Penistaan Agama Kembali Eksis

penistaan agama

Penistaan agama akan selalu eksis manakala negara kita masih memakai sistem demokrasi berpaham sekuler dalam tatanan kehidupannya.


Oleh. Irfina Murbarantri

NarasiPost.Com-Miris, bulan Ramadan yang suci ini dikotori oleh viralnya video di channel youtube milik Jozeph Paul Zhang (JPZ), seorang Apologet Kristen. Video berdurasi 3 jam 2 menit yang diberi judul “Puasa Lalim Islam” itu berisi tentang pengakuan JPZ sebagai nabi ke-26. Dia juga membuat sayembara bagi siapa pun yang bisa melaporkannya melakukan penistaan agama maka akan diberi uang sebesar 1 juta per orang. Selain itu, dalam videonya JPZ dengan frontalnya menghina puasa ramadan, Allah Swt, Nabi Muhammad Saw dan ajaran Islam. (17/4).

Kasus penistaan agama seperti ini bukanlah kasus yang pertama. Sebelumnya ada kasus Ahok yang menistakan surat Al Maidah 51, kasus Sukmawati Soekarno yang membandingkan Rasulullah Saw dengan sosok ayahnya, kasus Abu Janda yang melakukan ujaran SARA terkait cuitannya “Islam Agama Arogan “, Apollinaris Darmawan yang melakukan penghinaan Al-Qur'an dan Rasulullah Saw melalui jejaring sosial, dan masih banyak lagi kasus-kasus serupa. Penistaan agama akan selalu eksis manakala negara kita masih memakai sistem demokrasi berpaham sekuler dalam tatanan kehidupannya.

Sistem demokrasi tidak memiliki filter pencegahan orang-orang yang menghina agama dan akan terus berlanjut melahirkan eksistensi penerusnya. Sebab demokrasi memberikan ruang kebebasan atas nama seni atau hak asasi manusia berlandaskan paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Demokrasi juga hanya akan menghasilkan aturan buatan manusia yang sarat akan kepentingan.

Berbeda halnya ketika sistem Islam dijadikan sistem kehidupan manusia. Islam tidak akan membiarkan pemikiran yang bertentangan dengan akidah Islam tersebar luas. Sebab Islam memandang akidah dan syariah sebagai perkara penting yang harus dijaga eksistensinya. Dalam kasus penistaan agama jelas Islam akan memberi sanksi yang tegas bagi pelaku, yaitu hukuman mati yang dipertontonkan khalayak ramai sehingga menimbulkan efek jera lalu membuat eksistensi penista agama akan berakhir.[]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
e-KTP Transgender, LGBT Dilegalkan?
Next
Ramadan Pilu, Ramadannya Muslim Palestina
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram