Ilmu yang dipelajari dan diamalkan akan membawa penuntutnya ke surga. Tidak ada kata bosan, melainkan bersabar dan bersemangat dalam mereguk ilmu-Nya.
Oleh. Bunga Padi
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Peribahasa populer menuturkan, “Hidup akan menjadi buta tanpa ilmu agama dan tanpa ilmu pengetahuan umum, hidup akan menjadi pincang.” Ungkapan yang sangat menohok, betapa menuntut ilmu adalah perkara yang tidak boleh ditinggalkan. Terlebih ketika hidup di tengah-tengah peradaban sekularisme seperti sekarang ini.”
Dampak Terpisahnya Agama dan Kehidupan
Sekularisme merupakan sistem buatan manusia yang memisahkan kehidupan dari nilai-nilai agama. Di mana nilai-nilai tauhid telah bergeser dengan kesyirikan yang wujudnya sangat halus dan keberadaannya sering tidak disadari oleh seseorang telah menyusup ke pori-pori keimanannya. Ambillah contoh adalah mengakui beriman dan tunduk hanya kepada Allah Swt. dan Nabi Muhammad utusan Allah yang menjadi teladan bagi umat manusia.
Namun, praktiknya malah menjadikan demokrasi sebagai aturan yang diperjuangkan, dibesarkan, dan diikuti. Padahal dalam sistem ini manusia telah lancang membuat hukum menyejajarkan dirinya dengan Sang Pencipta yakni Allah Swt. Yang mana perbuatan membuat hukum adalah hak prerogatif Allah semata.
Sungguh perbuatan manusia itu melampui batas dan mengingkari nikmat iman dan Islam yang Allah anugerahkan kepadanya. Sebagaimana firman-Nya:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ
يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni perbuatan dosa karena mempersekutukan-Nya, dan Allah mengampuni dosa yang selain syirik bagi orang yang dikehendaki-Nya. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa': 48)
Akan tetapi, tidak mengherankan juga bila terjadi demikian. Bisa jadi sikap orang-orang tersebut berbuat kesyirikan karena tidak mengetahui apa yang mereka kerjakan merupakan dosa besar, terlarang dan haram hukumnya. Akibat minimnya ilmu yang dimiliki.
Kewajiban Belajar Agama
Di sinilah pentingnya kedudukan dan peranan ilmu dalam menjalani kehidupan. Karena dengan ilmu kita akan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang hak dan batil. Mana halal dan haram. Mana yang disukai Allah dan yang dibenci. Oleh karenanya, kita harus menyadari bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun wanita.
Rasulullah saw. bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ.
Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib bagi muslim laki-laki dan wanita.” (HR. Ibnu Majah)
Sebagai seorang yang beriman, hendaklah menyadari betul kebutuhannya akan ilmu agama dan ilmu pengetahuan lainnya, agar dirinya terbebas dari kebodohan, penyimpangan, kesesatan, dan agar tidak mudah dibodohi. Apatah lagi kita hidup di kehidupan yang menyebarkan kebodohan yang sengaja diciptakan oleh orang-orang Barat. Tersebab ingin menguasai kekayaan alam hutan, laut, dan isi perut bumi yang kita punya. Nauzubillah.
https://narasipost.com/books/03/2022/gila-baca-ala-ulama/
Saking besarnya kebutuhan kita akan ilmu, sampai-sampai Imam Hambali mengingatkan, “Manusia membutuhkan ilmu lebih banyak daripada butuhnya kepada makanan dan minuman. Dikarenakan kebutuhan seseorang terhadap makanan dan minuman dalam sehari atau dua kali dan kebutuhan manusia terhadap ilmu sebanyak tarikan napas.”
Tentu saja ilmu yang dimaksudkan di sini bukan sembarang ilmu tetapi ilmu yang memberikan manfaat bagi dirinya, orang lain dan bagi kemaslahatan agama. Beruntungnya kita sebagai muslim telah mendapatkan tuntunan agar beragama secara kaffah, seperti yang diperintahkan Allah di dalam firman-Nya yang bermakna,
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara menyeluruh dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan, sebab ia musuh yang nyata.” (TQS. Al-Baqarah: 208)
Artinya sebagai orang yang beriman, maka kita wajib mempelajari semua ajaran-ajaran Islam tanpa satu ayat pun yang diingkari, sebab merupakan bentuk konsekuensi nilai-nilai tauhid yang tertanam di kalbu, jiwa, dan raga kita.
Keutamaan bagi Penuntut Ilmu
Di antara kebaikan dan keutamaan yang akan diperoleh adalah ketika seseorang tersebut gemar belajar Islam kaffah dan ilmu pengetahuan lainnya.
Berikut ini keutamaan bagi penuntut ilmu:
Pertama, Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu seperti yang tertuang di surah Al-Mujadilah ayat 11 yang berbunyi,
“Duhai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka niscaya Allah akan mengangkat orang-orang beriman di antara kamu dan mereka yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti atas apa yang kamu lakukan.”
Kedua, ilmu adalah warisan para nabi, barang siapa yang mengambilnya maka dia telah mendapat keuntungan yang sangat besar. Selaras dengan hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi,
“Sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan uang dinar dan dirham, melainkan mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya, dia telah mendapatkan keuntungan yang besar.”
Ketiga, jika Allah menghendaki kebaikan pada diri seorang hamba, maka Allah akan memberikan dia pemahaman agama kepadanya. Seperti ungkapan Rasul saw. berikut,
“Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya maka Allah memahamkan dia dalam agama.” (HR. Bukhari)
Keempat, Allah akan memudahkan jalannya belajar Islam kaffah hingga ke surga. Terdapat dalam hadis riwayat Muslim yang menyebutkan,
“Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.”
Kelima, bagi penuntut ilmu meski telah tiada di dunia, tetapi kebaikan-kebaikannya akan terus mengalir tanpa mengurangi pahala masing-masing. Dari hadis riwayat Muslim, Rasulullah saw. menuturkan,
“Jika seseorang wafat, maka selesailah amalan-amalannya, kecuali tiga hal yang mengiringinya, yakni ilmu agama, sedekahnya, dan doa anak saleh yang senantiasa mendoakannya.”
Kebodohan Pangkal Rusaknya Agama
Sebagaimana kebaikan-kebaikan yang ditimbulkan bagi pencari ilmu. Begitu pun sebaliknya bila bodoh merajai diri. Sangat berdampak buruk luar biasa dan menimbulkan kerusakan di mana-mana. Hal ini telah Allah peringatkan di surah Az-Zumar ayat 64 yang artinya,
“Katakanlah Muhammad, apakah engkau memerintahkan aku menyembah selain Allah, wahai orang-orang yang tidak diberi pengetahuan.”
Seorang ulama besar Ibnul Qoyyim r.a. berkata,
“Tidaklah diragukan bahwasannya kebodohan adalah pokok dari segala kerusakan dan dharar/bahaya, kejelekan, keburukan yang diperoleh oleh seorang hamba di dunia dan akhirat tersebab dampak kebodohannya.”
Sebagai hamba Allah yang menginginkan kehidupan surga, maka jalan yang wajib kita tempuh tiada lain dengan membersihkan diri, pikiran, dan hati dengan terus menimba ilmu-ilmu-Nya. Tidak ada kata bosan dan bersabar dalam mereguk ilmu-Nya. Semangat menggebu-gebu dalam bermajelis. Semoga dengan merelakan diri dalam menuntut ilmu agama, Allah memberkahi dan meridai kehidupan kita. Amin.
Wallahu a’lam bishawab.[]
jadi teringat perkataan Imam Syafii, "Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan." nah, belajar di sini bisa disamakan dengan menuntut ilmu. barakallah untuk penulis
Ya benar sekali Mb Firda. Aamiin ya Mujibassailiin ..doa yg sama utk mb Firda ya
Untuk itu mengapa umat Islam wajib berthalabul Ilmi. Sepakat Dinda agar tak salah dalam berbuat dan bertingkah laku
Yup betul sekali kanda Dewi. Belajar Islam kaffah wajib, tanda takwa pada Allah semata. Jazakillah khoir ya udah mampir n comment. Raih berkah ramadan
Alhamdulillah, bagi saya bersyukur sekali bisa belajar Islam kaffah karena menjadi terang jala benar salah di hadapan. Tidak salah milih jalan. Barokallohu fiik, mba.
Bersyukur sekali ya mba bisa ngaji Islam kaffah, ibarat bayi bagaikan terlahir kembali.
Wa fiik barakallah mb Noviyanti. Jazakillah khoir telah mampir di sini ya.
Sebagai hamba yang beriman satu kewajiban yang tidak boleh ditawar-tawar yakni mempelajari Islam secara menyeluruh dan mengaplikasikan syariah-Nya secara totalitas di kehidupan individu, masyarakat maupaun benegara.
Jazakillah khairan Ibu Pemred dan Tim NP semoga berkah dan sukses selalu. Aamiin