Akal-akalan Sistem Zonasi, Masihkah Dipertahankan?

sistem zonasi

”Maka, jika perebutan mendapatkan zonasi sekolah favorit dilakukan dengan jalan kecurangan, maka sudah pasti ada hal yang harus dibenahi dengan sistem pendidikannya.”

Oleh. Desi Wulan Sari
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Orang tua tengah sibuk saat ini, memasuki tahun ajaran baru mereka berbondong-bondong mengurus berbagai kebutuhan administrasi yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan pemberkasan dokumentasi yang dibutuhkan dalam mendapatkan sekolah-sekolah negeri favorit atau tujuan berdasarkan sistem zonasi. Namun, ternyata banyak persoalan yang terjadi di dalam sistem zonasi tersebut.

Seperti halnya pada berita yang dilansir oleh media Kompas.com, 7 Juli 2023 disebutkan bahwa Walikota Bogor, Bima Arya dibuat geram saat diketahui adanya kecurangan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi Kota Bogor. Bukan tanpa sebab, tak sedikit manipulasi data yang dilakukan oknum orang tua agar anaknya mendapatkan sekolah yang diinginkan. Semua hal ditempuh, meski dengan cara yang tidak benar.

Kecurangan PPDB sistem zonasi, khususnya di Kota Bogor banyak terjadi disebabkan calon peserta didik baru yang ingin masuk ke sekolah favorit. Adapun kecurangan yang kerap kali dilakukan terkait pemalsuan alamat di Kartu Keluarga (KK) atau mengubah KK ke alamat fiktif.

Pada dasarnya, tujuan awal dibuatnya sistem zonasi adalah untuk memberikan kemudahan, prioritas kepada anak-anak yang tinggal di seputar lingkungan sekolah, dengan maksud menghilangkan istilah sekolah favorit yang ada sebelumnya.

Faktanya, persoalan seperti ini tidak hanya terjadi di tahun ini, tetapi di tahun-tahun sebelumnya sudah terjadi. Hal tersebut diketahui dari banyaknya laporan online yang masuk, dan jumlah angka laporan yang tinggi dari orang tua karena merasa dirugikan dengan adanya sistem zonasi ini.

Sehingga pertanyaan yang muncul di tengah masyarakat, apakah benar permasalahan utama dari sistem zonasi ini karena banyaknya kecurangan dalam pemalsuan dokumen administrasi orang tua calon peserta didik baru saja?

Jika saja kita melihat kondisi yang ada, akar permasalahan yang terjadi atas persaingan mendapatkan sekolah favorit adalah tidak meratanya fasilitas dan kualitas tiap sekolah yang ada di kota ataupun kabupaten. Lokasi setiap sekolah negeri pun tidak teratur, kadang saling berdekatan sehingga membuat kacau calon peserta didik dalam memilih dan memutuskan untuk melakukan kecurangan karena menginginkan yang bukan haknya.

Persoalan sistem zonasi telah banyak menuai pro dan kontra dalam masyarakat. Bukan saja dalam persoalan pemilihan jarak atau zonasi domisili calon peserta didik, persoalan kurikulum pun ikut menjadi persoalan yang memprihatinkan dalam dunia pendidikan hari ini. Bergantinya kurikulum setiap tahunnya membuat para pengajar dan pelajar bingung dalam menjalankan proses belajar yang berjalan.

Semua persoalan di atas akan terus muncul dalam dunia pendidikan, karena sistem pendidikan yang diterapkan adalah sistem pendidikan ala kapitalis sejalan dengan sistem sekuler dan liberal yang mereka gunakan untuk mendidik generasi muda masa depan bangsa.

Pendidikan dengan sistem zonasi tidak menjamin adanya pemerataan dalam mendapatkan pendidikan yang sama, bukan hanya pemerataan dalam penyebaran calon peserta didik sesuai wilayah terdekatnya, tetapi juga persoalan adanya ketimpangan besar dalam fasilitas sarana dan prasarana antara sekolah yang satu dengan lainnya.

