Beliau tetap berlaku lemah lembut dan tetap bersikap tenang dalam menghadapi mereka.

Ini hanya sedikit kisah Rasulullah saw. Namun, hendaklah yang sedikit ini bisa memberi motivasi dan menggerakkan hati untuk selalu menjadikan Rasulullah sebagai teladan dalam segala perbuatan.
Sebagaimana yang termaktub dalam surah Al-Ahzab ayat 21 yang artinya:

“Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat, dan yang banyak mengingat Allah.”
Wallahu'alam bi shawab
[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
isty Daiyah Kontributor NarasiPost.Com & Penulis Jejak Karya Impian
Previous
Sistem Pendidikan Kapitalistik Melahirkan Kezaliman 
Next
Cita-Cita Setinggi Langit, Emang Bisa?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Raras
Raras
4 months ago

Masya Allah, membaca sirah itu beda banget dengan sejarah, apalagi sejarah tentang manusia purba yang pernah saya dapatkan di SMP. Membaca sirah bisa membangkitkan semangat dalam menjalani kehidupan

novianti
novianti
4 months ago

Rumah Rasulullah mengandung banyak pelajaran bagi umatnya. Tentang kesederhaan beliau, kehangatan kepada para istrinya, kasih sayang kepada anak-anaknya. Tidak ada rumah yang lebih diberkahi kecuali rumah beliau, dan itu bukan rumah mewah malah rumah yang sangat sederhana tetapi sarat dengan ibrah bagi kita. Barokallohu fiik, mba

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
4 months ago

Alhamdulillah, barakallah
Terimakasih untuk Tim NP. Sudah menayangkan Artikel ini.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram