Hipotalamus dikatakan sebagai jam biologis bagi tubuh. Sebab ia mampu mendeteksi pergantian siang-malam, darinya ia memberi kode bagi tubuh.
Oleh. Rosmiati
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-"Kenapa harus ada siang dan malam? Kenapa tidak siang atau malam saja?"
Pernahkah kita mendengar ungkapan demikian?
Tentu pernah! Dan ini umumnya lumrah sekali ditanyakan oleh anak-anak. Nah, apa jawaban kita tatkala mendengar pertanyaan demikian? Tentu bagi yang sudah ngaji dan mafhum akan menjawab sesuai dengan kalam Allah Swt. bahwa malam sebagai waktu kita beristirahat dan siang hari sebagai masa kita mencari karunia-Nya guna memenuhi hajatul udhowiyah kita. Itulah mengapa, siang dan malam itu harus ada.
Bayangkan saja, jika siang terus dan malam tiada berakhir. Maka bagaimana jadinya manusia dan seluruh makhluk di bumi? Tidakkah ini akan menimbulkan kekacauan.Tentu akan menimbulkan kekacauan.
Namun, terlepas dari semua itu. Sudahkah kita menemukan alasan konkretnya? Karena apa yang Allah Swt. katakan dalam kitab suci-Nya memuat alasan yang dapat dicari kebenarannya lewat kemajuan sains dan teknologi. Begitupun dengan ajakan berpikir dari pergantian siang dan malam bagi manusia. Di mana di balik semua itu ada alasannya. Lantas apa? Mari kita ulas pada tulisan di bawah ini!
Peran Siang dan Malam bagi Tubuh
Seiring dengan perubahan waktu, ternyata tubuh kita manusia tunduk pada yang namanya perubahan fisiologis. Di mana ini erat kaitannya dengan alasan mengapa siang dan malam itu harus ada.
Pada siang hari, terjadi penambahan sel darah putih (leukosit) dan kolestrol dalam darah. Yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Tentu ini penting bagi tubuh dan hanya terjadi pada siang hari saja.
Selain itu, pada siang hari tekanan darah dan detak jantung juga akan meningkat pesat. Di mana ini bertujuan untuk meningkatkan imunitas dan vitalitas. Ini juga penting bagi tubuh tentunya.
Dan peristiwa berikutnya, ginjal akan mengeluarkan sistem ekskresinya, yakni urine empat kali lipat dari malam hari, serta terjadinya peningkatan aktivitas elektrik pada otak. Inilah beberapa peristiwa penting bagi tubuh yang terjadi pada siang hari. Lantas, bagaimana dengan malam hari?
Peristiwa yang terjadi dalam tubuh pada malam hari juga tak kala penting di antaranya: terjadinya peningkatan hormon pertumbuhan, hormon proklatin, dan hormon testoteron. Pada malam hari suhu tubuh akan menurun lebih rendah. Kadar gula juga akan menurun hingga 30 persen dari siang hari.
Itulah mengapa, pada malam hari kita dilarang untuk mengonsumsi makanan yang manis-manis.
Hal lain yang juga terjadi pada malam hari, ialah sekresi pada lambung yang menurun. Di mana ini dapat berakibat buruk pada pencernaan. Itulah mengapa, kita dilarang untuk makan berat pada malam hari. Dan yang terakhir adalah terjadinya penurunan aktivitas pernapasan 30 persen dari siang hari.
See! Betapa kedua fenomena alam itu telah memiliki perannya masing-masing bagi tubuh manusia.
Baik. Setelah menyimak ulasan di atas ada satu hal yang menarik dan perlu kita ketahui. Apa itu? Bagaimana tubuh bisa tahu dan membedakan terjadinya pergantian waktu siang dan malam itu sendiri? Di sinilah pentingnya hipotalamus yang juga bekerja bersamaan dengan hadirnya malam dan siang.
Peran Hipotalamus
Hipotalamus adalah sebuah organ yang berada di otak manusia. Yang berperan memberi kode bagi tubuh bahwa siang dan malam telah tiba. Sehingga organ yang lain di dalam tubuh akan bekerja sesuai tupoksinya. Hipotalamus ini tak ubahnya jam biologis bagi tubuh manusia. Jadi bukan hanya kita manusia yang butuh jam, sistem dalam tubuh kita juga memiliki jam. Tepatnya dikenal dengan istilah jam biologis.
Hipotalamus amat sensitif dengan rangsangan cahaya. Ketika cahaya matahari muncul, maka ia akan ditangkap oleh mata dan jatuh tepat di retina. Lalu diubah menjadi sinyal saraf. Saraf pada mata akan meneruskan ini ke otak, yakni tepatnya menuju hipotalamus.
Ketika intensitas cahaya kuat, maka kinerja hipotalamus meningkat. Ia akan merangsang kelenjar pineal secara paksa untuk menekan laju produksi melatonin, yakni hormon perangsang rasa kantuk. Sehingga seseorang bagaimanapun kondisinya akan sadar dan terbangun. Ketika cahaya telah ada. Maka mau bagaimanapun kita terlelap. Ketika ada cahaya dan mata mampu menangkapnya, seketika itu kita akan tersadar.
Dan pada malam hari, ketika rangsangan cahaya berkurang. Hipotalamus akan bekerja sebaliknya. Di mana ia akan memaksa kelenjar pineal untuk menambah produksi melatonin. Sehingga kita akan merasakan kantuk yang lebih kuat bahkan nyaris tak bisa tertahankan. Alhasil, akan memaksa kita untuk segera beristirahat.
Inilah mengapa, hipotalamus dikatakan sebagai jam biologis bagi tubuh. Sebab ia mampu mendeteksi pergantian siang dan malam, dan darinya ia memberi kode bagi tubuh.
Maka selaraslah dengan beberapa firman Allah Swt. dalam Al-Quran yang tersebar di beberapa surah dimana Allah Swt. kerap menyinggung tanda kebesarannya terjadi pada pergantian siang dan malam. Ternyata memang sungguh luar biasa. Bayangkan, jika keduanya tak teratur. Maka kacaulah seluruh makhluk di bumi.
Bahkan sebagaimana yang ditulis dalam buku Sains dalam Al-Quran. Perubahan fisiologis pada tubuh manusia, yakni seirama dengan pergantian siang dan malam akibat rotasi bumi dengan kecepatannya 1000 mil per jam. Sesuatu yang buruk bisa terjadi pada tumbuhan dan tanaman di bumi, yakni terbakar. Jika kecepatan itu berkurang 100 mil saja per jam. Hal ini dikarenakan terik matahari akan panas menyengat dan malam akan menjadi terlambat datang, sehingga makhluk di bumi akan mati.
Maka inilah luar biasanya pergantian siang dan malam yang begitu teratur. Dan lagi-lagi hal ini memberi tanda bagi kita bahwa mustahil jika di balik keteraturan ini tak ada zat yang menganturnya. Yakni, Allah Swt.
Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Qashas: 71-72. Jika saja Allah menjadikan siang itu saja sampai kiamat. Maka siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam untukmu yang mana kamu dapat beristirahat di dalamnya? Sungguh, apakah semua ini tidak kamu perhatikan?
Maka dari cara kerja hipotalamus dan jam biologis ini kita belajar, betapa apik dan teraturnya Allah Swt. mengatur hidup kita hambanya. Lantas, masihkah kita membangkang terhadap-Nya?
Wallahu’alam bishawaab. []
Masyaallah, Maha Besar Allah Yang Telah Menciptakan segala sesuatunya dengan sempurna. Barakallah untuk penulis.