Maka, jika perebutan mendapatkan zonasi sekolah favorit dilakukan dengan jalan kecurangan, maka sudah pasti ada hal yang harus dibenahi dengan sistem pendidikannya. Namun, sistem pendidikan ini pun tergantung pada sistem pemerintahan yang digunakan negara, dan saat ini sistem pendidikan kapitalis yang tengah menguasai dunia pendidikan kita kini.

Sehingga, esensi pendidikan yang sebenarnya sudah tergerus oleh kepentingan para pemilik modal yang menimbulkan masalah besar, tanpa memiliki solusi tuntas di dalamnya. Karena sekolah menjadi ajang persaingan bisnis dalam dunia pendidikan. Begitu pun output dari para lulusan sekolah ini lebih difokuskan pada tenaga kerja muda yang siap bekerja menjadi tenaga kerja pabrik yang cocok untuk tujuan ekonomi kapitalis. Bahkan faktanya, kurikulum hari ini telah berubah dari pendidikan pelajar beriman dan bertakwa secara keseluruhan menjadi pelajar yang mendapatkan kurikulum pengetahuan dan keahlian untuk industrialisasi, baik manufaktur maupun agroindustri untuk dimanfaatkan oleh perusahaan global yang hanya mementingkan keuntungan. Hal itulah yang menyebabkan biaya pendidikan makin lama makin melambung tinggi.

Lantas, bagaimanakah cara mengubah sistem pendidikan zonasi yang penuh kontroversi ala kapitalis? Mengubahnya dengan sistem pendidikan yang bisa membawa pendidikan kembali kepada tujuan utamanya, yaitu menciptakan generasi beriman dan bertakwa, memiliki pemikiran cemerlang bagi masa depan bangsa.

Menghilangkan Akar Permasalahan

Pada dasarnya pendidikan merupakan instrumen terpenting bagi manusia untuk memenuhi hakikat dan martabat sebagaimana ide dasar yang disampaikan dalam Al-Qur’an yang menciptakan manusia dengan akalnya agar mereka mau berpikir.

Allah Swt. berfirman dalam QS. Al-Ankabut ayat 43,

ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ وَمِنَ ٱلْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ ٱلْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ ٱللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَىْءٍ عِلْمًۢا

“Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.”

Rasulullah saw. bersabda,
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim. ” (HR. Ibnu Majah)

Mencari solusi tentang kisruhnya sistem zonasi hanyalah dengan mengubah sistem pendidikan terbaik yaitu dengan sistem pendidikan Islam yang ideal, di mana sistem pendidikan ini tidak memiliki perbedaan anggaran, fasilitas, ataupun infrastruktur antara sekolah satu dengan yang lainnya. Semua diberikan fasilitas sesuai kebutuhan.

Tanggung jawab negara dalam mengatur urusan pendidikan rakyat menjadi fokus penting agar masalah pendidikan berjalan dengan baik sesuai dengan kebutuhannya. Pemerintah, dalam hal ini mampu memberikan edukasi kepada masyarakat terkait tiga pilar pendidikan dalam Islam yaitu orang tua, masyarakat, dan negara. Sehingga menciptakan hasil pendidikan generasi bukan tergantung pada sekolah saja, melainkan sinergi di antara ketiga pilar tersebut.

Terkait dengan sistem zonasi dalam pendidikan Islam, murid berhak sekolah di mana pun yang mereka inginkan, karena semua sekolah sudah memiliki standar kualitas yang sama, sehingga tidak perlu terjebak pada sesuatu hal yang bukan masalah pokok.

Maka, inilah beberapa hal yang dilakukan dalam sistem pendidikan Islam antara lain:

  1. Menyediakan kurikulum berkualitas yang didukung tiga pilar pendidikan. Orang tua yang peduli pada pendidikan anak, masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan dan agama, dan negara yang berperan sebagai pemimpin, memastikan semua pilar berjalan secara efektif.
  2. Negara tidak dibolehkan berlepas tangan dalam pendidikan. Pemerataan kualitas pendidikan harus dilakukan.
  3. Pendidikan Islam sebagai solusi yang memiliki konsep pendidikan berbasis akidah Islam.
  4. Kurikulum pendidikan Islam berkualitas tinggi, karena bersumber dari wahyu Allah.
  5. Negara memosisikan diri sebagai pelayan dan pengurus rakyat, sehingga pendidikan bisa diakses oleh seluruh rakyat dengan mudah dan gratis.
  6. Negara menjamin pendidikan rakyat, mulai dari fasilitas infrastruktur, kurikulum, penyediaan guru yang berkualitas, kesejahteraan guru hingga pembiayaan pendidikan yang ditanggung sepenuhnya oleh negara.

Itulah beberapa solusi dan jaminan yang ditawarkan oleh sistem pendidikan Islam. Di mana negara berkewajiban menjamin tiga kebutuhan pokok masyarakat dalam hal pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Jaminan ini bersifat langsung dari negara. Sejatinya, sistem pendidikan Islam hanya mampu diwujudkan jika sistem pemerintahan yang diambil adalah sistem Islam secara kaffah. Berbagai kebijakan yang diambil harus sesuai dengan kalamullah dan hadis Rasul yang akan membawa kemaslahatan bagi seluruh umat. Maka, saatnya umat kembali kepada Islam sebagai solusi hakiki bagi setiap persoalan yang ada di muka bumi ini.

Wallahu a’lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Desi Wulan Sari Seorang penggiat dakwah dan Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Psyllium Husk, Serat Pangan yang Naik Daun
Next
Menjadi Sosok Terasing di Antara Orang-Orang yang Berpaling
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

12 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

alhamdulillah.. analisa yang keren..

Desi
Desi
Reply to  R. Bilhaq
1 year ago

Terima kasih mbak

Sherly
Sherly
1 year ago

Potret buruk sistem pendidikan saat ini. Harus segera dibenahi tapi secara sistemik karena aturan satu dan lainnya ada saling keterkaitan. Bahkan, ada sekolah yang kosong dari siswa baru karena sarpras yang buruk. Di sisi lain, ada sekolah yang diserbu hingga menimbulkan kecurangan. Ingin mendidik generasi berkualitas, tapi dimulai dari memberi contoh yang buruk salah satunya kecurangan, bagaimana bisa?

Desi
Desi
Reply to  Sherly
1 year ago

Sepakat teh

Neni Nurlaelasari
Neni Nurlaelasari
1 year ago

PPDB bukan tahun ini saja banyak terjadi kecurangan. Bahkan tak sedikit yang menempuh jalur yang tidak benar dengan permainan uang demi masuk sekolah favorit. Padahal sistem pendidikan antara sekolah favorit dengan yang bukan favorit sama saja. Hanya ujungnya selembar ijazah untuk melamar pekerjaan. Maka benarlah jika masalah PPDB hanya cabang saja. Masalah intinya dari sistem yang diterapkan negeri ini yaitu sistem kapitalis.

Desi
Desi
Reply to  Neni Nurlaelasari
1 year ago

benar mbak, fakta yang berbicara bagaimana kapitalisme pendidikan miris bagi masyarakat

Nining Sarimanah
Nining Sarimanah
1 year ago

Masalah yang ditimbulkan sistem zonasi merupakan problem tiap tahun. Seharusnya pemerintah belajar dari pengalaman. Selama sistem pendidikan bercorak kapitalisme, maka masalah ini akan terus terulang.

Desi
Desi
Reply to  Nining Sarimanah
1 year ago

sistem kapitalisme biang kerusakan pendidikan umat

Sartinah
Sartinah
1 year ago

Problem pendidikan memang menjadi masalah klasik yang tidak pernah mampu diselesaikan oleh negara hingga kini. Sistem zonasi yang digadang-gadang jadi solusi, ternyata membuat masalah jadi semakin rumit. Belum lagi persoalan kurikulum yang tidak pernah menemukan sistem baku. Tiap ganti menteri, ganti pula kurikulum. Walhasil, guru pusing, murid bingung, orang tua pun ikut pening. Problem ini hanya akan tuntas dengan menerapkan sistem pendidikan Islam dan ucapkan good by pada pendidikan ala kapitalis.

Desi
Desi
Reply to  Sartinah
1 year ago

Aamiin semoga segera terwujud

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram