Orang-Orang yang Terzalimi

Orang-orang terzalimi

Zalim (kezaliman) adalah tindakan yang merugikan dan menyakiti orang lain secara tidak adil.

Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Zalim (kezaliman) adalah tindakan yang merugikan dan menyakiti orang lain secara tidak adil. Lawan kata zalim adalah adil atau keadilan. Dalam hal ini, Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, berpendapat bahwa tindakan zalim ada dua macam, yaitu kezaliman terkait dengan hak Allah ‘Azza wa Jalla, dan kezaliman terkait dengan hamba (sesama manusia).

Bentuk kezaliman terhadap hak Allah salah satunya adalah zalim ketika kita malas beribadah, mengabaikan kewajiban menuntut ilmu dan lain sebagainya. Sedangkan kezaliman yang menyangkut hak hamba (sesama manusia) bisa berupa perilaku yang menyakiti perasaan orang lain atau tindakan tidak adil lainnya, baik dalam lingkup kecil keluarga, masyarakat, bahkan negara, yaitu tindakan zalim penguasa terhadap rakyatnya.

Dalam konteks keluarga, perilaku zalim dapat berakar dari berbagai faktor, mulai dari ketidakadilan suami terhadap istrinya atau anak-anaknya. Sedangkan dalam konteks negara, kezaliman berawal dari ketidakadilan pelayanan negara terhadap rakyatnya, distribusi kekayaan milik umum yang tidak merata, hingga penyalahgunaan otoritas negara.

Mari kita telaah beberapa contoh perilaku zalim dalam kedua lingkup tersebut dan bagaimana Islam memberikan solusinya.


Pertama, perilaku zalim dalam lingkup keluarga. Kezaliman dapat terjadi dalam lingkup kecil keluarga, bentuknya bisa berupa kekerasan fisik maupun linguistik, semisal kata-kata kasar karena kurangnya kontrol emosi, termasuk penindasan terhadap pasangan, kekerasan terhadap anak-anak, atau ketidakadilan dalam pembagian harta warisan. Dalam hal ini, misalnya seorang suami yang menyalahgunakan kekuasaannya dengan memperlakukan istri dan anak-anaknya secara kasar dan tidak adil.

Kedua, perilaku zalim yang dilakukan oleh kekuasaan negara.
Perilaku zalim dalam lingkup negara, bisa berupa penyalahgunaan kekuasaan oleh penguasa terhadap rakyatnya, bentuknya bisa berupa kelalaian dalam pengurusan kebutuhan dasar rakyat, dan ketidakadilan dalam sistem hukum. Misalnya saja, penggunaan pisau hukum yang tajam terhadap rakyat, sementara terhadap para pejabat sangat tumpul.

Kezaliman juga bisa bersifat sistemik seperti kepemimpinan yang otoriter, negara yang suka memeras atau menindas rakyatnya, menekan kebebasan bersuara, dan menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi, keluarga atau golongan tertentu (oligarki).

https://narasipost.com/syiar/09/2023/hakikat-kezaliman/

Dari kedua bentuk kezaliman, keluarga dan negara tersebut, tentu yang paling besar dosanya adalah kezaliman penguasa terhadap rakyatnya. Terlebih lagi dalam sistem kapitalisme yang diterapkan hampir di semua negara saat ini, telah banyak membuat orang-orang terzalimi. Bahkan, sepertinya tidak ditemukan pemimpin yang adil, apalagi bila dilihat dari kacamata syariat Islam.

Keadilan Sistem Islam

Penekanan syariat Islam sebagai standar keadilan menjadi penting karena hanya ada dalam sistem Islam keadilan itu bisa terwujud. Dengan kata lain tidak akan pernah ditemukan makna adil yang sebenarnya, selain dalam kosakata sistem Islam. Keadilan dalam sistem demokrasi hanyalah ilusi belaka.

Oleh karena itu, hanya sistem Islam yang akan mampu memberikan solusi untuk mewujudkan keadilan, baik dalam lingkup keluarga, maupun negara. Dalam lingkup keluarga di antaranya melalui pentingnya berperilaku kasih sayang, keadilan, dan keseimbangan dalam hubungan keluarga. Nabi Muhammad saw. bersabda bahwa orang yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling baik perlakuannya terhadap keluarganya.

Syariat Islam memandang bahwa keluarga merupakan pilar penting sebagai miniatur kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, peran suami sebagai pemimpin keluarga dan istri sebagai pendamping dan pengatur urusan rumah tangga harus saling bersinergi. Masing-masing memiliki peran dan tanggung jawab dalam menegakkan keadilan saat berinteraksi antaranggota keluarga.

Sementara itu, solusi Islam untuk menciptakan keadilan negara, salah satunya Islam mengajarkan prinsip keadilan sosial dan politik yang merata untuk semua warga negara. Pemimpin dalam Islam diwajibkan untuk bertindak adil, memelihara kepentingan rakyat, dan memberikan perlindungan terhadap hak-hak warga negara. Solusi dalam sudut pandang Islam adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip syariat yang menjamin keadilan, transparansi, dan partisipasi aktif rakyat dalam pembangunan negara.

Dengan memahami dampak negatif perilaku zalim dalam lingkup keluarga dan negara, serta melalui penerapan nilai-nilai Islam yang mengedepankan keadilan, kasih sayang, dan tanggung jawab, diharapkan kita dapat mengurangi tingkat kekerasan dan ketidakadilan dalam masyarakat. Sebagai individu dan masyarakat, penting bagi kita untuk senantiasa berupaya menjauhi perilaku zalim dan mendorong terwujudnya kedamaian serta keadilan bagi semua.

Dalam Islam, terdapat beberapa dalil yang menunjukkan bahwa doa dari orang-orang yang terzalimi akan mudah dikabulkan oleh Allah Swt.

Beberapa dalil di antaranya adalah:

Sabda Nabi Muhammad saw. yang maknanya, "Doa orang yang terzalimi adalah awan yang tidak ada penghalang di antara langit dan bumi, sehingga Allah menerima doanya dan membuka pintu rahmat-Nya baginya." (HR. Tirmidzi)

Oleh karena itu, sudah saatnya kita merindukan keadilan yang hanya bisa diterapkan oleh aturan sistem Islam karena Allah Swt. adalah Maha Adil ( الْعَدْلُ) dan Dia mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Allah Maha Mendengar ( السَّمِيْعُ )
doa-doa hamba-Nya yang terzalimi dan Dia akan mengabulkan mereka dengan kebijaksanaan-Nya.

Dari dalil-dalil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Allah Swt. akan mendengar dan mengabulkan doa dari orang-orang yang terzalimi. Doa merupakan senjata utama bagi orang yang mengalami kezaliman, dan Allah selalu mendengarkan dan merespons doa hamba-Nya dengan penuh kasih sayang dan keadilan-Nya.

Wallahu'alam bish Shawwab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Maman El Hakiem Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Menikmati Tradisi Lampu Colok di Negeri Junjungan
Next
Wahai Ayah, Penuhilah Nafkah Keluargamu!
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Firda Umayah
Firda Umayah
7 months ago

Astagfirullah. Semoga kita terhindar dari perbuatan zalim. Jazakallah Khoiron katsiron atas tulisannya.

Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
7 months ago

Masyaallah semoga tindakan zalim ini dijauhkan dari kita

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram