Bulan Suci Ramadan dan Spirit Perjuangan Islam

Bula Suci Ramadan dan Spirit Perjuangan islam

Bulan suci Ramadan akan menjadi pemicu semangat kaum muslim dalam amal nyata mengajak manusia untuk bertakwa.

Oleh. Atien
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Bulan suci Ramadan 1445 H telah tiba. Marhaban ya Ramadan. Bulan suci nan mulia yang dirindukan dan dinantikan oleh kaum muslim di seluruh penjuru dunia kembali menyapa. Aroma keberkahannya telah tercium oleh semua penghuni alam semesta. Aura kemuliaannya pun sudah terpancar ke seantero jagat raya. Sebagai seorang muslim tentu kita harus menyambutnya dengan rasa syukur dan bahagia.

Kegembiraan menyambut bulan suci Ramadan tertuang dalam lirik lagu,

Ramadan tiba semua bahagia
Tua dan muda bersukacita
Bulan ampunan bulan yang berkah
Bulan terbebas api neraka.

Bulan Suci Ramadan, Bulan Istimewa

Bulan Ramadan merupakan bulan istimewa yang begitu ditunggu-tunggu oleh orang-orang yang bertakwa. Limpahan kasih sayang dari Allah Swt. membuat umat muslim begitu antusias dalam menyambut kehadirannya. Kasih sayang tersebut diberikan oleh-Nya dalam berjuta rahmat, berkah, ampunan, dan karunia yang tak terhingga. Namun semua itu tidak bisa didapatkan dengan cuma-cuma. Setiap muslim harus memaksimalkan setiap amal kebaikan yang dilakukannya.

Bulan Ramadan menjadi bulan yang bertaburan cahaya kebaikan dari Zat Yang Maha Mulia. Di bulan tersebut aliran pahala begitu melimpah ruah pada tiap-tiap amal saleh yang dilakukan oleh seorang hamba. Tak heran, seluruh umat muslim berlomba-lomba mengerjakan berbagai amalan kebaikan demi mendapatkan keberkahan dari Allah Swt.

https://narasipost.com/syiar/03/2024/bulan-ramadan-saatnya-membangun-spiritualitas/

Predikat bulan istimewa dan mulia yang disematkan kepada bulan Ramadan tentu tidak bisa dilepaskan dari peristiwa-peristiwa yang menyertainya. Di bulan Ramadan inilah Allah Swt. menurunkan kitab suci Al-Qur'an sebagai cahaya dan petunjuk kebenaran bagi umat manusia dalam menjalani kehidupannya. Di bulan ini pula, Allah Swt. telah menyiapkan satu malam yang disebut Lailatulqadar sebagai malam yang istimewa.  Hal itulah yang membuatnya lebih utama dari seribu bulan di sepanjang malamnya.

Subhanallah, tak terbayangkan balasan kebaikan yang akan didapatkan oleh seorang hamba jika beribadah dengan sungguh-sungguh di malam itu dalam rangka mengharap keridaan Allah Swt. Di malam itu sampai pagi menjelang, keberkahan, kemuliaan, dan kesejahteraan akan menaungi alam semesta. Kejadian itu dijelaskan dalam surah Al-Qadr ayat 3-5 yang artinya,

”Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.  Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.  Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”

Keistimewaan dan kemuliaan bulan Ramadan yang diberikan oleh Allah Swt. begitu luar biasa. Selama satu bulan penuh alam semesta akan diliputi keberkahan dan karunia-Nya. Setiap detik, menit, jam, dan hari-hari yang ada di bulan ini begitu menenteramkan jiwa dan raga. Kondisi tersebut karena Allah Swt. telah membuka lebar-lebar pintu-pintu surga agar amalan-amalan kebaikan senantiasa melingkupi aktivitas manusia. Sedangkan pintu-pintu neraka ditutup rapat-rapat dan setan-setan dibelenggu di dalamnya.

”Sungguh telah datang bulan Ramadan. Bulan yang diberkahi. Allah Swt. telah mewajibkan kalian puasa di dalamnya. Pada bulan Ramadan pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Ahmad)

Bulan Suci Ramadan Tak Sekadar Menggugurkan Kewajiban

Bulan Ramadan dengan kewajiban berpuasa yang diperintahkan oleh Allah Swt. kepada umat muslim tentu ada maksud dan tujuannya. Di sana ada ketundukan dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah puasa. Seorang muslim akan tunduk kepada aturan Islam tanpa syarat dalam menjalankan syariat Allah Swt. Ketundukan tersebut melahirkan keikhlasan dalam menjalankan seluruh aturan agama. Kedua hal itu akan menjadi penjaga bagi seorang muslim di setiap nafas kehidupannya.

Alhasil, buah dari ketundukan dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah puasa adalah menjadi hamba yang bertakwa.

Allah Swt. berfirman yang artinya,

”Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.” (TQS. Al-Baqarah [2]: 183)

Puasa pada bulan Ramadan ini tentu bukanlah ibadah ritual belaka. Adanya lapar dan haus yang dirasakan pun bukan sekadar menggugurkan perintah agama. Apalagi sampai dijadikan sebuah alasan guna menghindari kemaksiatan untuk sementara dan setelah itu dirinya akan kembali kepada kebiasaan semula.

Jika itu yang terjadi, tentu seorang muslim tidak akan pernah mendapatkan apa-apa, bahkan dirinya akan kembali bergelimang dosa. Hal yang demikian tentu merupakan kerugian bagi dirinya. Seorang muslim yang seharusnya mendapatkan berbagai kebaikan, keberkahan, ampunan, dan pembebasan dari siksa api neraka ternyata terlewatkan begitu saja. Padahal belum tentu dirinya bisa berjumpa dengan Ramadan pada tahun beri

Bulan Suci Ramadan Bukan Seremonial

Jika seorang muslim hanya melakukan ibadah puasa sebagai seremonial, tentu hal itu tidak akan mampu memberikan energi positif bagi jiwa dan raganya. Padahal energi tersebut akan memengaruhi dirinya untuk memaksimalkan bulan Ramadan sebagai ladang amalan kebaikan bagi dirinya. Hal itu nantinya akan berbuah semangat membara agar dirinya mampu bergerak dan berjuang demi tegaknya Islam yang mulia.

Semangat tersebut tentu bukan sebatas mengisi bulan Ramadan dengan amalan-amalan kebaikan di ranah pribadi yaitu fokus di salat Tarawih, Tahajud, dan tadarus Al-Qur'an.  Namun, lebih dari itu, bulan suci Ramadan akan menjadi pemicu semangat kaum muslim dalam amal nyata mengajak manusia untuk bertakwa.

Selain mengajak untuk mengenal Islam secara sempurna, seorang muslim pun harus mengingatkan umat untuk menghindari keburukan dan berbagai hal yang menyesatkan akidahnya. Apa yang dilakukan tersebut adalah aktivitas dakwah sebagai wujud kasih sayang kepada sesama.

Amalan dakwah yang dilakukan haruslah terus-menerus dan tak kenal lelah agar umat muslim memiliki kesadaran dalam menjalankan seluruh aturan Islam sebagai pedoman dalam kehidupannya. Dengan begitu, dakwah yang disampaikan bisa sampai kepada perubahan dalam pemikiran dan tingkah lakunya.

Hanya saja kebangkitan dan perubahan yang hakiki merupakan sesuatu yang sulit terwujud di sistem saat ini.  Hal itu disebabkan oleh rasa puas hati dengan mencukupkan diri dengan amalan-amalan untuk dirinya sendiri. Pemikiran tersebut memang tidak salah, tetapi masih belum cukup untuk dijadikan sebagai syarat dalam meraih rahmat, berkah, dan ampunan Ilahi.

Apakah mungkin keberkahan Ramadan bisa didapatkan ketika diri masih bergelut dengan kemaksiatan? Apakah mungkin diri mendapatkan ampunan saat aturan-aturan dari Sang Pencipta terus-menerus diabaikan? Apakah mungkin raga bisa terbebas dari siksa api neraka sedangkan di sisi lain, hati tak mau bertobat dengan bersungguh-sungguh kepada Allah Swt.?

Tentunya masih banyak lagi hal-hal buruk yang akan membuat diri makin terpuruk kala aturan-aturan Islam tidak diterapkan dengan segera. Terpuruknya umat Islam saat ini sesungguhnya karena mereka telah terpengaruh narasi-narasi menyesatkan yang bertentangan dengan aturan Islam. Hal itu bisa dilihat ketika umat Islam merasa dihargai ketika sejalan dengan demokrasi.

Hidupnya merasa dihormati saat mengikuti gaya hidup ala Barat yang bebas dalam mengumbar hawa nafsu dan keinginan diri. Kebebasannya merasa terlindungi oleh ide hak asasi. Semua itu dianggapnya sebagai kehormatan dan kemuliaan. Padahal sejatinya mereka hidup dalam kehinaan dan kenistaan karena jauh dari penjagaan Islam.

Semua keberkahan, ampunan, dan pembebasan diri dari siksaan yang pedih tentu tak akan bisa diraih ketika kita masih jauh dari rida-Nya. Padahal keridaan Allah Swt. terletak dalam penerapan Islam secara sempurna di seluruh lini kehidupan manusia. Perintah untuk berislam secara keseluruhan terdapat dalam firman-Nya,

"Hai orang-orang yang beriman! Masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu." (TQS. Al-Baqarah [2]: 208).

Langkah yang Benar

Oleh karena itu, adanya usaha yang pantang menyerah dalam memperjuangkan adanya penerapan Islam merupakan sebuah langkah yang benar. Adanya bulan Ramadan ini merupakan momen yang tepat untuk memaksimalkan amalan kebaikan sebagai upaya meraih keridaan Allah Swt. Salah satu jalan untuk meraihnya tentu harus dengan aktivitas yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Perjuangan yang dilakukan merupakan aktivitas mengajak umat untuk mencintai aturan Islam dan memakainya dalam setiap lini kehidupan.

Lagi-lagi, aktivitas di atas juga membutuhkan semangat ekstra karena perjuangan tersebut dilakukan dengan dakwah pemikiran. Dakwah ini merupakan sesuatu yang wajib dilakukan dalam rangka mewujudkan kesadaran yang benar pada diri umat Islam. Mereka harus memahami bahwa Islam adalah sumber dari segala keberkahan untuk mendapatkan rahmat, karunia, dan ampunan dari Zat Yang Maha Memaafkan.

Wallahua'lam bishawab.[]

#GerakAksaraRamadan

#ChallengeRamadan

#NPselaludihati

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Atien Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Kaum Muslim Berduka, Merasakan Ramadan Tanpa Junnah
Next
Karena Menjadi Saleh Saja Tidak Cukup
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Firda Umayah
Firda Umayah
7 months ago

Benar sekali. Ramadan momentum untuk menyadarkan umat bahwa muslim wajib menerapkan syariat Islam dalam semua aspek kehidupan.

novianti
novianti
7 months ago

Semoga kemenangan Islam kian dekat. Ini adalah ramadan terakhir tanpa junnah, aamiiin ya Allah

Atirn
Atirn
7 months ago

Jazakillah Khoir mom dan Tim NP.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram