Ilmuwan dan Sumbangsihnya dalam Peradaban

ilmuwan dalam peradaban

Inilah sumbangsih besar para ilmuwan muslim bagi peradaban Islam yang menjadi inspirasi ilmuwan Barat di kemudian hari.

Oleh. Sartinah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com & Penulis Rempaka Literasiku/Bianglala Aksara)

NarasiPost.Com-Ilmuwan memiliki sumbangsih besar dalam peradaban manusia. Penelitian yang dilakukan dari masa ke masa telah menghasilkan berbagai ilmu pengetahuan atau sains yang bermanfaat bagi manusia. Penelitian terhadap berbagai hal pun terus dilakukan hingga kini. Baru-baru ini ilmuwan Rusia juga melakukan penelitian terhadap mumi seekor serigala yang tertimbun lapisan es Siberia selama lebih dari 44.000 tahun. Penemuan bangkai serigala tersebut bahkan menjadi yang pertama kali dari jenisnya.

Dikutip dari kumparan.com (30-6-2024), penemuan mumi serigala di lapisan es Siberia kemudian diautopsi oleh para ilmuwan di laboratorium Universitas Federal Timur Laut di Yakutsk, Rusia. Menurut Kepala Departemen Studi Fauna Mamut di Academy of Sciences of Yakutia, Albert Protopopov, penemuan bangkai hewan berusia ribuan tahun yang terkubur di lapisan es bukanlah hal aneh. Hal ini terjadi karena lapisan es yang terus mencair seiring dengan terjadinya perubahan iklim.

Namun, bagi Protopopov, penemuan serigala merupakan hal yang istimewa. Hal ini lantaran mumi serigala tersebut merupakan serigala dewasa yang ditemukan dalam kondisi lengkap dari periode akhir Pleistosen, yakni masa dalam rentang 2,6 juta hingga 11.700 tahun yang lalu. Para ilmuwan menyebut penemuan bangkai serigala tersebut akan menambah pemahaman mereka tentang kehidupan di wilayah itu ribuan tahun yang lalu atau selama zaman es terakhir.

Kronologi Penemuan Predator Pleistosen

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, mumi serigala yang diteliti oleh para ilmuwan merupakan predator dari periode akhir Pleistosen atau masa yang dikenal sebagai zaman es. Mumi serigala yang tertimbun lapisan salju abadi selama lebih dari 44.000 tahun tersebut ditemukan di Distrik Abyyskiy, Yakutia, pada 2021 silam oleh penduduk setempat. Yakutia merupakan sebuah kota yang terletak di Siberia, Rusia, dan terkenal sebagai salah satu kota terdingin di dunia.

Yakutia yang terletak di antara Samudra Atlantik dan Timur Jauh Arktik Rusia tersebut, sejatinya merupakan wilayah rawa dan hutan. Dikenal sebagai salah satu tempat terdingin di dunia menjadikan Yakutia tertutup lapisan es sebanyak 95 persen. Saking dinginnya, suhu di wilayah tersebut bisa mencapai minus 64 derajat celsius saat musim dingin tiba. (kumparan.com, 30-6-2024)

Penemuan bangkai serigala kali ini bisa dibilang jarang terjadi. Pasalnya, bangkai hewan yang biasanya ditemukan di lapisan es adalah herbivor yang terjebak di rawa-rawa lalu mati dan membeku. Bangkai hewan tersebut tertimbun lapisan es selama ribuan tahun silam hingga saat ini dan sering kali ditemukan dalam kondisi utuh.

Urgensi Ilmuwan Melakukan Penelitian

Sebuah penelitian pasti memiliki tujuan. Secara umum, penelitian terhadap sesuatu memiliki beberapa tujuan, yakni untuk menggambarkan suatu peristiwa atau gejala, memprediksi sesuatu yang akan terjadi pada masa depan, memperbaiki suatu keadaan menjadi lebih baik, dan menjelaskan terjadinya sebab dan akibat suatu peristiwa.

Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Rusia ketika meneliti bangkai serigala. Ada beberapa hal yang ingin dicapai para ilmuwan. Misalnya, para ilmuwan mengumpulkan sampel organ dalam dan saluran pencernaan serigala untuk mendeteksi adanya virus dan mikrobiota purba. Para peneliti juga berharap bisa mengetahui biota yang ada pada zaman Pleistosen kuno.

Seorang analis yang terlibat dalam penelitian tersebut, Artemy Goncharov dari North-Western State Medical University Rusia, menyebut bahwa temuan bakteri hidup dalam fosil hewan dapat memberikan wawasan tentang kehidupan zaman kuno. Selain itu, penelitian tersebut juga membantu memahami tentang komunitas mikro purba dan peran bakteri berbahaya dalam periode tersebut.

Para peneliti bahkan menyebut, penelitian itu memungkinkan ditemukannya mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan dan bioteknologi (penghasil zat aktif biologis). Selain mempelajari satwa liar zaman Pleistosen, tim peneliti juga sedang mengkaji spesies lain, seperti kuda, kelinci, dan beruang dari zaman Holosen.

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan berfokus pada analisis genom serigala. Tujuannya untuk memahami hubungan serigala pada masa itu dengan serigala lainnya di wilayah tersebut dan membandingkan dengan kerabatnya yang masih hidup. Inilah di antara tujuan penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Barat. Lantas, apakah sama dengan penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan muslim?

Ilmuwan Barat Vs. Ilmuwan Muslim dalam Konsep Ilmu

Menurut Profesor Bidang Pengkajian Islam, Abuddin Nata, ilmu itu memiliki tiga rukun, yaitu epistemologi (bagaimana cara ilmu itu didapat), ontologi (objek yang dibahas dalam ilmu), dan aksiologi (kegunaan ilmu). Ketiga rukun inilah yang membedakan konsep ilmu antara ilmuwan Barat dan ilmuwan muslim.

Dalam kacamata ilmuwan Barat, sumber ilmu itu hanya terdiri dari dua, yaitu pancaindra dan akal. Sementara itu, Islam memandang bahwa sumber ilmu tidak hanya pancaindra dan akal, tetapi ditambah dengan sumber dari wahyu, pandangan orang yang ahli di bidangnya, dan intuisi atau ilham. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa ilmu dalam peradaban Barat jauh dari sentuhan wahyu. Inilah di antara perbedaan mendasar konsep ilmu dalam Islam dan Barat.

Oleh karena itu, para ilmuwan Barat dengan sains modernnya hanya fokus meneliti pada hal-hal yang bersifat materi atau fisik. Sementara itu, ilmuwan Islam selalu menyandarkan segala sesuatunya pada Tuhan dan wahyu yang diturunkan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa ilmuwan Barat cenderung ateis dan jauh dari nilai-nilai ketuhanan, termasuk saat melakukan penelitian.

Sumbangsih Ilmuwan Muslim dalam Peradaban Islam

Kejayaan Islam pernah tertulis indah dalam tinta sejarah. Sebelum Eropa dan Barat dijadikan sebagai pusat peradaban, Islam lebih dahulu mencatatkan posisinya sebagai pusat peradaban yang gemilang. Kebudayaan Islam dan ilmu pengetahuan bahkan berkembang pesat pada tahun 650–1250 Masehi dan memberi pengaruh signifikan pada peradaban dunia.

https://narasipost.com/opini/03/2022/kapitalisme-melahirkan-homo-homini-lupus/

Pada masa tersebut, dunia Islam melahirkan berbagai bidang keilmuan yang menjadi pusat pengetahuan dunia. Beberapa bidang keilmuan tersebut, seperti kedokteran, matematika, astronomi, filsafat, fisika, kimia, dan lainnya. Pada awal periode Islam, ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan pengaruh paling signifikan.

Para ilmuwan muslim saat itu telah memberikan kontribusi besar dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kontribusi besar para ilmuwan yang luar biasa tersebut, ternyata tidak hanya berdampak pada dunia Islam, tetapi juga berpengaruh secara global. Salah satu kontribusi ilmuwan muslim saat itu adalah diterjemahkannya berbagai karya klasik yang berbahasa Persia, Yunani, dan India ke dalam bahasa Arab.

Karya-karya klasik tersebut meliputi ilmu pengetahuan, matematika, filsafat, dan sebagainya. Dengan diterjemahkannya kitab-kitab klasik tersebut, para ilmuwan muslim dapat mengakses berbagai pengetahuan kuno dan menambah pengetahuan mereka.

Banyak ilmuwan muslim yang memiliki karya luar biasa, seperti Ibnu Sina dan Ar-Razi yang berhasil membuat terobosan luar biasa dalam bidang kedokteran dan ilmu pengetahuan. Canon of Medicine, yang merupakan karya Ibnu Sina menjadi salah satu teks kedokteran paling berpengaruh di dunia Islam dan Eropa selama berabad-abad lamanya.

Demikianlah, Allah Swt. telah meletakkan garis-garis besar sains dan ilmu pengetahuan dalam kitab-Nya yang mulia. Tugas manusia hanyalah menggali dan mengembangkan konsep atau teori yang sudah ada. Secerdas apa pun manusia, niscaya tidak akan mampu melangkahi kekuasaan Allah. Allah Swt. berfirman dalam surah Ar-Rahman ayat 33, "Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi maka lintasilah, kamu tidak akan menembusnya, kecuali dengan kekuatan."

Khatimah

Inilah sumbangsih besar para ilmuwan muslim bagi peradaban Islam yang menjadi inspirasi ilmuwan Barat di kemudian hari. Ilmuwan memang memiliki peran urgen dalam sebuah peradaban. Atas kontribusinya, ilmu pengetahuan meningkat pesat. Namun, misi penelitian yang selalu menghadirkan Tuhan di dalamnya hanya terjadi dalam naungan Islam.

Wallahua'lam bishawab. []

#MerakiLiterasiBatch2
#NarasiPost.Com
#MediaDakwah

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Penulis Rempaka literasiku
Sartinah Seorang penulis yang bergabung di Tim Penulis Inti NarasiPost.Com dan sering memenangkan berbagai challenge bergengi yang diselenggarakan oleh NarasiPost.Com. Penulis buku solo Rempaka Literasiku dan beberapa buku Antologi dari NarasiPost Media Publisher
Previous
Jangan Terjebak Kasus Vina
Next
Women Support Women, Gagasan Absurd bagi Perempuan
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Miladiah Alqibthiyah
Miladiah Alqibthiyah
4 months ago

Ulasan yang sangat keren. Good job Mbak Sartinah.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram