Gencatan Senjata: Solusi bagi Palestina?

"Gencatan senjata yang diusulkan berbagai pemimpin dunia Islam ini, hanya merupakan penegasan tiadanya pembelaan sempurna terhadap saudara muslim Palestina, melainkan hanya demi mendapat citra yang baik di mata negeri-negeri Barat pendukung Israel."


Oleh : Rana Shofwatul Islam

NarasiPost.Com-Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Palestina setelah 11 hari pengeboman tanpa henti terjadi pada Jumat, 21 Mei 2021. Gencatan senjata ini dilakukan dengan campur tangan Mesir. Pada tanggal 30 Mei 2021, Menteri Luar Negeri Israel, Gabi Ashkenazi, dikabarkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry, untuk membahas gencatan senjata permanen antara Israel dengan Palestina. (cnbcindonesia.com, 30/05/2021)

Dukungan-dukungan dari negeri-negeri muslim lain pun berdatangan. Sudan, bersama Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko yang telah bersepakat untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, menyatakan apresiasinya terhadap upaya Mesir untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata. Uni Emirat Arab, di sisi lain, siap memfasilitasi perdamaian antara Palestina dan Israel.

Meski begitu, ketegangan yang ada di Palestina tak juga surut. Seperti yang terjadi di Yerusalem Timur, yaitu ketika polisi Israel menembakkan gas air mata di Masjid al-Aqsa setelah pelaksanaan salat Jumat. Polisi Israel mengklaim bahwa pemuda Palestina melempari mereka dengan batu, tetapi para pemuda tersebut mengklaim bahwa teror dan tekanan di Masjid Al-Aqsa telah terjadi sejak dini hari.

Tak berhenti sampai disitu, ratusan pemukim Yahudi dikabarkan memaksa masuk ke halaman Masjid Al-Aqsa dengan perlindungan dari tentara Israel. Tentara Israel juga menangkap empat karyawan Masjid Al-Aqsa, berserta tiga pemuda. (kompas.com, 24/05/2021)

Korban nyawa pun tidak terhenti karena adanya gencatan senjata. Di Tepi Barat, seorang pemuda bernama Zakaria Hamayel (28) ditembak mati oleh Tentara Israel (detik.com, 29/05/2021). Pembunuhan terhadap warga Palestina masih terus berlanjut.
Rupanya, gencatan senjata tidak menjadi senjata yang ampuh untuk mencegah bertambahnya korban yang jatuh di Palestina. Gencatan senjata yang diusulkan berbagai pemimpin dunia Islam ini, hanya merupakan penegasan tiadanya pembelaan sempurna terhadap saudara muslim Palestina, melainkan hanya demi mendapat citra yang baik di mata negeri-negeri Barat pendukung Israel.

Lihatlah Sudan yang dihapus dari daftar negara pendukung terorisme oleh Trump ketika terjadi kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel pada Desember 2020 lalu (kumparan.com, 22/05/2021).

Padahal, serangan Israel di Gaza sejak 10 Mei telah menewaskan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak dan telah melukai 1.900 lainnya.

Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya, tidak menzaliminya dan tidak menyerahkannya kepada musuh, barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. (HR. Bukhari Nomor 6437)

Begitulah seharusnya seorang muslim kepada saudara muslimnya, tidak menyerahkannya kepada musuh dan membantu ketika saudaranya merasa sakit. Satu-satunya jalan untuk membebaskan Palestina adalah dengan mengirimkan militer sebagai bentuk jihad dari kaum muslim. Namun, sikap enggan pemimpin negeri-negeri muslim untuk membantu secara nyata, yakni dengan mengirimkan militer untuk mengusir pendudukan dan penjajahan yang dilakukan zionis Israel kepada Palestina telah membuka mata kita, bahwa kita tak bisa menaruh harapan sembarangan.
Jerat kapitalisme membuat negeri-negeri muslim terikat perjanjian dan kesepakatan dengan dunia Barat dan Israel dalam berbagai macam bentuk. Sebutlah normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel, maupun perjanjian dagang seperti WTO. Diperburuk dengan adanya sekat nation state yang mengakibatkan kaum muslimin di seluruh dunia terpecah-pecah menjadi puluhan negara, sehingga tidak lagi bisa membantu saudara muslimnya di negara lain.

Keadaan seperti ini harusnya membuat kaum muslimin tersadar bahwa kebutuhan adanya khilafah yang dipimpin seorang khalifah sebagai junnah (perisai) bagi umat menjadi sangat penting.

Rasulullah Saw. bersabda:
إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

"Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya." (HR. Muslim)

Khalifah yang kelak akan memimpin jihad kaum muslimin untuk membebaskan Palestina. Seperti apa yang dilakukan khalifah-khalifah sebelumnya. Al-Mu’tashim di era Khilafah ‘Abbasiyyah, memenuhi jeritan wanita Muslimah yang kehormatannya dinodai oleh tentara Romawi, melumat Amuriah, yang mengakibatkan 9.000 tentara Romawi terbunuh, dan 9.000 lainnya menjadi tawanan. Demikian juga dengan Sultan ‘Abdul Hamid II di era Khilafah ‘Utsmaniyyah, yang menolak upaya Yahudi untuk menguasai tanah Palestina. (muslimahnews.com, 3/01/2019).

Semoga khilafah yang dinantikan umat sebagai perisai segera akan hadir di dunia demi menjaga kehormatan kaum muslimin dan membebaskan tanah suci Al-Quds dari cengkraman penjajah zionis Israel. Aamiin..[]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Membangun Rumah di Surga
Next
Ideologi Transnasional, Bahayakah?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram