Ramadan, Saatnya Mengecas Iman dan Memacu Imun

Iman akan meningkat jika ibadah dilakukan secara ikhlas. Imun akan meningkat jika puasanya benar dan menjaga asupan tubuh selama Ramadan.

Oleh. Arum Indah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Ramadan merupakan momentum yang sangat spesial bagi umat Islam. Keberkahan dan kemuliaan ramadan senantiasa bisa dirasakan oleh hamba-hamba Allah yang bertakwa. Ramadan adalah bulan penuh kasih sayang dari Allah. Syariat puasa yang diwajibkan kepada manusia memiliki banyak kebaikan, di antaranya puasa merupakan waktu yang tepat  untuk memperbarui hati, jiwa, dan iman. Lebih dari itu, secara medis, puasa juga sangat menyehatkan badan dan menguatkan imun. Ya, sejatinya Ramadan adalah bulan untuk mengecas iman dan memacu imun.

Ada rasa syukur dan bahagia tak terkira kala kita masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk mereguk indahnya bulan nan suci. Selama satu bulan, iman dan imun akan diatur sedemikian rupa. Mengecas iman dilakukan dengan memupuk kedekatan kepada Allah, memacu imun dilakukan dengan pengaturan pola makan saat sahur dan berbuka. Sungguh, dua hal ini merupakan kombinasi terbaik yang bisa didapatkan dari syariat puasa.

Kita harus menjadikan Ramadan ini sebagai fondasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih taat, bertakwa, kuat, dan memiliki tubuh yang sehat. Hikmah Ramadan dari sisi keimanan akan kita dapatkan saat kita bersungguh-sungguh menjaga kedekatan kepada Allah. Hikmah dari sisi kesehatan pun akan kita dapatkan saat kita benar-benar menjaga asupan selama sahur dan berbuka.

Ramadan, Saatnya Mengecas Iman

Ramadan adalah waktunya untuk mengecas iman.  Kita ditempa untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, banyak berinteraksi dengan Al-Qur’an, menyucikan hati, membebaskan diri dari belenggu duniawi yang semu, serta mengendalikan dan menundukkan hawa nafsu.

Tak hanya memerintahkan manusia untuk beribadah, Allah juga memotivasi seluruh hamba-Nya dengan limpahan pahala, seperti pahala ibadah wajib yang dilipatgandakan, pahala ibadah sunah yang setara dengan ibadah wajib, pahala membaca Al-Qur’an dihitung per huruf  yang dibaca, dan lainnya.  Belum lagi kalau kita bicara tentang tiga fase yang ada pada bulan Ramadan, yakni sepuluh hari pertama adalah rahmat, sepuluh hari kedua adalah ampunan, dan sepuluh hari ketiga adalah nikmat terbebas dari siksa api neraka. Jika kita bisa melalui ketiga fase ini, insyaallah Ramadan akan menempa kita untuk menjadi hamba yang bertakwa sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 183,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Kedekatan spiritual dengan Allah yang dibina selama sebulan akan membentuk habits baru yang hasilnya bisa dijadikan amunisi untuk mengarungi kehidupan selama 11 bulan ke depan, sampai kita dipertemukan dengan bulan Ramadan kembali. Jadi, Ramadan adalah waktu yang sangat tepat untuk mengecas iman.

Ramadan, Saatnya Memacu Imun

Ramadan juga saat yang tepat untuk melakukan memacuimun. Secara medis, sangat banyak manfaat kesehatan yang dapat diperoleh lewat syariat puasa. Saat kita menahan lapar dan haus, tubuh akan mengalami suatu fase yang disebut dengan autofagi. Autofagi adalah mekanisme pembersihan diri yang dilakukan oleh sel-sel tubuh yang sehat. Sel tubuh yamg sehat akan memakan sel tubuh yang rusak ataupun mati sehingga terjadilah regenerasi sel-sel di dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, puasa dapat dijadikan sebagai wasilah untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan beragam penyakit.

Proses autofagi yang terjadi selama puasa harus dibarengi dengan perubahan pola makan, membatasi diri dengan hanya memakan makanan real food dan menjauhi UPF. Pasalnya, jika selama puasa tubuh terus diberikan asupan yang kurang baik, puasa yang seharusnya menyehatkan, justru malah menyedihkan. Proses autofagi yang terjadi selama tubuh menahan lapar dikacaukan dengan masuknya toksin-toksin baru dalam tubuh manusia.

Rasulullah saw. bersabda,

“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk yaitu perut.” (HR. Tirmidzi)

Menjadi keutamaan bagi kita untuk senantiasa menjaga asupan makanan selama puasa, agar tubuh ikut merasakan manfaat puasa.

Dalam studi lain, juga disebutkan bahwa puasa mampu merangsang produksi sel-sel darah putih. Sel darah putih berguna untuk meregenerasi seluruh sistem kekebalan tubuh. Tubuh yang memiliki sistem kekebalan yang baik akan makin kuat dalam menangkal infeksi bakteri, virus, dan penyakit-penyakit lain. Begitu hebat desain tubuh manusia yang telah dirancang oleh Allah Swt.

Lebih dari itu semua, seluruh organ tubuh, yakni otak dan organ pencernaan (lambung, pankreas, hati, dan usus) sangat suka diajak untuk berpuasa. Bahkan puasa juga sangat baik bagi mereka yang memiliki sakit maag. Pembahasan ini insyaallah akan dibahas dalam tulisan-tulisan selanjutnya. Dengan penjelasan di atas maka tidak heran jika puasa bisa menjadi pemacu imun untuk diri kita.

Ramadan, Bulan Iman dan Imun

Ramadan adalah bulan iman dan imun. Apakah dengan puasa, iman dan imun seseorang secara otomatis akan meningkat? Tentunya tidak. Syarat dan ketentuan akan tetap berlaku.

Iman akan meningkat jika ibadah terus dilakukan secara ikhlas dan terus berusaha untuk mendapatkan keutamaan Ramadan. Begitu juga imun akan meningkat jika puasanya benar dan menjaga asupan tubuh selama Ramadan.

Ramadan adalah bulan ibadah, bukan bulan tidur. Aktivitas harian harus tetap dilaksanakan. Meski dalam kondisi menahan lapar dan haus, insyaallah kita akan tetap kuat dalam menjalani aktivitas, sekalipun itu adalah aktivitas fisik yang berat. Di sinilah kekuatan iman seorang hamba benar-benar diuji.

https://narasipost.com/syiar/11/2020/penjagaan-imun-keluarga-muslim-di-tengah-pandemi/

Ramadan adalah bulan ibadah, bukan bulan makan-makan. Saat Ramadan, sebaiknya kita  menjaga asupan makan dan tidak berlebihan. Sederhanakan makanan kita maka kita akan maksimal dalam melaksanakan ibadah. Ini terbukti ketika kita berbuka dengan makanan yang kurang baik dan berlebihan, kualitas ibadah juga akan ikut turun, karena dapat dipastikan kita mengantuk saat melaksanakan salat sunah tarawih.

Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 184,

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Artinya:  “(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidiah, yaitu memberi makan seorang miskin. Akan tetapi, barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Jika kita menjaga esensi puasa, kalimat terakhir dalam firman Allah di atas, yaitu bahwa puasa itu lebih baik bagi manusia, tentu akan menjadi kenyataan.

Puasa, Mengecas Iman dan Memacu Imun

Puasa memang memiliki banyak kebaikan, di antaranya untuk mengecas iman dan memacu imun. Maha Besar Allah yang telah merancang sedemikian rupa syariat puasa yang ternyata memiliki banyak kebaikan-kebaikan di dalamnya.

Seyogianya ini semua menjadi alasan bagi kita untuk makin cinta, tunduk, taat, dan patuh terhadap semua perintah Allah. Ini karena tidaklah terdapat sesuatu  yang lain dalam setiap perintah Allah, melainkan hanya sebuah kebaikan semata.

Wallahua’lam bishawab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Arum Indah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Telur Puyuh, si Mungil Kaya Manfaat
Next
Ramadan Adalah Ujian Keimananku (Part 1)
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram