Kunjungan AS, bukan Kunjungan Biasa

Untuk lepas dari pembodohan ideologi dan politik yang dilancarkan oleh negara-negara adidaya dalam kunjungan-kunjungan bilateral, Indonesia sudah saatnya berani mengambil pilihan cemerlang mengadopsi Islam sebagai ideologi negara. Selanjutnya mengadopsi setiap sistem dan peraturan yang terkandung di dalam ideologi Islam.


Oleh: Aisyah Badmas

NarasiPost.com -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo akan berkunjung ke Indonesia. Selain Indonesia, selama satu pekan Pompeo rencananya akan melakukan kunjungan ke beberapa negara Asia tenggara lainnya seperti ke India, Sri Lanka, Maladewa. Tur Asia Pompeo akan berlangsung dari 25 Oktober hingga 30 Oktober.

Kunjungan Negara Adidaya ini ke beberapa Negara di Asia Tenggara tentu menjadi pertanyaan besar. Saat ditanya spesifik mengenai kunjungan ke Indonesia, Pompeo sendiri menyatakan  akan menyampaikan kekhawatiran tentang China karena orang Indonesia memiliki keinginan serupa dengan negara Asia Tenggara lainnya yakni Indo-Pasifik yang terbuka. Ia ingin memastikan hak-hak dasar, hak maritim, hingga hak kedaulatan.

Alasan kunjungan ini tentu menegaskan Hubungan antara Amerika Serikat dengan China yang semakin memburuk beberpa waktu belakangan.

Kunjungan pejabat AS jelas bermaksud mendesak Indonesia berada di belakang AS dalam soal  ketegangan Laut Cina Selatan dan perang dagang AS-Cina. Tentang Laut China Selatan adalah lokus geopolitik yang sangat strategis hari ini, lokasi ini telah menjadi arena pertarungan kekuatan besar maritim yakni AS dan China, sekaligus merupakan lokasi yang mempertemukan poros kekuatan negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara. Isu Laut China Selatan adalah salah satu isu terpanas dalam dua dekade terakhir yang didominasi persoalan kisruhnya batas maritim dan klaim teritorial oleh negara-negara sekitarnya.

Sementara dalam perang dagang, Posisi AS di mata dunia sebagai Negara Kapitalis terancam. China telah berubah menjadi raksasa ekonomi dunia dan adidaya regional yang ingin menandingi hegemoni Paman Sam. Reformasi politik dan ekonomi yang dijalankan sejak 1978. Pada 2010, China mengambil alih posisi Jepang sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia. Posisi tersebut berhasil dipertahankan sampai sekarang. Beberapa ekonom bahkan memprediksi ekonomi China akan melesat melampaui rivalnya AS.

Selain soal isu pertananan dan keamanaan, isu sosial-politik dengan memanfaatkan kelompok umat untuk kepentingan AS juga membonceng dalam kunjungan ini. Dilansir dalam republica.co.id (22/10), Pompeo akan hadir dalam forum gerakan Pemuda Ansor. Dalam lawatannya ke Ansor, Pompeo akan membahas mengenai dialog agama dan peradaban.

Kunjungan pejabat AS, bukan kunjungan biasa. Disaat AS memastikan posisi Indonesia senantiasa dibelakang AS. Di saat yang sama, Cina juga menempatkan Indonesia berada di pihaknya. Namun, menanggapi kunjungan pejabat AS tersebut Menlu Indonesia yakin Indonesia bisa tetap berada pada posisi netral dengan politik bebas aktif.

Amat disayangkan ‘ideologi’ negaranya bersifat netral dan bebas nilai. Justru kepolosan Indonesia mudah dibaca oleh asing untuk diperdaya. Bagaimana bisa Indonesia bersikap netral pada negara-negara yang memiliki basis ideologi seperti AS yang konsisten dengan sekuler-kapitalismenya, China dengan kapitalisme dalam ekonominya dan sosialis dalam menjalankan pemerintahannya.

Sementara tidak ada netralitas pada suatu ideologi dalam bernegara, sebab ideologi bersifat khas dan unik dengan sudut pandang tertentu. Begitu pula negara yang mengemban sebuah ideologi tidak akan pernah netral dari keberpihakan ideologi dan politik. Begitupun setiap negara pengemban ideologi kapitalisme-sekularisme pasti berusaha mengamankan kepentingan nasionalnya dalam menjajakan ideologi.

Dampaknya bagi negara jajahan, ketidakjelasan ideologi akan memberi ruang lebar invasi negara target secara politik, ekonomi, bahkan militer. Menanam kaum intelektual, para ahli sebagai agen-agen, serta penguasa boneka sebagai anteknya. Dan agaknya Indonesia merupakan target negara adidaya, tanpa berbasis ideologi Islam, mustahil bisa menolak agenda adidaya. 

Juga di sisi lain, umat Islam hanya menjadi korban politik belah bambu AS. Indonesia selamanya tidak akan pernah menjadi negara maju, karena cukup puas disebut negara –senantiasa– berkembang. Padahal sejatinya Indonesia tidak disebut negara miskin oleh negara-negara adikuasa agar Indonesia tidak pernah memberontak dalam keterjajahan. Pilih “stick” atau “carrot”.

Untuk lepas dari pembodohan ideologi dan politik yang dilancarkan oleh negara-negara adidaya dalam kunjungan-kunjungan bilateral, Indonesia sudah saatnya berani mengambil pilihan cemerlang mengadopsi Islam sebagai ideologi negara. Selanjutnya mengadopsi setiap sistem dan peraturan yang terkandung di dalam ideologi Islam.[]

Picture Source by Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected].

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Akhiri Pengkhianatan Berkedok Normalisasi dengan Khilafah dan Jihad
Next
Ajakan Boikot Produk Perancis, Buah Iman yang Terasa Manis
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram