Kematian mulai membayang
Bulir menyeruak di sudut netra
Tiba waktu ajal akan bertandang
Jasad menyentuh tanah berlubang
Oleh: Nurmilati
NarasiPost.Com-Empat dasawarsa telah berlalu
Usia bertambah mengikuti putaran waktu
Meniti hari lewati zaman
Raga pun menua perlahan-lahan
Masyaallah, tabarakallah!
44 tahun langkahku berpijak
Berkuranglah jatah hidup menuju alam barzah
Bersiaplah diri dengan iman memuncak
Di ujung Februari, sulur gerimis masih setia
Membasahi Kota Hujan, menguar aroma basah tanah
Teringat kembali pada tiap kepingan dosa
Memaksa diri untuk segera berbenah
Bukan saatnya raga bergelayut manja
Pada gerimis di ujung senja
Hari tak akan berwarna tanpa takwa
Hampa saat zikir tak lagi bersenyawa
Kematian mulai membayang
Bulir menyeruak di sudut netra
Tiba waktu ajal akan bertandang
Jasad menyentuh tanah berlubang
Kala waktu itu tiba
Akankah diri dalam dekapan iman
Saat nyawa akan meninggalkan raga
Saliva pun payah tuk ditelan
Kusebut nama-Mu di malam senyap
Kuhimpun selaksa do'a dalam ratap
Lingkupi aku dengan cahaya-Mu
Agar kumampu memandang-Mu
44 tahun di alam fana
Menapaki sisa usia
Terima kasih atas kasih sayang berlimpah
Betapa syukur dan sabar itu indah
Dalam setiap hembusan napas
Ada do'a yang terlantun
Dalam secarik kertas
Kutuliskan asa beruntun[]