Dalam sistem wakanda manusia yang berkuasa.
Harta dipuja bak Sang Pencipta.
Sementara Dia Sang Pemilik semesta.
Diabaikan dan dipandang sebelah mata.
By: Messy Ikhsan
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
Ada tuan yang meramu bahasa
Bahwa negeri wakanda pemuja aturan logika
Urusan agama hanya ritual semata
Sementara aturan Tuhan dicampakkan entah ke mana
Ada tuan yang merangkai kata
Bahwa malaikat yang suci dan mulia
Bisa berubah jadi setan yang hina
Tatkala terjun dalam sistem negeri wakanda
Semua itu teruntai dari mulut tuan
Yang duduk di singgasana tahta kekuasaan
Bukan berasal dari oposisi yang berseberangan
Bukan bersumber dari musuh kepemimpinan
Kalau tuan berkenan membuka mata
Mengedepankan akal dan logika secara saksama
Bukan perasaan dan hawa nafsu manusia
Pasti tuan temukan hal istimewa
Dalam sistem wakanda manusia yang berkuasa
Harta dipuja bak Sang Pencipta
Sementara Dia Sang Pemilik semesta
Diabaikan dan dipandang sebelah mata
Hanya saja, tuan segan membongkar fakta
Khawatir jadi sasaran empuk pengusung tahta
Yang sombong dan berbaju jumawa
Sehingga memiliih mendendam di rongga dada
Atau jangan-jangan mulut tuan tak berguna
Sebab, disumbat oleh fatamorgana dunia
Ups, aku lupa menyetir kata-kata
Sehingga terbongkar rahasia sang raja
Jika tuan mau serius dan bijaksana
Mengurusi setiap insan yang bernyawa
Pasti akan garuk-garuk kepala Melihat aturan manusia yang berkuasa
Pihak yang benar dipandang sebelah mata
Sementara pihak yang salah sangat dipuja
Pihak koalisi dihadiahi kursi tahta
Pihak oposisi didoakan segera sirna
Aku tahu tuan punya hati
Ingin simpati dan peduli pada masalah negeri
Namun, mulut lebih dulu terkunci
Karena tergadai oleh iming-iming duniawi
Aku tahu tuan punya perasaan
Tak ingin melihat kejahatan dan kemaksiatan
Namun, raga terlebih dulu menduduki jabatan
Karena terpikat ambisi dan kekuasaan
Walau mengabaikan perintah dan syariat Tuhan
Oh, tuan … sudahlah!
Berubah dan berhijrahlah
Sudah cukup mengkhianati Allah dan Rasulullah
Sebelum tuan binasa dan musnah
Oh, tuan … berhentilah!
Sudah cukup bermuka dua dan indah
Bertobat dan insaf segeralah
Sebelum nyawa enyah dan musnah[]