Tiga Bulan Bersama Mom Andrea

Tiga Bulan Bersama Mom Andrea

Semoga aku juga bisa menjadi seperti Mom, sosok yang tulus mendirikan media dakwah tanpa imbalan apa pun, bahkan pengorbanan begitu besar.

Oleh. Puspita Ningtiyas
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Allahlah yang memberikan bahagia dalam pertemuan. Allah juga yang memberikan haru biru dalam perpisahan. Begitulah silih berganti keadaan, agar manusia bisa mengambil pelajaran dari keduanya.

Beberapa bulan yang lalu, atas izin Allah, pintu NarasiPost.Com terbuka untukku. Aku memasuki rumah NP dengan rasa syukur. Entah kenapa, sejak saat itu aku tak berhenti bercerita tentang NP kepada siapa saja yang kutemui. Hampir setiap hari, aku ceritakan NP kepada orang-orang terutama kepada seisi rumah yaitu ibu, suami, dan anak-anakku yang masih balita. Mulai tentang amanahku di NP, grup Konapost, hingga tulisan-tulisan yang publish di NP, semua kujadikan bahan obrolan di dalam rumah. Sampai aku merasa sepertinya mereka bosan dengan topik ceritaku yang selalu sama. Hehe…

Ini adalah kisahku bersama NP dan tentu saja juga dengan pemrednya, Mom Andrea. Tidak ada niat lain ketika menuliskan kisah ini, kecuali niat untuk berterima kasih kepada Mom Andrea,  ujung tombak NarasiPost.Com.

Ketulusan Hati Mom Andrea

Awal tahun 2024 Masehi, aku mulai mencari referensi penerbit untuk menerbitkan naskah yang kutulis selama sebulan saat pemulihan pasca-SC anak kedua. Seorang teman memberikan rekomendasi NarasiPost.Com sebagai media yang juga menerbitkan naskah-naskah dan mencetaknya dalam bentuk buku. Kata temanku ini, desain sampul dan layout buku-buku NP itu keren dan terkesan profesional. Dari situlah kucoba menghubungi Mom Andrea sebagai pintu masuk NP.

Aku mengirim pesan melalui Whatsapp, mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan menanyakan tentang penerbitan buku di NarasiPost.Com. Kemudian Mom membalas pesanku dan menjawab dengan tuntas semua pertanyaanku seputar menerbitkan buku di NP. Kesan yang kutangkap saat itu adalah Mom Andrea ini orang yang teliti dan mudah menghargai orang lain. Itu terlihat saat Mom menerangkan dengan detail apa syarat menerbitkan buku-buku di NP, dan aku yakin itu spontan, bukan keterangan yang copy paste serta diedit berkali-kali seperti biasanya para marketer penerbitan buku. Dari situ aku mulai merasa Pemred NP sepertinya memang beda dengan yang lain. Mom juga mengirimkan banyak contoh desain cover buku-buku terbitan NP. Dalam hatiku berkata, “Benar saja temanku merekomendasikan aku ke NP, ternyata desain sampulnya aja bagus-bagus gini.” Sepertinya desain  NP itu selalu menampilkan background dominan gelap disertai percikan warna emas. Ini menonjolkan kesan elegan dan karakter yang kuat. Keren, aku suka.

Percakapanku dengan Mom Andrea saat itu tidak berhenti tentang penerbitan buku saja, tapi juga tentang naskah-naskah di NP dan juga  tentang aku, tentang naskahku. Saat itu, aku sempat kaget, ternyata Mom Andrea ingat namaku dan tahu aku juga seorang penulis. Aku memang biasa menulis dan pernah mengirimkan naskah ke NP.  Tapi kemampuanku belum seperti penulis-penulis lain yang sudah melejit. Naskah yang tayang di NP saat itu juga baru satu naskah.

Mom Andrea bilang ke aku saat itu, “Kamu seorang penulis 'kan? Kamu pasti punya banyak naskah.” sembari mengirimkan link naskahku yang tayang di website NP meskipun masih 1 naskah tayang.

Spontan aku jawab, “Iya Bu”. (Saat itu aku memanggil Mom dengan sebutan Bu Andrea). Dalam hatiku bilang, “Ya Allah, orang lain bilang aku seorang penulis. Tapi penulis macam apa aku ini, penulis tapi jarang menulis. Bismillah, semoga setelah ini aku bisa istikamah menulis lagi”.

Setelah dibilang begitu sama Mom, dengan semangat membara aku langsung mengirimkan beberapa naskah ke NP. Termasuk naskah-naskah lama, aku kirim semua. Ternyata sebagian ditolak karena pernah dimuat di media online lain beberapa tahun lalu, meskipun itu mediaku sendiri.  Tahu tidak, itu adalah naskah-naskah skripsiku beberapa tahun lalu yang ku-upload di akun penyimpanan online. Aku lupa pernah upload ke sana dan kukirimkan ke NP. Maafkan aku, Mom.

Mom Andrea sempat bilang juga saat itu di pesan WhatsApp, “Aku yakin kamu itu penulis hebat, cuma kelemahanmu itu di plagiarisme dan KBBI”.

Masyaallah, baik banget Mom ini! Aku makin terheran-heran. Mom Andrea itu baru kenal aku, naskahku juga baru tayang 1 di NP. Tapi kok ya mau memberikan apresiasinya dengan bilang aku ini seorang penulis, punya naskah banyak, dan bilang juga aku ini penulis hebat .

“Barakallah, Mom, ucapan Mom saat itu sangat berarti untuk aku yang sedang berjuang untuk mulai menulis lagi.”

Dari situ aku mulai terpaut dengan NP, bahkan aku sempat bilang ke Mom aku ingin jadi penulis inti NP. Mom bilang, “Kalau gitu coba kirimkan naskah opini, jangan sastra terus”. Hehe...

Oh ya, Mom juga sampaikan minta maaf karena cara ngomongnya yang to the poin. Dan sebenarnya aku tidak masalah, justru yang seperti itu menggugah untuk bisa jadi lebih baik lagi. Setidaknya lebih baik daripada tidak ada komunikasi atau tidak ada koreksi sama sekali.

Begitulah awal aku kenal dengan Mom Andrea. Baru beberapa bulan yang lalu, tapi perkenalan itu cukup berkesan sampai sekarang.

“Terima kasih, Mom. Meskipun aku tidak jadi menerbitkan buku di NP, bagaimana cara Mom merespons pertanyaan-pertanyaanku  dan keseluruhan percakapan di WhatsApp saat itu, masih berkesan sampai sekarang. Aku tahu Mom orang yang tulus. Terima kasih atas apresiasi dan penghargaannya untukku.”

Konapost

Aku pun masuk di WhatsApp group Konapost. Di sana ternyata berkumpul penulis-penulis lama yang sedikit banyak aku tahu kiprahnya di dunia literasi. Semangatku makin membara meskipun untuk menyelesaikan satu naskah saja rasanya masih berat sekali. Menurutku bisa mengumpulkan para penulis keren dalam satu wadah seperti Konapost adalah hal yang tidak mudah dan Mom Andrea bisa lakukan itu.

Setelah masuk di Konapost aku sempat ikut Challenge Quote Dawai Literasi dan menjadi yang ke 11 dari 15 pemenang. Cukup membanggakan dan menyenangkan karena ini adalah challenge pertamaku. Hehe…

Di Konapost juga aku membaca pengumuman bahwa Mom Andrea akan melakukan rekrutmen admin untuk NP. Tentang rekrutmen admin ini aku sampaikan kepada suami dan beliau mengizinkan jika aku mengajukan diri untuk jadi Tim Admin NP. Kebetulan kami memang sedang mencari kerja freelance yang ada hubungannya dengan literasi.

Dari sinilah, aku yang mungkin belum punya kiprah apa pun ke NP bisa menjadi Tim Inti NP. Skenario Allah itu sungguh indah bukan?

Tegas, Disiplin, dan si Paling Sempurna

Saat itu bulan Maret tahun 2024, aku mulai menjadi Tim Inti NP dengan amanah merekap penulis naskah-naskah di website NarasiPost.Com. Mom Andrea mengizinkan aku login ke website NarasiPost.Com dengan username emailku sendiri dan password pemberian Mom Andrea. Wow, rasanya seperti nostalgia zaman kampus ketika bergelut dengan website dan per-SEO-an. Yang lebih membanggakan lagi ternyata NarasiPost.Com adalah media yang besar, dengan jumlah naskah publish enam ribuan lebih. Jumlah penulis yang ratusan yang jumlahnya masih akan terus bertambah seiring tugas rekap penulis yang terus berjalan. Padahal ya, Mom Andrea dengan karakternya yang tegas berulang kali mengatakan dalam rapat Tim Inti, “Jangan segan-segan menolak naskah jika memang naskah itu kurang layak…”. Kurang lebihnya begitu yang beliau katakan. Tapi ternyata dengan ketegasan beliau, NP justru bisa bertahan dan bisa sebesar ini.

Selain tegas, Mom Andrea adalah seorang yang disiplin. Itu aku rasakan ketika mengerjakan amanah merekap penulis di website NP. Beliau pernah mengatakan kepada tim rekap penulis, “Coba kalau rekap penulisnya setiap hari, pasti sudah selesai”.

Ceritanya saat itu memang aku tidak menjalankan tugas rekap penulis setiap hari. Kuberikan waktuku dua hari sekali untuk rekap penulis dengan durasi lebih lama, tapi alhasil pekerjaanku terlambat dibandingkan anggota tim rekap penulis yang lain. Kucoba untuk disiplin setiap hari dan ternyata benar kata Mom, pekerjaan lebih cepat selesai. Kita juga  bisa melihat kedisiplinan Mom dari rutinitas sehari-harinya. Bagaimana beliau membagi waktu dengan porsi yang tepat antara kerja dinasnya, rutinitas di rumah, dan juga publish naskah NarasiPost.Com, serta merancang program-program NP yang cukup menguras energi.

Ketegasan dan kedisiplinan ternyata berbanding lurus dengan karakter perfectionist yang melekat pada diri Mom Andrea. Terakhir kali aku menyetorkan hasil kerja rekap penulis dalam bentuk file excel yang kurang rapi, Mom langsung minta tolong tim rekap penulis untuk merapikan file tersebut sebagaimana file rekap penulis yang pernah Mom buat, rapi dengan urut abjad. Itulah aku yang kurang memperhatikan hal-hal yang sebenarnya penting. Sebaliknya, itulah Mom yang kalau boleh aku kasih julukan, “Mom Andrea, si Paling Sempurna”. Terima kasih ya Mom atas koreksinya.

Bersama Mom adalah pengalaman berharga dan mungkin langka hehe… Semua orang tahu siapa Mom Andrea, Pemimpin Redaksi NarasiPost.Com, yang ada di balik gemerlapnya program NP. Juga yang rela menyumbangkan harta bendanya hingga 400 juta lebih untuk keberlangsungan media dakwah NarasiPost.Com. Semoga Mom bisa seperti Abdurrahman Bin Auf yang rela menyumbangkan hartanya untuk dakwah Islam dan Allah balas dengan surga.  Bagiku, aku mendapatkan pengalaman yang lebih daripada sekadar materi. Aku masuk rumah NP sebagai seorang yang memegang akad kerja yang wajib  aku tunaikan, tapi aku mendapatkan lebih dari itu. Terima kasih Mom, kenal Mom Andrea dan menjadi bagian dari NP, adalah hadiah dari Allah Swt.

Aku Pamit Ya Mom

Aku tidak sempat kasih ucapan perpisahan untuk Mom dan seluruh Tim Redaksi NP. Tapi semoga tulisan ini bisa mewakili. Mulai bulan Maret, saat itu bulan puasa. Bulan April saat cuti hari raya dan bulan Mei yang baru saja berlalu. Selama tiga bulan, aku punya keluarga baru, yaitu keluarga NP. Semoga silah ukhuwah terus bersambung, ya. Terima kasih untuk seluruh Tim Inti NP yang sudi menerimaku. Terutama mom yang dengan tulus mau menerimaku.

Aku mencintai dunia literasi dengan semua kekuranganku. Semangatku yang membara (hehe...) saat berada di Tim Inti NP ternyata menginspirasi suamiku untuk  segera merampungkan media dakwah yang akan kami kelola ke depannya. Semoga ini bisa jadi bukti cintaku kepada dunia literasi dan dakwah Islam. Semoga aku juga bisa menjadi seperti Mom, sosok yang tulus mendirikan media dakwah tanpa imbalan apa pun, tapi justru dengan pengorbanan yang sangat besar.

Aku pamit ya Mom. Selama kenal aku, mohon dimaafkan ya Mom jika ada salah-salah kata dan perbuatan. Jazaakillah khairan katsieran. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Puspita Ningtiyas Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Tinjauan Syariat terhadap Operasi Bariatrik
Next
Ibu dan Buah Hati Butuh Perlindungan Hakiki
4.3 6 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

25 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Lies AS
Lies AS
3 months ago

masyaAllah, saling memberi manfaat satu dengan yang lain memang sungguh tak ternilai harganya

angesti widadi
3 months ago

Teknis bahasanya yaa Allah aku pengen belajar mba...keren!

Nur Rhahmawati
Nur Rhahmawati
4 months ago

MasyaAllah lanjutkan terus dengan tulisan2 yang saling menginspirasi

Wiwin Rosidah
4 months ago

Masyaa Alloh.... Baarokalloh Mba Puspita, semoga tulisannya bermanfaat dan membawa keberkahan. Sukses selalu dengan karya-karya tulisnya ya Mba

Rida
Rida
4 months ago

Maa syaa Allah,,, saya selalu anak muda merasa terinspirasi dengan tulisan mba Puspita,sehat selalu ya mbaaa, dan makin banyak lagi karya karya nya

Nana
Nana
4 months ago

Suka banget sama tulisannya yang rapi dan enak di baca

Sovy
Sovy
4 months ago

Masha Allah, ternyata mba Puspita pandai menulis. Semoga terus semangat menulisnya dan bisa menyebarluaskan dakwah Islam.

Ishma
Ishma
4 months ago

Mashaallah tabaraqallah
Sukses selalu mom dengan setiap karya2 nya sungguh membanggakan

Fatimah
Fatimah
4 months ago

MasyaaAllah tabarakallah...kereen banget mba puspita Bisa nulis sepanjang itu, ngga semua org bisa nulis dalam narasi yg bgs seperti itu, smg sukses terus kedepannya dan makin menginspirasi bny org yaa mba, aamiin allahumma aamiin....

Husnul
4 months ago

Saya iri dengan ibu ibu yg bisa menulis naskah sepanjang kereta. Dan Anda termasuk golongan tersebut. Anda sangat hebat...

Aini
Aini
4 months ago

Mashaa Allah..senengnya bisa nulis cerita sepanjang ini .. semoga semakin banyak kisah dan cerita yg bermanfaat yg bisa dibagi

Maftucha
Maftucha
4 months ago

Senang yaa bs berkontribusi dalam dakwah melalui media seperti NP.. Semoga bs menginspirasi saya yg sdh berbulan-bulan hibernasi

Netty al Kayyisa
Netty al Kayyisa
4 months ago

Ya Allah mb senengnya punya pengalaman berharga di NP. Semoga nular.

Wd Mila
Wd Mila
4 months ago

Barakallah Mba.. Gercep, dan menulis tentang Mom apa adanya...

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
4 months ago

Baru tahu, ternyata mbak Puspita adalah pernah jadi tim admin juga.

Sartinah
Sartinah
4 months ago

Masyaallah, gak habis kata emang kalau ngomongin mom. Beliau itu seperti idolaku dalam dunia literasi. Kerja keras dan tanggung jawab serta pengorbanannya itu memang gak ada lawan, hehe ...

Barakallah mbak

Novianti
Novianti
4 months ago

Barokallohu, mba. Semoga ilmu di NP jadi amal jariyah. Media barunya menjadi bagian penggerak opini di tengah umat.

Last edited 4 months ago by Novianti
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram