Esensi Syahrul Qur'an

"Allah berfirman, "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka" (QS. Tha Ha: 123).

oleh : Atik Hermawati

NarasiPost.Com-Ramadhan, Syahrul Qur'an. Wahyu pertama turun pada Nabi Muhammad Saw. di bulan penuh kemuliaan ini. Sebagai mukjizat terbesar, juga petunjuk bagi manusia. Petunjuk mengarungi kehidupan hingga akhir zaman.

Allah Swt berfirman,
"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)…" (QS. Al Baqarah:185).

Di bulan ini, lantunan Al-Qur'an dari berbagai sudut begitu menggema. Dari perkotaan hingga pedesaan. Berbagai surau saling bersahutan, membaca Al-Qur'an dari selepas sahur hingga sahur kembali. Suasana yang istimewa dan lebih baik dari bulan biasa. Target khatam Al-Qur'an menjadi agenda rutin di rumah-rumah bukan pesantren saja.

Dalam waktu yang sama, kemaksiatan masih merajalela. Seolah tak peduli bulan puasa atau bukan. Seolah-olah ada sekat antara yang menghayati bulan Ramadhan dan mereka yang tidak beriman. Apalagi kasus penistaan yang sangat menyayat hati, masih ada hingga kini. Negara berdiam diri, lebih sibuk mengurus korporasi.

Tertegun saat membaca tafsir juz 16, QS. Thaha ayat 123,

"Allah berfirman, "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka" (QS. Tha Ha: 123).

Ayat itu mengisahkan kisah bapak dan ibu seluruh manusia, Nabi Adam As. dan Hawa. Kisah mereka diulang-ulang dalam berbagai surah Al-Qur'an. Hingga tak asing lagi bagaimana kisahnya.

Ayat-ayat sebelumnya (ayat 116 sampai 122) mengisahkan iblis yang membangkang pada perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam As, insan pertama. Allah memberi tahu bahwa iblis adalah musuh yang nyata. Harus berhati-hati terhadap tipu dayanya, di mana hal itu akan membuat celaka. Surga yang penuh kenikmatan pun harus ditinggalkan, Nabi Adam As. dan Hawa terperdaya oleh busuknya tipu daya. Nabi Adam As. bertobat dan Allah menerimanya dan memberi petunjuk.

Menurut Wahbah Az Zuhaili lafadz "ba'dhukum li ba'dhi[n]" pada ayat itu ialah bahwa sesama manusia akan terjadi sikap permusuhan. Mufassir lainnya berpendapat bahwa permusuhan yang terjadi ialah antara kelompok manusia dan iblis.

Namun masih banyak manusia yang menganggap itu hanya sebuah kisah tanpa memetik apa yang diperintahkan Allah di dalamnya. Padahal dalam kalimat selanjutnya menerangkan bahwa orang-orang yang mengikuti petunjuk tersebut maka tidak akan sesat dan celaka. Sebaliknya bagi yang berpaling maka baginya penghidupan yang sempit di dunia dan akhirat juga.

Abu Thayyib Al Qinuji mengatakan ayat ini ditujukan untuk semua keturunan Adam dan Hawa. Kisahnya yang berkali-kali diulang dalam Al-Qur'an dengan bermacam-macam penegasan, menunjukkan manusia dituntut untuk mengambil ibrah di dalamnya. Kemudian Ibnu Katsir menggambarkan bahwa orang-orang yang tidak mengikuti petunjuk-Nya akan senantiasa diliputi kegelisahan, kebingungan, dan keraguan.

Itulah yang kini tengah diabaikan. Umat muslim negeri ini tahu bahwa Al-Qur'an ialah petunjuk dan pedoman. Begitu sangat disucikan. Namun masih banyak yang tak ingin memahami syariat-Nya dan mengambil sebagian saja yang dinilai bermanfaat untuk kepentingan diri. Begitupun dalam negara saat ini, Al-Qur'an ditempatkan tidak selayaknya. Konstitusi yang dibuat manusia lebih tinggi dan diagungkan daripada Al-Qur'an, walaupun telah jelas bertentangan. Al-Qur'an dituduh sudah tak layak bagi perkembangan zaman, memicu perpecahan. Hanya diposisikan sebagai buku-buku sejarah lainnya ataupun sebagai pajangan sebuah kitab yang disucikan.

Wahai saudaraku, semangat untuk dekat dengan Al-Qur'an di bulan suci ini begitu menggebu. Sudah seharusnya saling bahu-membahu untuk membumikan Al-Qur'an. Di mana Al-Qur'an bukan hanya dibaca atau simbol semata.

Tapi lebih dari itu Al-Qur'an petunjuk kehidupan, penting untuk diterapkan dalam keseharian individu maupun aturan negara. Diikuti semua perintah di dalamnya. Sebagaimana teladan Rasul Saw dan para Khulafaur Rasyidin hingga Daulah Utsmani, negara diatur berdasarkan syariat Islam, Al-Qur'an sebagai sumber berbagai sistem peraturan. Penerapan yang total dalam sistem khilafah mampu memecahkan problematika manusia, tak sengsara dan celaka seperti saat ini. Kezaliman akan ditumpas dengan keadilan sistemnya. Sehingga suasana dekat dengan Al-Qur'an menjadi keseharian bukan hanya Ramadhan. Sebab masyarakat diatur dengan apa yang dititahkan Allah Swt dalam Al-Qur'an.

Wallahu a'lam bishshawab.[]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Sabar Menuntut Ilmu
Next
Korupsi Merajalela, Jangan Kecewa?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram