Ilmu yang menghasilkan pahala jariah ini tentu yang seharusnya menjadi tujuan kaum muslim. Tugas negara Islam (Khilafah) yang kemudian harus menyediakan sarana dan prasarana, juga lingkungan kondusif yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk fokus mencari ilmu.
Oleh. Dia Dwi Arista
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Pernahkah melihat anime Naruto, yang dalam satu episodenya berhasil menghidupkan kembali beberapa hokage dengan jurus terlarang? Tentu cerita itu khayali, tak benar-benar terjadi. Namun, siapa sangka pada realitanya terdapat makhluk yang ternyata juga dapat dihidupkan kembali. Bedanya, mereka tidak memakai jurus terlarang seperti halnya cerita Naruto. Tetapi, mereka memakai “jurus“ sains teknologi yang berkembang pesat saat ini, hingga para ilmuwan dapat mengurai rahasia masa lampau yang masih abu-abu.
Siberia, adalah salah satu daerah di Rusia yang dijuluki sebagai pesaing untuk gelar Kutub Dingin Belahan Bumi Utara, meski tak semua wilayah Siberia memiliki iklim dingin yang ekstrem.
Wilayah timur laut Siberia, adalah daerah yang terkenal sebagai tempat penemuan harta karun kuno bagi ilmuwan. Sebab, banyak penemuan mencengangkan dunia pengetahuan yang ditemukan di daerah tersebut, mulai dari virus, DNA, hingga beruang utuh. Pun, pada kasus cacing purba yang hidup sekitar 46.000 tahun lalu ini, juga ditemukan di daerah timur laut Siberia tepatnya di Sungai Kolyma.
Studi yang diterbitkan pada Kamis 27/7/2023 lalu, mengungkap penemuan cacing yang dapat dihidupkan kembali setelah puluhan tahun dalam kondisi kriptobiosis. Menurut para pakar, cacing ini adalah spesies yang belum dikenal dalam dunia sains, hingga kemudian diberi nama Panagrolaimus kolymaensis (P. kolymaensis). Tentu penemuan cacing mikroskopis ini menjadi perhatian dunia, sebab ketangguhannya untuk survive dalam kondisi lingkungan ekstrem dan dalam kurun waktu yang lama perlu menjadi kajian bersama (kompas.com, 30 Juli 2023). Namun, tahukah kalian apa itu kriptobiosis? Dan apa manfaatnya sehingga para ilmuwan tertarik dengan hewan yang mampu bertahan dalam kondisi kriptobiosis ini?
Mengenal Kriptobiosis
Kriptobiosis adalah kondisi di mana metabolisme pada suatu organisme berada dalam kondisi antara hidup atau mati. Hal ini adalah respons terhadap keadaan lingkungan yang ekstrem seperti kekeringan, beku, atau bahkan hampa. Dalam kondisi ini (kriptobiosis), semua proses metabolisme akan terhenti, mulai dari perkembangan, perbaikan, hingga reproduksi. Kondisi kriptobiosis ini akan kembali normal saat keadaan lingkungan kembali ramah dan memungkinkan untuk organisme tersebut kembali hidup.
Dalam kondisi kriptobiosis ini, memungkinkan organisme bertahan hidup tanpa adanya air, makanan, juga oksigen. Bahkan, sebagian kasus ada yang tahan dengan suhu sangat tinggi, sangat rendah, atau sangat asin. Beberapa organisme yang berhasil melewati kondisi kriptobiosis adalah Tardigrade atau beruang air dan cacing Nematoda.
Diketahui, organisme yang mampu bertahan dalam kondisi kriptobiosis adalah organisme yang mampu menghasilkan gula yang disebut trehalose. Nah, trehalose inilah rahasia mereka dalam bertahan hidup di lingkungan ekstrem.
Penemuan Bermanfaat
Para ilmuwan sendiri, berlomba dalam menggali dan menginovasi penemuan-penemuan langka. Tak ayal, penemuan cacing purba dalam permafrost Siberia ini, menjadi pusat perhatian. Sebab, juara bertahan dari organisme yang mengalami kriptobiosis selama ini hanya 24 ribu tahun. Yakni, hewan mikroskopis Rotifera bdelloid yang ditemukan di Arktik.
Diharapkan, penemuan-penemuan serupa akan dapat bermanfaat dalam biologi konservasi, juga dapat melindungi spesies lain ketika mengalami perubahan lingkungan ekstrem serupa. Pun dengan ditemukannya cacing purba ini, para ilmuwan dapat memperkirakan dan mempelajari dari tahun bahkan zaman apa mereka hidup. Tak hanya itu, para ilmuwan juga akan dapat menguak tabir dengan meneliti lebih lanjut terkait adaptasi dan kelangsungan hidup makhluk di bumi.
Telah ramai diketahui, bahwa saat ini lingkungan sudah dalam kondisi rusak. Dan tak dapat dimungkiri akan muncul iklim-iklim ekstrem ke depannya. Jika para ilmuwan berhasil, bukan tidak mungkin akan ada teknologi yang dihasilkan untuk melindungi spesies lainnya dari kondisi iklim yang kompleks.
Pandangan Islam
Islam adalah agama yang menyeluruh. Dalam ajarannya, Islam mendorong kaum muslim untuk menuntut ilmu setinggi bahkan sejauh mungkin. Allah Swt. Berfirman dalam surah Al-Mujadalah ayat 11:
"Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu ‘Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,’ lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, ‘Berdirilah,’ (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan."
Begitu pula dalam salah satu hadis, Rasulullah saw. bersabda:
"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim" (HR. Ibnu Majah)
Akal yang Allah anugerahkan kepada manusia adalah bekal untuk mencari ilmu. Allah dan Rasul-Nya hanya menunjukkan sumber-sumber ilmu, namun manusialah yang harus mencari dan menggali.
Dalam Islam sendiri, terdapat doa dengan kalimat “ilmu bermanfaat” atau bahkan ilmu yang menghasilkan pahala jariah. Ilmu yang menghasilkan pahala jariah ini tentu yang seharusnya menjadi tujuan kaum muslim. Tugas negara Islam (Khilafah) yang kemudian harus menyediakan sarana dan prasarana, juga lingkungan kondusif yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk fokus mencari ilmu.
Contoh pada masa Bani Abbasiyah di Baghdad, Khalifah Harun Al-Rasyid membangun Baitul Hikmah yang tersohor sebagai perpustakaan, tempat penelitian, dan penerjemah. Di masa Abbasiyah, lahir banyak cendekiawan muslim, sebab negara memfasilitasi ilmu-ilmu dalam jenjang pendidikan, majelis-majelis, juga perpustakaan. Selain itu, negara menjamin kebutuhan pokok rakyatnya. Seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Sehingga, rakyat fokus dalam membangun peradaban. Sebagai apresiasi, negara juga menghadiahi emas seberat buku yang diterjemahkan atau dikarang kepada penulis atau penerjemah.
Tujuan adanya negara, salah satunya adalah untuk memudahkan kebutuhan umat, tak lain adalah demi kemaslahatan umat. Dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk rakyatnya mencari ilmu sebanyak-banyaknya, menghasilkan banyak cendekiawan-cendekiawan dan ahli dalam berbagai bidang keilmuan, yang bahkan hingga kini masih menjadi rujukan ilmuwan dunia. Beberapa ilmuwan tersebut adalah:
- Ibnu Sina
Saking terkenalnya dengan karya fenomenal Kitab Al-Qonun fi At-Tibb, Ibnu Sina terkenal hingga Eropa. Ia dijuluki dengan nama Avicena. Kitab tersebut dijadikan rujukan para dokter selama berabad-abad lamanya. Beliau adalah pakar di bidang ilmu kedokteran dan filsafat.
- Al-Khawarizmi
Al-Khawarizmi adalah seorang ilmuwan ahli matematika dan astronomi. Beliau dianggap sebagai penemu algoritma yang menjadi dasar pengembangan komputer modern. Salah satu penemuannya yang bernilai pahala jariah adalah penemuan angka nol (0). Hingga memudahkan umat manusia menghitung puluhan, ratusan, hingga ribuan, dan seterusnya.
- Jabir Ibn Hayyan
Di Barat, beliau terkenal dengan nama Geber. Ia merupakan ahli kimia modern dan banyak berkontribusi terhadap pengetahuan dunia. Karya-karyanya bahkan sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, dan menjadi sumber inspirasi bagi banyak ilmuwan dunia.
- Ibn Al-Haitsam
Atau yang dikenal dengan Alhazen. Beliau dikenal sebagai Bapak Optik. Beliau memiliki sebuah karya dalam bidang penglihatan dan optik. Yakni, Kitab Al-Manazir. Beliau adalah ilmuwan di bidang matematika, fisika, dan astronomi.
- Al-Jazari
Ia adalah ilmuwan pertama yang berhasil membuat robot. Robot tersebut beroperasi dengan bantuan hidrolik (tenaga air) yang dapat bergerak lincah dalam menghibur tamu KesultananTurki.
Dan masih banyak ilmuwan-ilmuwan lainnya yang berhasil dibentuk oleh pendidikan negara Khilafah.
Kesimpulan
Islam mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebab dengan adanya ilmu-ilmu tersebut, akan memudahkan hidup manusia. Baik dari segi meringankan pekerjaan, mengobati penyakit, hingga mengantisipasi datangnya bencana. Penemuan cacing purba P. kolymaensis jika berdampak baik bagi kelangsungan hidup manusia, tentu akan didukung penuh. Sebagai manusia yang serba terbatas, sudah seharusnya kita terus menggali dan meneliti keajaiban-keajaiban yang telah Allah ciptakan di dunia, agar menambah keimanan dan rasa syukur atas karunia Allah kepada umat manusia. Allahu a’lam bish-showab.
Hmm aneh bin ajaib,, sepertinya cacingnya tidak benar- benar mati. Hanya membeku dalam waktu lama alias koma
Benar, dia menonaktifkan diri istilahnya. Hehe
Bagus kalau NP punya rubrik sains. Tulisan yang keren.
Saat ini semakin banyak hewan-hewan purba yang berhasil dihidupkan kembali. Islam pun sangat mendorong umatnya untuk mencari ilmu dan meneliti tentang kehidupan dunia. Adanya keberhasilan penelitian tersebut akan semakin menambah ketakwaan seseorang.
Sangat mudah bagi Allah Swt. menghidupkan kembali makhluknya.. Allahuakbar
MasyaAllah ilmu baru. Gambarnya itu lho merinding duluan diriku.
Akankah ada mahluk lain yang dihidupkan kembali selain cacing purba? Hem, sains memang selalu menarik.
Masyaallah, teknologi makin canggih ya sampai hewan purba bisa dihidupkan kembali. Ilmu baru ini, barakallah mbak Dia ...
Tulisannya sangat bermanfaat. Pernah lihat soal cacing purba dalam berita di TV. Namun hanya mengupas sekilas saja. Membaca tulisan ini, rasa belajar ilmu biologi. Jazakillah penulis.
Cacing purba dihidupkan lagi...jadi penasaran dg makhluk yg satu inj.
Info menarik. Ternyata bisa ada yang bertahan antara hidup dan mati. Keren tulisannya
Kayak lagi belajar biologi dan sejarah. Barakallah mbak Dia, tulisannya keren.
Semoga bermanfaat