Getah Moderasi Beragama

Getah Moderasi Beragama

Moderasi beragama sudah jelas akan mengubah cara berpikir dan sikap seorang muslim dari yang taat pada syariat menjadi muslim yang menjunjung tinggi nilai demokrasi sekuler liberal

Oleh. Maftucha
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Agenda moderasi beragama bertujuan untuk mengubah nilai-nilai Islam agar sesuai dengan nilai-nilai demokrasi, menjunjung HAM, feminisme, gender, dan liberal.

Indonesia akan kedatangan tamu yang cukup spektakuler yakni Paus Fransiskus atau pemilik nama Jorge Mario Bergoglio ini akan berkunjung ke Indonesia pada 3 hingga 6 September 2024 mendatang. Salah satu agenda dari kedatangan pemimpin umat Katolik sedunia ini adalah menghadiri pertemuan tokoh lintas agama di Masjid Istiqlal, Jakarta.

Spirit Kunjungan

Paus Fransiskus adalah paus ketiga yang datang ke Indonesia. Dua paus sebelumnya yakni, Paus Paulus VI (3 Desember 1970) dan Paus Yohanes Paulus II (8-12 Oktober 1989). Pertemuan tokoh lintas agama ini adalah agenda rutin sejak sebelumnya pada 4 Februari 2019 Paus Fransiskus telah melakukan pertemuan dengan Imam Agung Masjid Al-Azhar Mesir Syaikh Ahmad ath-Thayyib yang dilaksanakan di ibu kota Persatuan Emirat Arab dan membuahkan Dokumen Abu Dhabi.

Dokumen Abu Dhabi tersebut berisi pesan akan persaudaraan antarumat beragama di tengah maraknya intoleransi. Untuk itu pertemuan tokoh lintas agama ( interreligious meeting ) di Masjid Istiqlal, Jakarta tersebut merupakan agenda penting sebagai tindak lanjut dari dokumen Abi Dhabi.

Spirit kunjungan Paus Fransiskus inilah yang akan semakin menajamkan getah moderasi yang diusung oleh Barat.

Agenda Moderasi

Kedatangan Paus Fransiskus tidak lepas dari agenda moderasi beragama yang juga sedang digencarkan oleh pemerintah Indonesia. Moderasi beragama dianggap sebagai langkah tepat untuk mencegah tindakan-tindakan yang dianggap intoleran, radikal, dan tindakan ekstremis yang berlawanan dengan nilai-nilai demokrasi.

Moderasi yang berarti tengah atau yang sering disamakan dengan wasath (tengah) dianggap sebagai solusi agar seseorang tidak berlebihan dalam melakukan praktik agamanya sehingga tidak menimbulkan gesekan di tengah-tengah masyarakat.

Sasaran Moderasi Beragama

Moderasi yang merupakan turunan kata moderation memiliki makna tidak berlebihan atau kekurangan alias seimbang. Pegiat moderasi ini juga sering kali menggunakan kata wasath dari bahasa Arab yang artinya pertengahan.

Maka moderasi beragama yang dimaksud di sini adalah upaya untuk mengurangi kekerasan dalam cara berpikir dan bersikap dalam menjalankan agamanya.

Moderasi yang digaungkan oleh pemerintah dan dunia sebenarnya sasarannya jelas yakni muslim yang dianggap berpaham radikal yang selama ini menyerukan penerapan Islam secara paripurna. Agenda moderasi beragama bertujuan untuk mengubah nilai-nilai yang ada agar sesuai dengan nilai-nilai demokrasi, menjunjung HAM, feminisme, gender, dan liberal.

Muslim yang menyerukan bahwa pemimpin mereka harus orang muslim, memaknai jihad dengan perang, menolak bentuk kesyirikan yang dilakukan muslim lain, menolak perayaan agama lain yang dilakukan oleh muslim dianggap sebagai paham yang ekstrem dan intoleran.

Bahaya Moderasi Beragama

Moderasi beragama sudah jelas akan mengubah cara berpikir dan sikap seorang muslim dari yang taat pada syariat menjadi muslim yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang ditetapkan manusia yaitu demokrasi sekuler liberal. Moderasi beragama ini mengajak umat Islam agar toleran dalam hal-hal yang bersifat mendasar seperti turut merayakan dan mengucapkan hari besar agama lain, menganggap semua agama sama, serta tunduk pada nilai kebebasan. Getah moderasi ini akan sulit dihindari oleh kaum muslim selama mereka terperangkap pada ide demokrasi sekuler.

Dan pada akhirnya, umat Islam dibuat lupa pada kewajiban menerapkan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. dan penegakan Khilafah Islamiah. Inilah getah dari moderasi beragama yang akan melumpuhkan pemikiran umat Islam yang bersih.

Islam Agama Rahmatan lil 'Alamin

Tuduhan bahwa muslim yang ingin menegakkan syariat Islam identik dengan kekerasan, terorisme, dan radikal adalah stereotip yang senantiasa di blow up , dan ternyata berhasil.

https://narasipost.com/opini/07/2024/moderasi-beragama-upaya-mengerdilkan-islam/

Padahal fakta membuktikan bahwa justru yang melakukan tindakan terorisme adalah dari pihak-pihak yang selama ini mereka lindungi, sebut saja OPM yang hingga detik ini tidak tersentuh hukum, padahal sudah banyak korban yang berjatuhan, bahkan mereka tidak pernah dijuluki teroris.

Dalam skala internasional Israel juga tidak pernah dianggap sebagai teroris dan tindakan mereka justru mendapat dukungan dan perlindungan, sedangkan Islam dan kaum muslim selalu menjadi kambing hitam.

Islam adalah agama sekaligus ideologi. Islam memiliki seperangkat aturan kehidupan yang sempurna, setiap aturan yang ditegakkan akan memberikan rasa ketenangan dan keadilan. Allah Swt. berfirman dalam surah Al-A'raf ayat 96 yang artinya:

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya". QS. Al-A'raf: 96

Penegakan syariat Islam justru untuk menjawab seluruh masalah yang ditimbulkan oleh ideologi kapitalisme. Kemiskinan akibat buruknya tata kelola SDA, rusaknya generasi muda akibat gaya hidup yang liberal, penjajahan ekonomi, tersanderanya hukum oleh segelintir orang kaya adalah buah dari penerapan ideologi buatan manusia.

Dalam sejarahnya selama 14 abad Islam mampu memimpin dunia dengan menghasilkan sebuah peradaban yang gemilang, yang mampu memberikan rasa keadilan, melindungi nonmuslim sebagaimana muslim, menaklukkan berbagai wilayah tanpa memaksa meninggalkan keyakinan mereka.

Islam tidak butuh moderasi karena Islam sudah mengajarkan bagaimana cara bertoleransi yang benar, jihad bermakna perang tetap akan dilakukan selama musuh juga mengobarkan peperangan. Sejarah telah mencatat bahwa hanya Khilafah yang mampu menaungi rakyatnya yang heterogen tanpa gesekan. Getah kekufuran akan makin hilang dan tak berbekas ketika Khilafah ditegakkan. Wallahu a’lam []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
maftucha Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Wantimpres Jadi DPA: Pembagian "Kue" Jabatan
Next
Sampah Pangan di Tengah Tingginya Kasus Stunting
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
2 months ago

Sepakat jika moderasi beragama bahaya bagi umat.

Maftucha
Maftucha
3 months ago

Terima kasih tim NP atas kesempatannya, juga atas perbaikan beberapa bait nya

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram