Uang Palsu Bikin Rupiah Babak Belur

Uang Palsu

Selama sistem kapitalisme masih dipakai untuk mengatur sebuah negara, maka maraknya peredaran uang palsu akan terus melaju

Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Rupiah kembali babak belur. Setelah dihantam nilai tukarnya oleh dolar AS, kini rupiah juga sedang dilanda masalah. Rupiah sedang dihajar oleh adanya uang palsu yang berjumlah fantastis. Miris, rupiah dihajar sampai babak belur oleh sistem yang makin ngawur.

Dikutip dari Liputan6.com (22-6-2024), uang palsu yang bernilai miliaran rupiah telah ditemukan oleh jajaran Polda Metro Jaya. Uang tersebut adalah pesanan dari seorang yang berinisial P yang berdomisili di Jakarta. Meskipun para tersangka sudah ditetapkan dan ditangkap, namun tidak tertutup kemungkinan bahwa sindikat pembuatan uang palsu akan terus terjadi karena melibatkan banyak oknum.

Produksi uang palsu tersebut bernilai Rp22 miliar. Bahkan uang palsu tersebut setelah diproduksi sempat disimpan di kantor akuntan publik, karena uang tersebut akan dihargai senilai Rp55 miliar. Menurut pengakuan para tersangka, uang tersebut akan ditukar dengan uang asli dengan perbandingan sebesar 4 dibanding 1. Yakni, 4 lembar uang palsu akan dibeli dengan satu lembar uang asli. (liputan6.com)

Imbauan dari BI terkait Uang Palsu

Menanggapi merebaknya uang palsu yang beredar saat ini, Bank Indonesia mengimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada terhadap keaslian rupiah. Untuk memastikan keasliannya masyarakat harus lebih teliti. Salah satunya menggunakan metode 3D, yakni dilihat, diraba, dan diterawang. Bisa juga dicek keasliannya dengan alat bantu sederhana yaitu dengan UV maupun kaca pembesar.

Bank Indonesia juga berpesan agar masyarakat menjaga dan merawat uang rupiah, yang merupakan simbol negara. Karena pihak Bank Indonesia sendiri ketika mengedarkan uang, sudah melakukan beberapa unsur pengamanan yang ketat.

Uang Palsu Bersumber dari Sistem Kapitalisme Sekuler

Meskipun negara sudah melakukan berbagai usaha untuk mencegah terjadinya pemalsuan uang dan memberantasnya secara tuntas, namun nyatanya tiap tahun bahkan setiap saat masih saja ditemukan peredaran uang palsu, yang jelas sangat merugikan rakyat dan negara. Namun, inilah konsekuensi logis dari penerapan sistem kapitalis sekuler. Selama sistem ini masih dipakai untuk mengatur sebuah negara, maka sistem ekonomi dan keuangannya otomatis akan bermuara padanya. Maka maraknya peredaran uang palsu akan terus melaju.

https://narasipost.com/opini/05/2024/rupiah-melemah-ekonomi-makin-payah/

Dalam sistem kapitalis sekuler, selain lemahnya sistem hukum terhadap sanksi bagi pelaku dan sindikat pemalsuan uang, nyatanya sistem fiat money ala kapitalisme memang rentan dan membuka peluang besar bagi maraknya pemalsuan uang kertas. Sebuah sistem yang memisahkan agama dari kehidupan, membuat banyak manusia nekat melakukan sesuatu demi materi. Meskipun perbuatan tersebut merugikan banyak pihak, termasuk tindakan pemalsuan uang. Selain adanya kesempatan, kejahatan ini timbul akibat dari sistem yang tidak menjadikan agama aturan di ranah kehidupan publik.

Selain itu, keberadaan uang kertas bahannya bisa dipalsukan lebih mudah dibanding uang yang berasal dari bahan emas atau perak. Dilihat dari sudut mana pun, nyatanya emas dan perak akan lebih tahan terhadap laju inflasi. Terutama dari sisi keaslian dan kepalsuan nilai uang tersebut. Terbukti hingga saat ini nilai satu dinar dan dirham jika dibelikan barang, nilainya akan tetap sama. Dari zaman nabi hingga saat ini, harga seekor kambing jika menggunakan nilai tukar dinar atau dirham nilainya akan tetap sama.

Sekilas tentang Standar Moneter Global

Standar moneter global yang dikontrol AS, yang mana seluruh mata uang di dunia dikaitkan dengan cadangan dolar AS, membuat negara tersebut memiliki kemampuan untuk memengaruhi negara lain agar mengadopsi dolar. Termasuk melalui tekanan untuk dolarisasi. Hal ini terlihat bagaimana AS memaksa negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah untuk menerima pembayaran komoditas minyak hanya dalam dolar (uang kertas). Dominasi dolar tersebut menyebabkan dinamika yang terjadi di Amerika Serikat. Keberadaan uang kertas dolar juga membuat ekonomi di banyak negara menjadi tidak stabil.

Kita tentu sudah memahami bagaimana karakter dari perekonomian modern yang dicirikan dengan majunya sektor nonriil, baik di perbankan maupun di pasar modal. Dalam perekonomian modern tersebut, jumlah dana dari sektor mana pun disimpan dalam bentuk surat berharga, seperti saham, obligasi, maupun bentuk lainnya. Akibatnya, perputaran uang di sektor nonriil jauh lebih besar dibanding dengan perputaran uang di sektor riil. Jadi jika ada gejolak politik, sosial, maupun munculnya berbagai rumor, ini bisa langsung berimbas pada jatuhnya nilai dari surat berharga tersebut.

Sistem Keuangan Islam Berantas Uang Palsu

Kondisi keuangan dalam sistem Islam sangat berbeda dan bertolak belakang dengan sistem keuangan kapitalis sekuler. Sistem Islam mempunyai mata uang yang tangguh dan anti-pemalsuan. Penggunaan standar mata uang emas dan perak atau yang dikenal dengan dinar dan dirham merupakan mata uang yang akan diadopsi oleh negara yang menerapkan sistem Islam yaitu Khilafah.

Sistem mata uang emas dan perak yang dirancang dalam sistem Islam yang diterapkan dalam kekhilafahan, akan sangat susah untuk dipalsukan. Oknum atau sindikat pemalsu uang akan berpikir ribuan kali untuk membuat uang palsu. Karena sanksi yang didapat akan memberikan efek jera bagi pelaku pemalsu uang.

Selain itu, dalam sistem Islam uang yang dicetak harus sesuai dengan keberadaan emas yang dimiliki. Karena itu, negara yang menerapkan standar emas secara penuh juga akan melarang praktik yang bisa memungkinkan sektor perbankan untuk melipatgandakan uang yang dikeluarkan oleh bank sentral. Uang yang beredar akan dikontrol ketat oleh pihak yang berwenang, sehingga kecil kemungkinan terjadi pemalsuan uang, sebagaimana yang terjadi saat ini.

Islam juga mengaitkan satuan mata uang emas dan perak dengan berbagai hukum seperti diat dan batasan potong tangan. Dalam hal ini tegas sekali jika keberadaan nilai mata uang bisa berdampak pada hukum. Rasulullah saw. pada masanya juga telah menetapkan emas dan perak sebagai mata uang. Beliau menetapkan uang dinar dan dirham sebagai standar mata uang untuk transaksi barang dan jasa. Oleh sebab itu, sebagai umat Islam kita harus mencontoh apa yang telah dicontohkannya.

Sebagaimana Allah berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 21 yang artinya, “Sungguh telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat, dan dia banyak mengingat Allah.”

Maka sebagai umat Islam hendaklah kita menjadikan Nabi Muhammad saw. sebagai teladan dalam setiap amal perbuatan. Dari teladan beliau sebagai individu dan teladan dari beliau sebagai kepala negara, dan dalam menjalankan sistem pemerintahannya. Oleh karena itu, ketika sistem Islam kaffah diterapkan dalam segala lini kehidupan, maka sistem keuangan yang dibangun juga akan menjadi penopang sistem ekonomi yang baik. Maka, jelas sekali jika keberadaan dinar dan dirham jauh lebih baik dibanding dengan standar mata uang kertas atau fiat money.

Alhasil, ketika sistem Islam diaplikasikan dalam sebuah negara yakni Khilafah, maka solusi yang sahih untuk mengatasi problem pemalsuan uang adalah dengan penerapan standar keuangan yang berdasarkan pada nilai dinar dan dirham. Sebuah standar keuangan yang aman dari segala bentuk pemalsuan. Sehingga tidak ada lagi cerita uang kertas babak belur dihantam inflasi dan naiknya nilai tukar dolar, terlebih hantaman dari banyaknya uang palsu yang beredar.

Wallahu’alam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
isty Daiyah Kontributor NarasiPost.Com & Penulis Jejak Karya Impian
Previous
Sejumput Asa untuk My Inspiration
Next
Always Love Your Mother
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Firda Umayah
Firda Umayah
3 months ago

Penerapan sistem kapitalisme memang membuat hidup masyarakat tak tenang. Padahal kalau mau diterapkan dengan sistem Islam, negeri ini bisa karena memiliki potensi yang besar.

Siti komariah
Siti komariah
3 months ago

Memang ngeri-ngeri sedaap peredaran uang palsu. Tapi yah beginilah sistem kapitalisme rawan pemalsuan uang. Karena standarnya kertas. Beda banget dengan Islam emas dan dirham.

Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
3 months ago

Waduh uang palsu bikin gaduh
Ditengah-tengah ekonomi yang babak belur
Akibat sistem yang ngawur
Tidak jera ya dengan sistem yang ada
Mestinya beralih kepada sistem dari yang Mahakuasa
Semoga tulisan mba Isty membuka wawasan pembaca. Keren Mba

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
Reply to  Dewi Kusuma
3 months ago

Aamiin, terimakasih binda Dewi

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram