“Dia memasang susuk kecantikan dan awet muda dengan minta bantuan khadam …”
Oleh. Andrea Aussie
(Pemred NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Sebuah ketukan di pintu mampu menghentikan tatapan mataku dan gerak jemariku dari komputerku. Kutengok ke arah pintu yang mulai terbuka. Sepasang suami istri paruh baya memasuki ruang kerjaku diantar suster Christine. Dengan senyum hangat aku segera menyambut mereka dan mempersilakan duduk. Suster Christine segera meninggalkan kami setelah menyodorkan sebuah file pasien untuk melakukan MRI.
Kubaca sebuah file yang suster Christine sodorkan kepadaku. Ada rasa terkejut saat kubaca nama pasien itu. Aku berpikir keras di mana aku pernah membaca nama itu dan bertemu dengan mereka .
“Apa kabarnya Pak Bejo dan Bu Hasni? Saya Frans yang dulu pernah bertemu saat Ibu Hasni kecelakaan dan melakukan X-Ray !” kataku.
Terlihat Pak Bejo dan istrinya heran dan berusaha mengumpulkan memorinya. Namun, beberapa menit kemudian Pak Bejo menggenggam tanganku dengan wajah gembira.
“Maaf Mas, lupa lupa ingat tentang Mas. Apalagi Mas terlihat lebih gagah daripada dulu yang terlihat lebih kurus.” sahut Pak Bejo
Aku tertawa dan segera kubaca lagi files tentang bu Hasni yang harus melakukan MRI.
“ Maaf Bu, apakah saya boleh bertanya sesuatu?” tanyaku hati-hati kepada Bu Hasni.
“Silakan, Mas !” Jawab Bu Hasni
“Apakah Ibu sudah mengeluarkan susuk di wajah Ibu?” tanyaku to the point.
Kulihat rona kaget di wajah Bu Hasni dan Pak Bejo. Mereka saling bertatapan untuk mencerna pertanyaanku.
“Maksudnya, Mas ?” tanya Pak Bejo
“ Dulu saya sempat melihat Ibu Hasni memakai susuk !” kataku pelan
“Maaf Mas, bagaimana mungkin Mas bisa melihat susuk di wajah saya?” tanya Bu Hasni.
“Begini Pak dan Bu, saat 4 tahun lalu melakukan X-Ray ke Ibu, saya melihat ada 6 sinar logam bercahaya di daerah wajah Ibu seperti dahi, hidung, pipi, dan dagu. Saya bertanya pada mas Aries tentang hal itu dan mas Aries bilang bahwa itu logam susuk. Mungkin Bapak dan Ibu tahu tentang mas Aries yang katanya satu kampung dengan Bapak dan Ibu.”
“Saya betul-betul tidak paham bagaimana Mas Frans bisa melihat logam susuk di wajah saya karena kata dukun yang memasangnya susuk itu sudah melebur di hari pertama pemasangan.”
“Maaf Bu, mungkin Ibu bisa tanyakan kepada yang memasangnya. Yang jelas saya melihat 6 logam terpancar dari wajah Ibu. Mungkin Ibu bisa lihat kembali hasil X-ray Ibu!”
“Lalu apa hubungannya dengan MRI yang harus saya lakukan?”
“Coba tengok alat itu, Bu! Itu namanya MRI. MRI atau Magnetic Resonance Imaging merupakan pemeriksaan organ tubuh yang dilakukan dengan menggunakan teknologi magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar yang akurat. Pemeriksaan ini untuk membantu diagnosis dokter tentang penyakit si pasien.
Dengan kekuatan magnet yang sangat besar itu mengharuskan para pasien melepaskan sesuatu yang menempel di tubuhnya terutama logam. Bahkan, pasien penyakit jantung pun yang memasang ring atau stein di jantungnya harus dilindungi di bagian tersebut. Karena komponen magnetik (logam/ferromagnetic) sangat berbahaya saat melakukan MRI.
Nah Ibu diminta melakukan MRI bagian otak dan syaraf tulang belakang karena dokter menduga Ibu terkena tumor otak yang besar kemungkinan akibat kecelakaan dulu .
Susuk yang Ibu pakai berupa logam emas dan komponen logam bisa mengganggu kinerja mesin MRI dan memengaruhi hasil gambar yang ingin dihasilkan. Bisa tertarik juga logam tersebut. Jadi susuk yang Ibu pakai harus dikeluarkan dulu.” kataku panjang lebar.
Kulihat Bu Hasni termenung cukup lama dengan penjelasanku.
“Berapa lama pasien berada di alat itu?” tanya Pak Bejo
“Biasanya antara 30 menit sampai 1,5 jam tergantung seberapa besar bagian yang harus dilakukan MRI
“Wah ngeri juga ya. Kalau gitu kami permisi dulu , insyaallah kami kembali lagi untuk melakukan MRI.” kata Pak Bejo sambil mengajak istrinya keluar dari ruang kerja.
Aku mengantar mereka keluar dari ruang kerjaku. Tatapan mataku terus tertuju sampai mereka berbelok ke arah lift dan hilang dari pandanganku.
Ingatanku melayang pada peristiwa 4 tahun lalu. Peristiwa yang membalikkan titik nadir kehidupanku sebagai radiographer. Sebuah peristiwa yang mencekam saat aku masih bekerja di sebuah rumah sakit berhantu di kota kecil itu.
Kehadiran Pak Bejo dan Bu Hasni seolah mengajakku menonton kembali slide demi slide film atas peristiwa mencekam itu.
Saat itu …
Aku dan Aries sedang asyik bermain catur untuk membunuh waktu jaga malam di rumah sakit itu. Sebuah sirine meraung seolah memecah kesunyian malam. Aku dan Aries saling bertatapan seolah menduga bahwa ada jenazah yang datang. Aries memutuskan pergi ke ruang UGD untuk melihatnya. Selang 30 menit Aries mengatakan ada 2 orang polisi membawa jenazah seorang wanita yang sangat cantik dan meminta dokter Renita bersama asistennya Isty melakukan autopsi untuk mengetahui penyebab kematian jenazah tersebut.
Aku dan Aries kembali bermain catur. Saat tanganku mau memindahkan buah catur sang Perdana Menteri tiba-tiba kudengar jeritan suara wanita yang meminta tolong. Aku dan Aries segera keluar dan mencari tahu arah suara tersebut. Kami melihat dokter Renita berlari ke arah kami dari lorong ruang autopsi. Tangan kirinya memegang lengan kanannya yang terluka. Langkahnya pincang menahan rasa sakit. Darah menetes dari lengan kanan dan bagian pipi kirinya, mengotori pakaian dinasnya dan khimarnya. Suaranya parau meminta tolong seseorang untuk menyelamatkannya.
Di belakangnya asisten Isty mengejar dokter Renita dengan scalpel (pisau bedah) dan ingin membunuhnya. Rambut Isty terlihat acak-acakan dan sorot mata merah yang tajam. Seringainya menakutkan mengingatkanku pada vampir. Dari mulutnya terus mengatakan, “Kembalikan barangku!”
Aries segera membawa dokter Renita masuk ke ruang radiografi untuk diberi pertolongan pertama atas lukanya. Aku berusaha menghadang Isty. Instingku berkata bahwa aku harus merebut scalpel (pisau bedah) yang dipegang Isty. Aku menduga Isty seperti sedang kerasukan makhluk gaib.
Entah mengapa seolah ada kekuatan besar yang dimiliki Isty. Pisau yang digenggamnya sangat sulit untuk diraih, justru kakiku bagian paha dan tangan kiriku terkena kibasan pisau bedahnya. Perih terasa saat darah terus mengucur dari tangan dan kakiku. Namun, aku tidak mempedulikannya dan terus mencoba melumpuhkan Isty sambil melafazkan kalam Ilahi. Scalpel (pisau bedah ) yang dipegang oleh Isty baru bisa lepas setelah Aries secara tidak terduga menutup kepala Isty dengan tong sampah plastik yang ada di tempat itu.
“Ries, tolong kamu pergi ke UGD dan cari satpam untuk minta bantuan. Usahakan kamu juga panggil ustaz atau siapalah yang paham tentang makhluk halus. Isty sepertinya kerasukan makhluk halus!” kataku sambil mengikat tubuh Isty ke meja radiografi di ruang kerjaku.
Aries segera pergi meninggalkan kami. Namun 10 menit kemudian Aries datang lagi dengan wajah pucat.
“Mana bantuannya? Kenapa balik lagi ke sini?” tanyaku kaget
“Aku nggak berani! Aku takut !” jawab Aries dengan suara bergetar
“Tadi kamu nggak takut lihat sirine datang, sekarang malah takut. Ada apa?”
“ Ada Noni Belanda datang dari arah depan menujuku!”
“Ya ampun, Ries! Kita sudah sering melihat si Noni Belanda. Dia nggak pernah ganggu kita. Dia cuma mau lewat ke sumur tempat terbunuhnya dia.”
“Tapi tetap saja seram karena kakinya tidak menginjak lantai dan wajahnya seperti zombi!” jawab Aries tegas.
Kuhela napasku dengan kesal. Kutengok dokter Renita yang terduduk lesu di kursi sambil mengobati lukanya. Kutatap Isty yang terus meronta di lantai walaupun sudah kuikat dengan tali ke meja radiologi. Mulutnya terus berkoceh dengan kata-kata yang tak sopan.
“Oke, kamu tinggal di sini. Jaga dengan baik Isty jangan sampai lepas karena sangat berbahaya. Tolong bantu mengobati dokter Renita. Aku akan ke UGD dan cari satpam siapa tahu mereka ada yang bisa memanggil ustaz atau orang yang paham mengusir makhluk halus.” kataku kesal.
Kulangkahkan kakiku dengan pikiran berkecamuk. Satu sisi aku sangat khawatir dengan dokter Renita dan Isty serta Aries. Namun, di sisi lain aku harus segera mencari pertolongan untuk mereka.
Akhirnya beberapa petugas UGD datang bersamaku ke tempat radiografi disertai satpam yang berhasil membawa seorang ustaz Arief.
Kulihat Ustaz Arief membaca lafaz-lafaz Al-Qur’an di depan Isty. Tangan kanan ustaz memegang ubun-ubun kepala Isty, sementara tangan kirinya memegang gelas berisi air putih. Di sampingnya juga ada beberapa batang daun kelor.
Pak satpam yang bernama Pak Ramly sibuk memegang kaki Isty, sementara Aries dan aku memegang tangan Isty yang terus meronta. Suster Maria sibuk mengobati luka dokter Renita.
Selang satu jam Ustaz Arief bisa melumpuhkan Isty. Isty terkulai lemas setelah disembur air putih dari gelas sambil tubuhnya dikibas-kibaskan batang daun kelor.
“Afwan dokter Renita, apa yang dokter ambil dari jenazah di ruang autopsi?” tanya Ustaz Arief.
“Saya tidak mengambil apa-apa pak Ustaz. Saya cuma melakukan autopsi jenazah saja!” jawab Renita bingung.
“Afwan dokter Renita, dari percakapan saya dengan Bu Isty yang kerasukan arwah jenazah mengatakan bahwa dokter mengambil 3 barang dari tubuhnya!”
“Oh iya Ustaz, saya menemukan 3 susuk jarum emas di rambutnya, wajahnya, dan di bagian dadanya. Tapi 3 susuk jarum emas itu saya taruh di mangkuk bedah dekat tubuh jenazah. Saat saya mau menjahit bagian terakhir tiba-tiba Isty menyerang saya. Saya lari menyelamatkan diri karena terluka dan ngeri lihat Isty tiba-tiba menyeramkan.” tutur dokter Renita.
“Tolong bawa saya ke ruang autopsi. Saya harus menolong jenazah itu !” kata Ustaz Arief sambil menatapku. “ Dokter Renita juga harus ikut saya karena saya perlu susuk jarum emasnya. Yang lainnya silakan mengurus Bu Isty jangan sampai kumat lagi.
Aku dan Aries memapah dokter Renita menuju ruang autopsi. Di belakang kami berjalan Ustaz Arief dan Pak Ramly.
“Lho, perasaan saya kenal dengan jenazah ini ya?” kata Pak Ramly begitu kami sampai di depan jenazah ruang autopsi. Kami saling bertatapan.
“Apakah Pak Ramly tidak melihat saat kedatangan sirine pembawa jenazah?” tanyaku bingung. “Bukankah Bapak sebagai satpam bertugas malam ini kan?
“Tadi yang bertugas di pos adalah satpam lain. Saya baru datang saat Mas Frans datang ke UGD.” jawab Pak Ramly.
“Apakah benar Pak Ramly mengenal korban ini?” tanyaku kurang yakin.
“ Jenazah ini sepertinya Rosmala tetangga di kampung saya. Dia memang keturunan bule karena ibunya dulu jadi selir tuan tanah Belanda. Tapi kok tetap cantik dan awet muda ya? Harusnya menua seperti saya.“ kata Pak Ramly
“Sst ... sudah-sudah … jangan ribut. Kita fokus menolong mayat ini. Masih ada beberapa susuk emas di tubuhnya dan harus dikeluarkan semua biar mayat ini meninggal dengan wajar.” kata Ustaz Arief.
“Maksudnya Ustaz?” tanyaku tak paham.
“Mayat ini menggunakan susuk dengan bantuan khadam alias mahluk gaib jin. Saat beberapa susuknya diambil maka khadamnya marah dan butuh tempat untuk bernaung lagi makanya bu Isty kesurupan. Saya akan mencoba mengeluarkan sisa susuk emasnya dari tubuh mayat ini. Kalian bantu saya dengan doa dan jangan panik jika ada kejadian aneh!”
“Siap Ustaz!”
Ustaz Arief menghampiri mayat itu. Di atas tubuh mayat itu beliau mengangkat tangan kanannya sambil membaca lafaz-lafaz Al-Qur’an, tangan kirinya membawa beberapa batang daun kelor. Keringat membasahi wajah beliau. Suasana begitu mencekam. Lampu di ruangan seolah dipermainkan. Mati ... hidup ... mati hidup!
Tiba-tiba kabut asap menyelimuti ruangan itu. Semilir angin menyergap tubuh kami. Tengkuk kami berdiri seolah ada tangan dingin menyentuhnya.
Terlihat mayat tiba-tiba berusaha bangkit sambil mengerang penuh kemarahan. Matanya melotot dan tangannya berusaha mencengkeram leher Ustaz Arief.
Ustaz Arief tiba-tiba mengibaskan batang daun kelor ke tubuh mayat itu disertai ayat-ayat suci Al-Qur’an. Selang kemudian ada lengkingan kesakitan keluar dari tubuh mayat itu. Kabut asap hitam seolah membuat gulungan angin yang berputar mengelilingi mayat lalu pergi menuju celah-celah daun pintu ruang autopsi.
Seiring perginya gulungan kabut asap itu tiba-tiba tubuh mayat itu berubah menjadi seorang nenek renta. Guratan kecantikannya masih tergambar dengan jelas walaupun kulitnya keriput.
Kami saling berpandangan mata. Tanpa berkedip kami menatap tubuh mayat yang tadinya sosok wanita muda berubah menjadi wanita tua renta.
“Alhamdulillah, mayat ini sudah bisa bebas dari kutukan susuknya. Kita harus persiapkan pemakamannya sesuai syariat Islam.” kata Ustaz Arief sambil tersenyum.
“Maaf Ustaz, kenapa tubuhnya jadi menua?” tanya Aries keheranan
“Dia memasang susuk kecantikan dan awet muda dengan minta bantuan khadam. Jadi selama ini yang ada di tubuhnya ya khadamnya, membuat banyak orang tertarik karena cantik dan awet muda. Begitu khadamnya pergi dari tubuhnya maka tubuhnya pun berubah sesuai usianya!” jelas Ustaz Arief panjang lebar.
Aku termangu mendengar penjelasan Ustaz Arief. Tiba-tiba kepalaku pening dan mata berkunang-kunang dan brukkk..aku terjatuh ke lantai.
Saat kubukakan mataku, aku sudah berada di sebuah brankar di ruang UGD.
“Syukurlah mas Frans sudah siuman. Tadi dirimu pingsan mungkin karena terlalu banyak darah keluar dari lukamu“ kata suster Maria.
Aku tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada suster Maria. Senyum itu adalah senyum terakhir yang kuberikan kepada suster Maria dan kepada seluruh penghuni rumah sakit itu. Esoknya aku mengundurkan diri dan kembali ke kota kelahiranku di Jakarta. Bagiku cukup sudah hidupku berurusan dengan mahluk-mahluk gaib selama kerja di rumah sakit berhantu ini.
Baca juga : https://narasipost.com/cerpen-cerbung/10/2023/susuk/
***
Dering telepon menyadarkan lamunanku. Suara Aries sahabatku terdengar bergetar.
“Frans, ini aku Aries! Sebentar lagi aku ke tempatmu. Apakah kamu bertemu Pak Bejo dan Bu Hasni? Aku menyarankan mereka menemuimu karena kutahu kamu kerja di rumah sakit yang lengkap dengan sarananya” tanya Aries.
“Beberapa jam yang lalu mereka ke sini mau melakukan MRI tapi aku meminta Bu Hasni untuk mencabut susuknya dulu!”
“Bu Hasni tidak perlu melakukan MRI, Frans!
“Maksudmu?”
“Mereka mengalami kecelakaan maut dan meninggal di tempat. Aku merasa bersalah karena menganjurkan mereka ke kota besar menemuimu. Aku mau menjemput mereka sebagai tanggung jawabku!” jawab Aries sambil menutup telepon.
Deg..Innalillahi..!
Jantungku hampir copot .. betapa cepat kematian mengintai siapa pun seperti firman-Nya:
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan” (QS. Al Ankabut : 57)
Double Bay, Sydney, 9 November 2023
Wah, jadi terinspirasi dengan pengalaman pribadi saya. Karena saya pernah menjumpai orang yang neneknya pakai ilmu awet muda. Nenek tersebut meninggal dengan usia renta namun terlihat lebih muda dari usianya. Barakallahu fiik Mom
Keren habis Mom tulisan storynya. Serasa sedang melihat tayangan serial senetron horor. Tapi ini kisah nyata. Menegangkan. Membuat pembacanya tidak puas. Karena membuat nagih, ingin lanjutan ceritanya.Tulisan ini juga mengingatkan bahwa manusia harus mengimani hal-hal ghaib semisal: adanya malaikat, jin, ajal, rezeki dsb ada dalam kekuasaan Allah. Dan manusia tidak boleh takut kepada makhluk-Nya. Karena hanya Allah Swt. yang berhak untuk ditakuti. Barakallah Mom.
Baraakallah, Bu.
Merinding bacanya. feelnya dapat, ilmunya dapat. Mantab.
Keren mom..sampai terbawa suasana nih..takut2 gimana gitu..byk hikmah yg biss diambil..barakallah mom
Ini sih keren, pakai bingiiits
Horor dan media menyatu, seperti kisah nyata. Karena saya juga pernah mengalami merukyah orang. Jadi teringat masa itu.
Terlihat sang penulis mengetahui dunia rukyah dan ghaib, dengan kombinasi sisi medis yang kereen. Saya belum tentu bisa menulis naskah sekeren ini. Mom pernah merukyah kah?
Sekadar bertanya..
Bu Hasni dan pak Bejo kecelakaan setelah ketemu dokter Frans ya?
Nah, endingnya plot twis. Mengajak pembaca untuk mengingat kematian. Maasyallah. Ada banyak pelajaran dari naskah ini.
Dunia rukyah, jangan pernah memakai susuk, kekuatan iman dan mental seorang dokter, ilmu kedokteran dan muhasabah tentang kematian.
Good.. good .. good ..
Barakallah, mom❤️
Saya baru tahu, kalau kelor bisa digunakan untuk mengusir jin.
Wow ngeri-ngeri gimana gitu. Ya dunia lain yang sering terjadi mengganggu manusia.
Cuma kalau untuk MRI nya saya pernah masuk tabung tersebut ya terus baca-baca ayat-ayat Qur'an, berdoa rasangeri didalam tabung tersebut. Melakukan MRI akibat syaraf kejepit yang csata derita
Sepertinya masih bersambung Mba Andrea?
Dari awal baca SUSUK part 1 hingga part 2 ini. Dibuat tegang dan rasa penasaran terus menghampiri, sempet ketawa-ketiwi jg sih karena ada bagian lucunya. Hehe
Rasanya ingin baca lagi dan lagii gak pengen berakhir bacanya Mom hehe. Karena jujur ya enak banget, ngalir gitu bacanya. Ada alur mundurnya pun tetep dikemas apik, seolah saya hadir dalam cerita itu jadi ngeri kan ya hehe. Apalagi pas Isty kesurupan dan melukai tubuh Dr. Renita serta Frans duh berasa sakit perih jg ini badanku. Entahlah kok bisa gitu ya? Mungkin karena efek udah ikutan msuk dalam cerita kali ya. Brarti Mom sukses menyihir para pembacanya masuk dalam alur crita nih
Cerita horor seperti ini memang bikin ketagihan sih hehe. Trlebih di sematkan dalil" Islam jadinya horor Islami deh, bukan sembarang Horor. MasyaAllah.
Kira-kira lanjut lagi gk nih Mom part 3 nya. Ketagihan bacanya saya mah. Ditunggu lanjutanya yaa Mom please.
bersambung ke susuk 3 ya, Mom.
Mau tau lanjutannya, siapa yang mengambil susuk dari tubuh Bu Hasni. Penasaran juga, apa nanti jinnya akan menyerang seperti jin yang ada di tubuh Bu Rosmala
Masya Allah, keren ceritanya Mom. Ngalir banget. Ada horor ada agak lucunya juga sih menurutku, dan ada ibrah di dalamnya.
Hmmm, nama manusia yang tidak mau bersyukur kepada apa yang dikodratkan dalam dirinya. Rela menabrak syariat, tidak takut akan dosa. Itulah manusia yang tidak menyandarkan Allah dalam segala perbuatannya.
Semoga kita terhindar dari hal-hal demikian. Aamiin
Jadi, susuk itu fungsinya untuk awet mudah dan tetap cantik, trus kalau dicopot akan membuatnya kembali ke wujud aslinya.
Aku penasaran, apakah para pemakai susuk itu bisa berwudhu dan salat atau tidak ya?? kan mereka bersekutu dengan setan, apakah ada pantangan2 tersendiri bagai para pemakai. Sehingga, kita bisa tahu seseorang itu pakai susuk melalui ciri2 sikapnya,, tanpa harus melakukan X-Ray...
Bacanya seram seram gimana gitu. Ngeri tapi suka baca horor. Saya ngeri yang meninggal tapi masih pakai susuk, pas dilepas kok langsung berubah jadi tua.
Padahal, secantik apa pun orang, dia gak akan anti mati, tapi kok banyak yang mau melakukan itu. Sudah dosa, mati pula.
Tegang dari awal sampai akhir... Dikirain akan ada sambungan ketiganya tentang Pa Bejo dan istrinya...
Tambah syereeem... sepertinya si frans diintili sama kehororan, abis ini bu hasni yang akan mengikuti frans di tempat kerja barunya
Akhirnya, si pemakai susuk meninggal karena kecelakaan. Berarti masih ada susuk di dalam tubuhnya. Jangan-jangan nanti setelah jenasahnya sampai di rumah sakit, akan ada kasus kesurupan seperti yang di alami Isty. He he he.
Asli ceritanya bikin merinding dan berdebar....
Karena orang kesurupan tenaganya memang luar biasa kuat. Pernah ada teman perempuan yang kesurupan, dipegang oleh 2 orang laki-laki masih bisa melawan. Astaqfirullah...
Penasaran sama bu Hasni kenapa sampai pakai susuk, alasanya pakai dll..eh keburu mati. Eh ada asisten Isty yg kesurupan kenapa bisa kesurupan, jika imannya kuat.
Ngeri2 penasaran sm endingnya. Eh mati semua.
Sy pernah dengar org bilang. Klo orang yg bisa lihat hal goib yg menyerupa di dlm tubuhnya ada jin. Benar gak sih?
Wah ibu pemred mau nulis traveling...ini ni naskah yg paling di tunggu...yassarallahu bu
Wah Bu Hasni belum dicopot susuknya dah meninggal..alamat trilogy susuk 3 nih...Noni Belanda jangan melayang terus dong..down to earth ngapa... hehehe
Nggak mau nulis lagi susuk, udah ngeri mengingat lagi peristiwa tsb.Lah yang namanya kuntillanak memang tdk terlihat kakinya koq, dulu rumah ortu di Indon hampir tiap malam didatangin, jadi hapal banget kondisi jenis si Noni Belanda itu. STOP SUSUK.. PIngin nulis traveling..
Sosok hasni dimatiin sbg ide the end "SUSUK " heheheh